Kemendikbud Optimalkan Peran Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)  23 Juli 2017  ← Back

Yogyakarta, Kemendikbud --- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) saat ini tengah berupaya mengoptimalkan peran Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP). MGMP yang perannya kini sedang digalakkan oleh Mendikbud Muhadjir Effendi, diharapkan mampu menjadi ujung tombak, sehingga nantinya urusan soal dan evaluasi tidak terus-menerus hanya mengandalkan pemerintah pusat (Kemendikbud).

"Nanti betul-betul eksistensi Bapak/Ibu guru akan kita wujudkan," ujar Sekretaris Jenderal Kemendikbud Didik Suhardi, di sela-sela Rapat Koordinasi Teknis (Rakortek) Ketua Komunitas Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan di Yogyakarta, Sabtu (22/7/2017).

Ia mengatakan, dengan program penguatan MGMP, kompetensi guru dapat diwujudkan sehingga kurikulum apapun yang diterapkan tidak akan ada masalah, termasuk Kurikulum 2013. Menurutnya, implementasi Kurikulum 2013 dapat berjalan dengan baik apabila kompetensi guru-guru juga baik.

Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (P4TK) Matematika Yogyakarta melaksanakan Rakortek Ketua Komunitas Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan di Yogyakarta pada tanggal 21 s/d. 23 Juli 2017. Kepala P4TK Matematika Yogyakarta, Daswatia, menyampaikan bahwa rakortek ini merupakan gelombang yang ke-4 atau yang terakhir untuk wilayah Yogyakarta, Medan, Pekanbaru, dan Manado. Rakortek ini dihadiri 93 peserta.

Dalam rakortek, para peserta akan membentuk kelompok-kelompok kerja guru dan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Matematika untuk jenjang SD, SMP dan, SMA. Kegiatan yang menggunakan 10 modul dengan standar kompetensi guru ini, akan diintegrasikan dengan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK). "Nantinya guru diharapkan mampu membuat soal berstandar nasional," ujar Daswatia.

Di kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbud, Hilmar Farid, mengatakan pendidikan dan kebudayaan sangat erat kaitannya. Implementasi Kurikulum 2013 di lapangan membuka ruang yang luas untuk itu. "Musik, ritme, esensinya ke matematika. Sama dengan rupa, membicarakan titik dalam bidang" ujar Hilmar.

Mengutip  Jawaharlal Nehru mengenai "scientific temper" (perangai ilmiah), Hilmar menyampaikan bahwa perangai ilmiah menjadi landasan penting dalam kehidupan berbangsa. Menurutnya, guru matematika berada di garis depan dalam membentuk perangai ilmiah di dalam masyarakat Indonesia sebagai dasar dalam pembentukan karakter. (Desliana Maulipaksi/Anang Kusuma)
Sumber :

 


Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 25701 kali