Revitalisasi Sastra Lisan Wayang Cecak di Pulau Penyengat  28 Juli 2017  ← Back

Kemendikbud, Kepulauan Riau --- Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) melalui Pusat Pengembangan dan Pelindungan menyelenggarakan Revitalisasi Sastra Lisan Wayang Cecak Berbasis Komunitas di Balai Desa Pulau Penyengat, Kepulauan Riau. Kegiatan tersebut diselenggarakan bekerja sama dengan Kantor Bahasa Kepulauan Riau, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Tanjungpinang, dan Dinas Kebudayaan Provinsi Kepulauan Riau.
Wayang Cecak adalah salah satu jenis kesenian asli Pulau Penyengat berupa sastra lisan melalui media wayang. Wayang ini ditampilkan dalam bentuk boneka-boneka tangan dengan beberapa dalang. Kostum boneka dibuat untuk menyesuaikan dengan cerita yang akan dibawakan. Wayang ini ditampilkan dalam sebuah panggung kecil berukuran kira-kira 1,5 x 1,5 meter.
Kepala Pusat Pengembangan dan Pelindungan Badan Bahasa, Hurip Danu Ismadi, mengapresiasi kerja sama Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau dan Pemerintah Kota Tanjungpinang dengan Badan Bahasa dalam upaya untuk merevitalisasi sastra lisan di daerahnya. Ia pun menuturkan alasan mengapa Wayang Cecak harus direvitalisasi, karena berkaitan dengan pendidikan karakter yang mengandung kearifan lokal.
“Wayang Cecak ini dapat dikatakan hampir punah sehingga perlu kita lakukan rekonstruksi dan revitalisasi. Selain itu, wayang memiliki kandungan beberapa filosofi, terutama filosofi hidup. Kehidupan akan digambarkan dalam tokoh-tokoh wayang. Di situlah letak  pendidikan karakter untuk anak-anak kita. Dalam tokoh-tokoh wayang ada yang digambarkan dengan karakter baik dan ada yang digambarkan dengan karakter kurang baik. Nilai-nilai kehidupan itulah yang bisa kita serap dalam kehidupan kita,” tutur Danu, di Pulau Penyengat, Minggu (23/7/2017).
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tanjungpinang, Raja Kholidin,  menyampaikan bahwa pertunjukan Wayang Cecak termasuk dalam jenis atraksi. Atraksi merupakan salah satu dari tiga fondasi utama pariwisata, yaitu atraksi, akses, dan amenitas. Tiga fondasi tersebut sedang dikembangkan oleh Kementerian Pariwisata. “Kehadiran Wayang Cecak dapat mengobati kerinduan para orang tua kami yang telah lama tidak melihat pertunjukan ini dan juga menambah wawasan generasi muda,“ ujarnya.
Ia berharap pada tahun-tahun mendatang Kemendikbud, khususnya Badan Bahasa, dapat melaksanakan berbagai kegiatan di wilayah Kepulauan Riau. “Kami siap berkolaborasi,” katanya.
Pertunjukan Wayang Cecak menarik perhatian warga dan turis yang sedang berada di sekitar Balai Desa Pulau Penyengat, Kepulauan Riau, pada hari Minggu lalu (23/7/2017). Mereka mendekati panggung agar dapat melihat dengan jelas sosok boneka-boneka yang sedang dimainkan. “Pertunjukan Wayang Cecak ini menarik dan bonekanya cantik. Saya suka irama musik Melayu,” tutur Cicilia, seorang turis dari Australia yang telah tinggal satu bulan di Pulau Penyengat. (Desliana Maulipaksi)

Sumber : badanbahasa.kemdikbud.go.id

 


Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 2021 kali