Tes Eksperimen Fisika OSN 2017: Mengukur Koefisien Absorpsi Larutan 07 Juli 2017 ← Back
Pekanbaru, Kemendikbud --- Peserta Bidang Lomba Fisika jenjang SMA dalam Olimpiade Sains Nasional (OSN) tahun 2017 harus mengikuti dua jenis tes, yaitu tes eksperimen dan tes teori. Tes eksperimen dan tes teori masing-masing dilaksanakan selama lima jam di hari yang berbeda. Untuk tes eksperimen, para peserta harus mengukur koefisien absorpsi dari suatu larutan untuk melihat seberapa besar larutan tersebut mengabsorpsi gelombang elektromagnetik. Tes eksperimen dilakukan di hari pertama lomba (4/7/2017), dilanjutkan dengan tes teori di hari berikutnya.
Syamsu Rosid, Juri Bidang Lomba Fisika SMA di OSN 017 mengatakan, larutan yang digunakan adalah larutan PK, dan pengukuran koefisien absorpsinya menggunakan laser. “Laser ditembakkan ke larutan, lalu nanti diukur dan dipelajari berapa koefisien absorpsi dari larutan ini terhadap gelombang elektromagnetik, dalam hal ini laser,” ujarnya di Pekanbaru, Riau, (4/7/2017).
Ia menuturkan, bobot penilaian untuk tes eksperimen sebesar 30 persen, sedangkan untuk tes teori sebesar 70 persen. Selanjutnya dewan juri akan mengombinasikan nilai kedua tes tersebut dan mengurutkan dari nilai yang terbesar. Sebanyak 75 peserta OSN 2017 untuk bidang lomba Fisika akan memperebutkan lima medali emas, 10 medali perak, dan 15 medali perunggu.
Dalam penilaian, ujar Syamsu, dewan juri tidak menilai proses pengerjaan para peserta selama tes berlangsung. Para juri langsung melihat dari hasil yang dikumpulkan siswa. “Nanti kami bisa melihat, terutama yang eksperimen, anak ini menebak data atau mengambil datanya seperti apa. Kami bisa menilai, mereka menggunakan gaya menebak atau bagaimana. Kami bisa membacanya,” kata Doktor bidang Fisika dari Universitas Indonesia itu. Hasil kerja peserta akan dikoreksi dan dinilai di ruang juri. Di situ para juri bisa melihat apakah siswa menebak data atau benar-benar mengambil data dari hasil pengukuran. “Kemudian untuk tes teorinya kami juga menilai apa adanya dari kertas kerja mereka,” tutur Syamsu.
Ia mengatakan, materi ujian antara tes eksperimen dan tes teori berbeda. Untuk tes teori, ada tiga materi ujian, yaitu mekanika, listrik dan magnet, serta termo atau fisika panas. Untuk tes eksperimen, selain tiga materi tersebut, ada juga materi tentang fisika optik global dan fisika modern. “Yang tes eksperimen ini semua materi dirakit jadi satu soal, yakni jadi soal pengukuran koefisien Lambert-Beer, yaitu mengukur koefisien absorpsi dari larutan,” ujarnya.
Nyoman Kevin Cahyadi Giri, siswa kelas XII SMAN 4 Denpasar Bali, merupakan peserta OSN 2017 untuk bidang lomba Fisika. Ia mengatakan, untuk dapat mengikuti OSN 2017, seleksi yang dijalaninya sangat ketat. Tahapan seleksi dimulai dari sekolah, lalu tingkat kota, kemudian tingkat provinsi, hingga dikirim ke ajang nasional (OSN) di Pekanbaru, Riau. Persiapan yang dilakukannya untuk menghadapi OSN 2017 antara lain belajar bersama teman dan guru. Selain itu juga ada pembinaan bagi delegasi provinsi dari Pemerintah Provinsi Bali sebelum OSN 2017. “Dukungan dari berbagai pihak sangat membantu sekali, baik sebagai dorongan mental maupun spiritual. Dukungan khusus dari orang tua adalah bahwa orang tua percaya apa yang bagus buat saya,” tuturnya. (Desliana Maulipaksi)
Sumber :
Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 3235 kali
Editor :
Dilihat 3235 kali