Sekolah Bersinergi dengan Orangtua Siswa dalam Penerapan PPK 11 Agustus 2017 ← Back
Medan, Kemendikbud --- Kamis pagi (10/8/2017), jarum jam masih menunjukkan pukul 06.30 WIB, namun siswa SDN Percobaan Kota Medan telah mulai ramai memasuki gerbang sekolah. Sebelum memasuki gerbang sekolah, tidak lupa mereka pamit kepada orang tua yang mengantarkan sambil mencium tangan. Begitu memasuki gerbang sekolah, para generasi penerus bangsa ini disambut oleh beberapa orang guru, dan langsung mencium tangan guru-guru tersebut.
Kebiasaan para guru untuk menyambut siswa di gerbang sekolah telah menjadi rutinitas di sekolah tersebut. Hal ini diamini oleh Paujia Rosmini, Kepala SDN Percobaan Medan. Jajarannya memang datang lebih awal dari para siswa dan ada yang menyambut siswa di kedua gerbang yang dimiliki sekolah ini.
SDN Percobaan Medan merupakan salah satu sekolah yang telah menerapkan pendidikan karakter. Sekolah ini juga menjadi salah satu sekolah yang dikunjungi peserta Bimbingan Teknis Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) kepada Kepala Sekolah yang diadakan Kemendikbud.
SD yang terletak di Jl. Sei Petani, Medan ini setiap pagi mengadakan apel bagi seluruh siswa beserta guru di lapangan sekolah. Setelah apel yang ditutup doa bersama selesai, para siswa masuk ke kelas lalu menyanyikan lagu Indonesia Raya dipimpin oleh guru di masing-masing kelas. "Kalau pagi menyanyikan lagu Indonesia Raya, sedangkan sebelum pulang menyanyikan lagu perjuangan lainnya yang berbeda di tiap kelas setiap harinya," ujar Paujia.
Sebelum memulai aktivitas belajar mengajar, para siswa dipersilahkan membaca buku selama 10 menit. Sekolah menyediakan buku yang diletakkan di lemari yang berada di sudut kelas, namun mempersilahkan bila siswa membawa buku sendiri. Hal ini untuk meningkatkan budaya literasi di kalangan peserta didik. Dina, salah satu orang tua siswa mengakui bahwa sejak putranya yang kelas 1 diwajibkan membaca setiap harinya, putranya kerap mengajaknya ke toko buku untuk membeli buku bacaan. Menurutnya ini adalah sesuatu yang positif di tengah maraknya penggunaan telepon pintar di kalangan anak-anak.
SDN Percobaan Medan juga sangat mengutamakan nilai religi dalam penerapan PPK di sekolah. Bagi siswa muslim, dibiasakan untuk melaksanakan shalat Dhuha di mushala sekolah, dan setiap minggu menyetorkan hafalan 3 ayat dalam Al-Quran. Paujia berpandangan, bila nilai religi sudah tertanam pada anak, nilai-nilai lainnya akan mengikuti.
Kepala sekolah yang bertugas di SDN Percobaan Medan sejak 2015 ini mengatakan bahwa pihaknya terus membina hubungan dengan orang tua siswa agar terjadi sinergi yang baik di antara kedua pihak. Untuk itu sekolah memberikan buku penghubung orangtua dengan sekolah, yang nantinya orangtua akan mengisi apa kegiatan siswa selama di rumah. "Yang diisi misalnya anak mengerjakan PR. Lalu bagi yang Muslim pelaksanaan Shalat, yang beragama lain melakukan doa. Semua dicatat," terang Paujia.
Sinergi yang baik dengan orangtua sangat menentukan keberhasilan program yang digagas sekolah, termasuk penerapan PPK. SDN Percobaan Medan memiliki program 'moving class', dimana siswa belajar melalui berkegiatan positif di luar kelas dan luar sekolah. Penentuan lokasi 'moving class' ini diserahkan kepada orangtua siswa di masing-masing kelas yang tergabung dalam Paguyuban Kelas. "Kemarin ada yang ke dusun kreatif. Disana siswa mempraktekkan dari menanam padi sampai memasak hingga menjadi nasi. Sehingga mereka bisa tahu asal-usul nasi yang selama ini dimakannya," jelasnya.
Selain akademik, SDN Percobaan Medan juga memperhatikan kelebihan siswanya di bidang non akademik. Salah satunya adalah lukisan yang ada di dinding-dinding kamar mandi, merupakan karya siswa di sekolah tersebut yang memang berbakat dalam melukis. Hal ini selaras dengan arahan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Muhadjir Effendy beberapa waktu lalu yang menyebutkan bahwa salah satu peran guru adalah sebagai katalisator. Sesuatu yang semula laten menjadi potensial laten dari seorang siswa, dapat diangkat guru menjadi potensial aktual pada diri siswa. "Jangan sampai orang tua berpikir anak yang matematikanya lemah, maka masa depan anak akan suram. Ini harus diubah. Bila anak matematika tidak bagus namun bakat seninya luar biasa, ini harus dikembangkan. Biarlah mereka menjadi seseorang, jangan kemudian dijadikan bukan siapa-siapa," tegas Mendikbud (22/7/2017) di Yogyakarta. (Anang Kusuma)
Sumber :
Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 10140 kali
Editor :
Dilihat 10140 kali