Beragam Inovasi Kreatif di FIKSI 2017 14 September 2017 ← Back
Bandung, Kemendikbud --- Beragam ide kreatif dari para finalis Festival Inovasi Kewirausahaan Siswa (FIKSI) 2017 memang begitu banyak menyita perhatian juri. Terlihat bahwa para finalis tahun ini baik dari segi pemaparan, keluasan, dan inovasinya semakin meningkat. Berbagai macam produk kreasi para siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) ini memiliki keunikannya masing-masing.
Salah satunya terdapat pada produk minyak kelapa dan daun nilam yang mempunyai efek pecegahan penuaan dini. Karya tersebut merupakan gagasan yang dipromosikan Wayan Bagus Perana dan Nyoman Gede Tryadhi dari SMAN 3 Denpasar, Bali. Kata mereka, sampel produk ini sudah diuji coba kepada relawan dan hasilnya ternyata cukup memuaskan. Mereka optimis, produk yang ditawarkan ini bisa memuaskan para juri, sehingga setelah lulus sekolah nanti bisa menjadikannya sebagai unggulan produk wirausaha mereka. “Nanti, pemasarannya tidak sebatas Bali saja,” kata mereka.
Selanjutnya Carlen Tandjaja dari SMA Trinitas Bandung, finalis yang berasal dari tuan rumah ini bergerak di bidang Desain Grafis. Carlen optimis bersaing di FIKSI 2017 ini dengan karyanya berupa souvenir yang mencirikan kota Bandung. Produk karyanya itu berupa bantal berbahan jeans yang diberi sentuhan pernak pernik khas Bandung. Karya tersebut cukup menarik, Namun juri memberi penambahan dalam hal pernak pernik kota Bandung, agar dipikirkan benar-benar hal yang lebih menarik, unik, dan inovatif. Sebuah ciri khas yang bisa membuat kota Bandung menjadi lebih hidup dengan adanya souvenir yang mengedepankan ciri khas dan keunikan kota kembang ini.
Dari SMAN 7 Yogyakarta ada Wildan Syaifudin dan Bima Ardhana, peserta di bidang Kerajinan. Dengan karya “Sapu Berbahan Sorqum” yang sudah menjadi rintisan usaha. Bahkan di kota asalnya mempunyai pangsa pasar yang menurut mereka sudah cukup lumayan. Saat proses wawancara, mereka dapat mempresentasikan karyanya dengan tenang, sehingga mereka dapat menjawab pertanyaan para juri dengan baik.
Selain itu, ada obat nyamuk semprot dari biji pohon mahoni yang banyak ditemukan dipinggir jalan. Inovasi ini menjadi andalan dari putra Bengkulu. Obat nyamuk yang berbentuk cairan ini juga bisa dioleskan. Setelah melalui proses wawancara, mereka mendapatkan masukan dari dewan juri untuk meningkatkan kualitas dari karya mereka.
Berbagai inovasi yang lahir dari ide-ide kreatif yang masih segar tersebut bukan hanya sekedar imajinasi, tetapi dapat direalisasikan, bisa diaplikasikan secara nyata. Meskipun masih ada beberapa hal yang menjadi koreksi dari para juri, namun itu merupakan masukan bagi seluruh finalis agar produk yang mereka buat semakin baik dan siap untuk dilepas di pasar. (Iman/Irma/Hono/Faradh)
Sumber :
Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 3595 kali
Editor :
Dilihat 3595 kali