Dari Palu untuk Indonesia yang Berbudaya dan Beradat 23 September 2017 ← Back
Palu, Kemendikbud --- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) kembali menyelenggarakan Pekan Budaya Indonesia (PBI) untuk mendukung budaya lokal di daerah. Kali ini Pekan Budaya Indonesia diselenggarakan di Kota Palu, Sulawesi Tengah, berbarengan dengan Festival Pesona Palu Nomoni. Melalui PBI, Kemendikbud berkomitmen untuk senantiasa memperkuat kebudayaan, khususnya kebudayaan-kebudayaan lokal sebagai kekhasan dan wujud memperteguh kebinekaan Indonesia untuk melestarikan kebudayaan.
Pembukaan Pekan Budaya Indonesia ke-3 sekaligus Festival Pesona Palu Nomoni ke-2 berlangsung di Anjungan Nusantara Pantai Talise, Palu, Sulawesi Tengah, oleh Direktur Jenderal Kebudayaan Hilmar Farid, Walikota Palu Hidayat, dan Wakil Walikota Palu Sigit Purnomo. Ketiganya bersama-sama menabuh gimba, alat tabuh tradisional dari Palu, menandai peresmian dimulainya rangkaian Pekan Budaya Indonesia dan Festival Pesona Palu Nomoni 2017, di Kota Palu, Jumat malam (22/9/2017).
Dalam sambutannya, Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid mengapresiasi dukungan Pemerintah Kota Palu terhadap pengembangan dan pelestarian budaya lokal. Ia juga mengajak pemda untuk bisa menggelar festival kebudayaan tingkat internasional dengan melibatkan semua pihak agar dunia lebih mengenal budaya Indonesia.. "Keterlibatan seniman juga sangat penting. Di sini saya mengajak Walikota dan Wakil Walikota (Palu), berjanji ke masyarakat untuk terus memajukan budaya dan adat istiadat di Palu," katanya.
Pekan Budaya Indonesia (PBI) ke-3 diselenggarakan di Palu untuk memperkuat Festival Pesona Palu Nomoni ke-2 dengan berbagai kegiatan, antara lain pertunjukan seni, pameran, dan seminar budaya. Dengan diselenggarakannya PBI di Palu, diharapkan dapat mendorong kemandirian ekonomi kerakyatan serta jembatan menuju Kota Palu sebagai kota destinasi wisata berbasis budaya.
Palu Nomoni sendiri mengungkap kearifan budaya masa lalu yang ratusan tahun telah tenggelam dan diangkat kembali, dibalut dalam kemasan atraksi seni pertunjukan dengan nilai-nilai kebudayaan masa lalu yang bernilai arif dan luhur.. “Nomoni” memiliki makna berbunyi atau bergema. Tema ini diusung sebagai spirit untuk menggaungkan ragam kebudayaan Etnis Kaili di Lembah Palu kepada dunia.
Walikota Palu, Hidayat, menyebutkan bahwa salah satu yang menarik dalam Festival Palu Nomoni ke-2 adalah kegiatan dialog budaya atau rembug nasional. Ia berharap kegiatan ini bisa menghasilkan sesuatu tentang revitalisasi nilai-nilai kebudayaan bangsa dan bisa dihadirkan di tengah masyarakat. Dalam dialog nasional mengenai revitalisasi budaya bangsa rencananya akan mengundang banyak pihak, seperti tokoh-tokoh adat se-Indonesia, raja-raja keraton Nusantara, organisasi keagamaan, dan lain-lain.
"Harapannya adalah bagaimana membina lagi nilai toleransi, kekeluargaan, serta kegotongroyongan dalam kehidupan berbangsa. Oleh karenanya, kami akan melibatkan banyak pihak mulai dari Keluarga Alumni Lemhanas, UKP-PPIP, hingga Kemendikbud. Kami harapkan rembug nasional ini bisa menghasilkan deklarasi tentang nilai-nilai budaya bangsa," kata Hidayat.
Kemendikbud bersinergi bersama Pemerintah Kota Palu, melalui kegiatan PBI dan Festival Palu Nomoni yang bertemakan “Dari Palu Untuk Indonesia Berbudaya dan Beradat.” Kegiatan ini akan menampilkan berbagai kegiatan, antara lain: pertunjukan ritual adat, pameran-pameran, lomba perahu layar tradisional, pertunjukan seni dan budaya di Kampung Kaili, panggung budaya-budaya di Indonesia, gelar kuliner tradisional, hingga pertunjukan musik kontemporer. Festival Pesona Palu Nomoni 2017 dan Pekan Budaya Indonesia 2017 akan dilaksanakan pada tanggal 22 sampai dengan 27 September 2017, bertempat di beberapa titik di Kota Palu, antara lain di Taman Budaya Golni, Museum Provinsi Sulawesi Tengah, Anjungan Pantai Talise, dan Panggung Reklamasi. (Desliana Maulipaksi)
Sumber :
Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 3944 kali
Editor :
Dilihat 3944 kali