Kemendikbud Terus Berupaya Mewujudkan Nawacita di Bidang Pendidikan dan Kebudayaan  14 September 2017  ← Back

foto


Banjarbaru, Kemendikbud --- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Muhadjir Effendy, menyampaikan bahwa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) terus berupaya mewujudkan nawacita di bidang pendidikan. Hal ini disampaikan pada Dialog Interaktif Mendikbud dengan Pengawas, Kepala Sekolah, dan Guru, di Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Provinsi Kalimantan Selatan, Kamis malam (14/9).

Di hadapan lebih dari 200 peserta, Mendikbud menyampaikan bahwa Nawacita merupakan janji Presiden kepada rakyat Indonesia yang harus ditepati. Untuk itu, sebagai pembantu presiden, Mendikbud berkewajiban untuk mewujudkan visi Presiden.

Salah satu pesan Presiden saat dirinya resmi menjadi Menteri adalah percepatan dan ketepatan penyaluran Kartu Indonesia Pintar (KIP). "Alhamdulillah saat ini penyaluran KIP sudah mencapai 85 persen," ujar Mendikbud. Saat ini KIP juga menyasar anak yatim dan panti asuhan.

Anak yatim dan panti asuhan memiliki status yang 'unik'. Mereka sudah tidak tercantum dalam kartu keluarga. Hal ini menyebabkan mereka tidak terdata sebagai penerima KIP. Namun kini sudah diatur sehingga anak yatim dan panti asuhan juga dapat menikmati KIP. "Ini juga program dari Presiden Jokowi," tambah Mendikbud.

Selain penyaluran KIP, Mendikbud mengatakan program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) juga salah satu yang menjadi fokus pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Pada level Sekolah Dasar, pendidikan karakter dan budi pekerti mendapat porsi sebesar 70 persen, dan pengetahuan 30 persen. Hal ini memberikan penekanan betapa pentingnya pendidikan karakter untuk ditanamkan sejak dini.

Pendidikan karakter tidak hanya menjadi fokus Indonesia tetapi juga banyak negara di dunia. Pada pertemuan menteri pendidikan se-Asia Tenggara lalu, semua menteri pendidikan mengakui krisis karakter di negara masing-masing. Mereka menyadari selama ini fokus pendidikan adalah mengejar ketertinggalan pendidikan, sehingga kurang fokus dalam pendidikan karakter. Oleh karena itu, saat ini pendidikan karakter sudah menjadi perhatian bersama.

Pada kesempatan ini Mendikbud juga menekankan pentingnya profesi guru. "Profesi itu hanya ada dua. Yang pertama guru, yang kedua adalah lain-lain," kata Mendikbud yang disambut tepuk tangan seluruh peserta. Mendikbud menjelaskan bahwa tidak ada profesi lain yang tidak tersentuh tangan guru di masa sebelumnya. "Apa ada dokter yang tidak diajar guru?" tambah Mendikbud.

Mendikbud juga mengimbau agar guru mengantisipasi peredaran narkoba di lingkungan anak didiknya. "Efek negatif narkoba lebih berbahaya bahkan dibandingkan aksi teror," tegas Mendikbud. (Anang Kusuma)


Sumber :

 


Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 8562 kali