Festival Literasi Sekolah, Berbagi Praktik Baik Penerapan Literasi 29 Oktober 2017 ← Back
Jakarta, Kemendikbud --- Salam Literasi! Bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyelengarakan Festival Literasi Sekolah. Festival ini berlangsung selama tiga hari, yakni tanggal 27 s.d. 29 Oktober 2017, bertempat di Plasa Insan Berprestasi Kemendikbud, Jakarta. Melalui Festival Literasi Sekolah, semua pemangku kepentingan berkumpul untuk berbagi pengalaman dan praktik baik, bertukar informasi, dan menjalin komunikasi.
Festival Literasi Sekolah dilaksanakan sebagai ajang perayaan literasi. Ada lebih dari 30 mata acara yang terjadwal selama tiga hari pelaksanaan, di antaranya dialog literasi, pelatihan literasi, dan peluncuran buku. Acara berlangsung di empat area berbeda di Plasa Insan Berprestasi Kemendikbud, yaitu Panggung Utama, Pojok Literasi, Ruang Serbaguna Perpustakaan, dan Ruang Teater Perpustakaan Kemendikbud. Sebagian besar acara dilaksanakan secara paralel sehingga pengunjung dapat memilih acara sesuai minatnya.
Partisipan yang terlibat dalam acara ini juga beragam. Sekolah-sekolah jenjang SD, SMP, SMA, SMK, dan PKLK berbagi praktik baik literasi melalui poster dan stan literasi. Pengunjung dapat bertanya mengenai program literasi yang dijalankan di sekolah. Ada pula sekitar 30 mitra yang terlibat menyemarakkan acara ini antara lain komunitas literasi, penerbit, dan lembaga internasional dalam bentuk stan literasi, diskusi, dan pelatihan.
Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (Dirjen Dikdasmen) Hamid Muhammad mengatakan, Festival Literasi Sekolah diselenggarakan bersamaan dengan pelaksanaan lomba literasi jenjang SD, SMP, dan SMA. Pada jenjang SD, diselenggarakan Apresiasi Sastra Siswa di Bogor pada 26 – 29 Oktober 2017. Acara diikuti oleh 165 siswa SD. Pada jenjang SMP, diselenggarakan Olimpiade Literasi Siswa Nasional di Jakarta pada 26 – 30 Oktober 2017. Acara diikuti oleh 103 siswa SMP. Pada jenjang SMA, digelar Akademi Remaja Kreatif Indonesia di Bogor, 26 – 31 Oktober 2017. Acara diikuti oleh 60 siswa SMA.
“Melalui kegiatan festival dan lomba, kita ingin membangun kesadaran kepada masyarakat bahwa literasi adalah bagian dari hidup keseharian. Literasi bukan barang baru dan tidak eksklusif. Literasi tidak hanya untuk dirapatkan dan dilombakan, melainkan pula untuk dirayakan,” ujar Hamid saat pembukaan Festival Literasi Sekolah di Plasa Insan Berprestasi Kemendikbud, Jakarta, Jumat (27/10/2017).
Dalam sambutannya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muahdjir Effendy mengatakan, literasi kini menjadi perhatian dunia internasional. Kompetensi literasi menjadi tolok ukur bagi kemajuan bangsa, dan menjadi kunci bagi pengembangan sumber daya manusia. “Kegiatan Festival Literasi Sekolah ini harus terus dilakukan. Di ruangan ini literasi dirayakan, dan semua terlibat, mari kita rayakan literasi,” tuturnya.
Ia melanjutkan, gerakan literasi ini harus menyeluruh, komprehensif, dan melibatkan semua pemangku kepentingan. “Gerakan Literasi Sekolah, sebagai bagian dari Gerakan Literasi Nasional, menjadi pilar yang sangat penting karena menaungi siswa dan satuan pendidikan. Jumlahnya yang besar dan tersebar hingga kawasan 3T (terdepan, terluar, dan tertinggal),” ujar Mendikbud.
GLS, kata Mendikbud, tidak bisa berjalan sendiri. Gerakan ini harus di dukung dan bergerak bersama gerakan literasi lain, seperti Gerakan Indonesia Membaca, dan Gerakan Literasi Bangsa. “Dengan sinergi yang baik, Insyaallah Gerakan Literasi Nasional dapat mengubah wajah literasi di Indonesia menjadi baik. Kita adalah bangsa pemenang. Kalau kita dapat mengembangkan dan memeliharanya, dan menjadikan literasi sebagai kendaraan untuk maju, maka akan menjadikan Indonesia menjadi negara yang maju dari bangsa lain,” tutur Mendikbud. (Desliana Maulipaksi)
Sumber :
Festival Literasi Sekolah dilaksanakan sebagai ajang perayaan literasi. Ada lebih dari 30 mata acara yang terjadwal selama tiga hari pelaksanaan, di antaranya dialog literasi, pelatihan literasi, dan peluncuran buku. Acara berlangsung di empat area berbeda di Plasa Insan Berprestasi Kemendikbud, yaitu Panggung Utama, Pojok Literasi, Ruang Serbaguna Perpustakaan, dan Ruang Teater Perpustakaan Kemendikbud. Sebagian besar acara dilaksanakan secara paralel sehingga pengunjung dapat memilih acara sesuai minatnya.
Partisipan yang terlibat dalam acara ini juga beragam. Sekolah-sekolah jenjang SD, SMP, SMA, SMK, dan PKLK berbagi praktik baik literasi melalui poster dan stan literasi. Pengunjung dapat bertanya mengenai program literasi yang dijalankan di sekolah. Ada pula sekitar 30 mitra yang terlibat menyemarakkan acara ini antara lain komunitas literasi, penerbit, dan lembaga internasional dalam bentuk stan literasi, diskusi, dan pelatihan.
Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (Dirjen Dikdasmen) Hamid Muhammad mengatakan, Festival Literasi Sekolah diselenggarakan bersamaan dengan pelaksanaan lomba literasi jenjang SD, SMP, dan SMA. Pada jenjang SD, diselenggarakan Apresiasi Sastra Siswa di Bogor pada 26 – 29 Oktober 2017. Acara diikuti oleh 165 siswa SD. Pada jenjang SMP, diselenggarakan Olimpiade Literasi Siswa Nasional di Jakarta pada 26 – 30 Oktober 2017. Acara diikuti oleh 103 siswa SMP. Pada jenjang SMA, digelar Akademi Remaja Kreatif Indonesia di Bogor, 26 – 31 Oktober 2017. Acara diikuti oleh 60 siswa SMA.
“Melalui kegiatan festival dan lomba, kita ingin membangun kesadaran kepada masyarakat bahwa literasi adalah bagian dari hidup keseharian. Literasi bukan barang baru dan tidak eksklusif. Literasi tidak hanya untuk dirapatkan dan dilombakan, melainkan pula untuk dirayakan,” ujar Hamid saat pembukaan Festival Literasi Sekolah di Plasa Insan Berprestasi Kemendikbud, Jakarta, Jumat (27/10/2017).
Dalam sambutannya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muahdjir Effendy mengatakan, literasi kini menjadi perhatian dunia internasional. Kompetensi literasi menjadi tolok ukur bagi kemajuan bangsa, dan menjadi kunci bagi pengembangan sumber daya manusia. “Kegiatan Festival Literasi Sekolah ini harus terus dilakukan. Di ruangan ini literasi dirayakan, dan semua terlibat, mari kita rayakan literasi,” tuturnya.
Ia melanjutkan, gerakan literasi ini harus menyeluruh, komprehensif, dan melibatkan semua pemangku kepentingan. “Gerakan Literasi Sekolah, sebagai bagian dari Gerakan Literasi Nasional, menjadi pilar yang sangat penting karena menaungi siswa dan satuan pendidikan. Jumlahnya yang besar dan tersebar hingga kawasan 3T (terdepan, terluar, dan tertinggal),” ujar Mendikbud.
GLS, kata Mendikbud, tidak bisa berjalan sendiri. Gerakan ini harus di dukung dan bergerak bersama gerakan literasi lain, seperti Gerakan Indonesia Membaca, dan Gerakan Literasi Bangsa. “Dengan sinergi yang baik, Insyaallah Gerakan Literasi Nasional dapat mengubah wajah literasi di Indonesia menjadi baik. Kita adalah bangsa pemenang. Kalau kita dapat mengembangkan dan memeliharanya, dan menjadikan literasi sebagai kendaraan untuk maju, maka akan menjadikan Indonesia menjadi negara yang maju dari bangsa lain,” tutur Mendikbud. (Desliana Maulipaksi)
Sumber :
Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 2692 kali
Editor :
Dilihat 2692 kali