Jaring Aspirasi Masyarakat untuk Pemutakhiran Kamus Besar Bahasa Indonesia 01 November 2017 ← Back
Jakarta, Kemendikbud --- Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) merupakan produk bahasa yang ditujukan untuk dimanfaatkan oleh masyarakat. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) sebagai pihak penyusun KBBI menyadari perlunya masukan, baik berupa tanggapan, kritik, maupun saran dari masyarakat untuk kesempurnaan KBBI. Melalui Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), Kemendikbud mengadakan kegiatan Lokakarya Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kelima di Aula Gedung Samudra, Kantor Badan Bahasa, Jakarta, Selasa (31/10/2017).
Lokakarya Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kelima diikuti sekitar 40 orang yang berasal dari beragam kalangan, yakni jurnalis, penulis, penyuluh bahasa, peneliti Badan Bahasa, guru, dosen, editor bahasa, dan mahasiswa. Lokakarya ini bertujuan mengajak anggota masyarakat untuk menelaah konten atau bahan Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kelima yang telah disusun oleh tim penyusun KBBI V.
Kepala Pusat Pengembangan dan Pelindungan, Hurip Danu Ismadi mengatakan, KBBI menjadi acuan penting dalam penggunaan bahasa. Setiap bulannya, pengguna KBBI selalu bertambah. Hingga saat ini, sudah lebih dari lima juta orang yang mengakses KBBI secara daring.
“Pemutakhiran KBBI didasarkan pada komitmen kita untuk terus memperbaiki KBBI. Kami membutuhkan masukan, ide baru, dan kata baru, serta KBBI harus dimutakhirkan, mengingat bermunculannya kata-kata baru di sekitar kita,” ujarnya saat membuka Lokakarya Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kelima di Aula Gedung Samudra, Kantor Badan Bahasa, Jakarta, Selasa (31/10/2017).
Lebih lanjut Hurip menuturkan, terdapat tiga strategi dalam memutakhirkan KBBI, yakni terkait dengan isi KBBI, cara kerja editor, dan cara penyajian KBBI. Berdasarkan data statistik yang diperoleh tim KBBI V, sampai saat ini ada sekitar 4.814 konstribusi bahasa daerah dalam KBBI V.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Bidang Pengembangan di Pusat Pengembangan dan Pelindungan Badan Bahasa, Dora Amalia mengatakan, kegiatan ini merupakan kegiatan lanjutan dari lokakarya sebelumnya, untuk meminta saran dan kritik dari para pakar, baik dari segi format maupun pengolahan entri, terutama dalam penyeleksian entri dan pendefinisian. “Pemutakhiran KBBI dilakukan selama enam bulan sekali jatuh pada April dan Oktober setiap tahun,” katanya.
Lokakarya Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kelima terdiri dari dua sesi, menghadirkan enam narasumber, yaitu Apolonius Lase dari Kompas, Fadjriah Nurdiasih dari liputan6.com, Habib Rifai dari Detikcom, Priyantono Oemar dari Republika, UU Suhardi dari Majalah Tempo, dan Wakhid Nur Effendi dari Majalah Tren Kebaya.
Apolonius Lase dari Kompas mengapresiasi Badan Bahasa Kemendikbud yang telah menyelenggarakan lokakarya ini. Ia juga mengapresiasi KBBI yang menurutnya sudah cukup bagus. “Kehadiran KBBI bagi kami sangat penting. Kami di Kompas selalu mengacu kepada KBBI,” katanya. (Desliana Maulipaksi)
Sumber :
Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 2119 kali
Editor :
Dilihat 2119 kali