Kerja Sama Hadirkan Akses Pendidikan di 3T 15 November 2017 ← Back
Mendikbud: Fasilitas dan Pemahaman Guru Tentang TIK Penting
Surabaya -- Upaya menghadirkan negara melalui pendidikan di kawasan terdepan, terluar, dan tertinggal (3T) tidak hanya dilakukan pemerintah dengan menugaskan pendidik dan membangun sekolah di garis terdepan negeri. Namun, juga ditunjang dengan penyediaan akses teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang menjadi bagian dari pemenuhan hak dasar setiap orang atas informasi.
Penegasan pentingnya penyediaan fasilitas TIK untuk pendidikan di daerah 3T disampaikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Muhadjir Effendy dan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkomimfo), Rudiantara, pada pembukaan lokakarya 'Guru Garis Depan' (GGD) di Surabaya, Jawa Timur, Selasa malam (13/11/2017). Keduanya sepakat, pendidikan di kawasan perbatasan menjadi pilar kedaulatan Indonesia.
Dalam lokakarya 'Peningkatan Kompetensi TIK Guru Sekolah Garis Depan' yang diselenggarakan Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan (Pustekkom) Kementerian Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Muhadjir Effendy menegaskan pentingnya akses teknologi dan keahlian guru dalam pengembangan TIK di sekolah-sekolah perbatasan.
"Guru-guru di sekolah garis depan merupakan patriot bangsa, mereka berjuang dan bekerja keras, dengan segala keterbatasan alat serta infrastruktur, untuk mencerdaskan anak bangsa. Ini penting, pada zaman ini, bagaimana meningkatkan kualitas pendidikan anak-anak kita di kawasan terdepan, terluar dan tertinggal," ungkap Muhadjir.
Dalam sambutannya, Muhadjir menegaskan betapa para guru menjadi tulang punggung penguatan nasionalisme dan transformasi pembelajaran di kawasan perbatasan. "Kawasan perbatasan ini penting, harus dikelola dengan percepatan infrastruktur teknologi. Para gurus garis depan merupakan pahlawan masa kini, yang menanamkan nasionalisme dan nilai-nilai keindonesiaan bagi generasi masa kini dan mendatang," terang Guru Besar Universitas Negeri Malang ini.
Menkominfo, Rudiantara, menjelaskan bahwa Kementerian Komunikasi dan Informatika memprioritaskan program pengembangan infrastruktur. Ini sesuai dengan amanah Presiden Joko Widodo tentang penguatan infrastruktur teknologi digital dan komunikasi.
"Program Universal Service Obligation (USO) untuk akses internet di kawasan perbatasan serta pedalaman dan infrastruktur Palapa Ring yang dibangun dari Aceh sampai Papua, sejak 2013, merupakan bukti keseriusan pemerintah. Ke depan, pemerintah akan mengupayakan satelit untuk infrastruktur digital negeri ini," jelas Rudiantara.
Dalam kesempatan ini, Menkominfo mendorong para guru garis depan untuk tetap semangat dalam mengajar dan menginspirasi siswa-siswi di sekolah. "Keterbatasan infrastruktur jangan menjadi penurun semangat, harusnya jadi penyemangat untuk terus belajar dengan kreatifitas dan inovasi dengan unsur-unsur yang ada di masyarakat, yang ada di lingkungan. Guru yang cerdas dan kreatif, pasti memiliki cara-cara inovatif untuk pembelajaran, dengan atau tanpa teknologi," jelas Rudiantara.
Kepala Pustekkom Kemendikbud, Gogot Suharwoto mengungkapkan program pelatihan ini bertujuan meningkatkan kualitas pendidik di sekolah kawasan garis depan. Program USO, kerja sama antara Kemenkominfo dan Kemendikbdud sangat membantu sekolah-sekolah di kawasan perbatasan dan terdalam untuk meningkatkan kualitas pembelajaran melalui teknologi. "Lebih dari 700 sekolah telah mendapat fasilitas infrastruktur teknologi internet, yang memungkinkan siswa dan masyarakat menjadikan teknologi digital sebagai akses pengetahuan," ungkap Gogot.
Pustekkom menyelenggarakan lokakarya serupa di beberapa kota, untuk peningkatan kompetensi guru garis depan dan evaluasi program akses teknologi di sekolah-sekolah kawasan perbatasan. Lokakarya kali ini, diikuti 90 pendidik dari sekolah-sekolah yang tersebar dari Aceh hingga Papua. (*)
Surabaya, 14 November 2017
Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Sumber :
Surabaya -- Upaya menghadirkan negara melalui pendidikan di kawasan terdepan, terluar, dan tertinggal (3T) tidak hanya dilakukan pemerintah dengan menugaskan pendidik dan membangun sekolah di garis terdepan negeri. Namun, juga ditunjang dengan penyediaan akses teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang menjadi bagian dari pemenuhan hak dasar setiap orang atas informasi.
Penegasan pentingnya penyediaan fasilitas TIK untuk pendidikan di daerah 3T disampaikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Muhadjir Effendy dan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkomimfo), Rudiantara, pada pembukaan lokakarya 'Guru Garis Depan' (GGD) di Surabaya, Jawa Timur, Selasa malam (13/11/2017). Keduanya sepakat, pendidikan di kawasan perbatasan menjadi pilar kedaulatan Indonesia.
Dalam lokakarya 'Peningkatan Kompetensi TIK Guru Sekolah Garis Depan' yang diselenggarakan Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan (Pustekkom) Kementerian Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Muhadjir Effendy menegaskan pentingnya akses teknologi dan keahlian guru dalam pengembangan TIK di sekolah-sekolah perbatasan.
"Guru-guru di sekolah garis depan merupakan patriot bangsa, mereka berjuang dan bekerja keras, dengan segala keterbatasan alat serta infrastruktur, untuk mencerdaskan anak bangsa. Ini penting, pada zaman ini, bagaimana meningkatkan kualitas pendidikan anak-anak kita di kawasan terdepan, terluar dan tertinggal," ungkap Muhadjir.
Dalam sambutannya, Muhadjir menegaskan betapa para guru menjadi tulang punggung penguatan nasionalisme dan transformasi pembelajaran di kawasan perbatasan. "Kawasan perbatasan ini penting, harus dikelola dengan percepatan infrastruktur teknologi. Para gurus garis depan merupakan pahlawan masa kini, yang menanamkan nasionalisme dan nilai-nilai keindonesiaan bagi generasi masa kini dan mendatang," terang Guru Besar Universitas Negeri Malang ini.
Menkominfo, Rudiantara, menjelaskan bahwa Kementerian Komunikasi dan Informatika memprioritaskan program pengembangan infrastruktur. Ini sesuai dengan amanah Presiden Joko Widodo tentang penguatan infrastruktur teknologi digital dan komunikasi.
"Program Universal Service Obligation (USO) untuk akses internet di kawasan perbatasan serta pedalaman dan infrastruktur Palapa Ring yang dibangun dari Aceh sampai Papua, sejak 2013, merupakan bukti keseriusan pemerintah. Ke depan, pemerintah akan mengupayakan satelit untuk infrastruktur digital negeri ini," jelas Rudiantara.
Dalam kesempatan ini, Menkominfo mendorong para guru garis depan untuk tetap semangat dalam mengajar dan menginspirasi siswa-siswi di sekolah. "Keterbatasan infrastruktur jangan menjadi penurun semangat, harusnya jadi penyemangat untuk terus belajar dengan kreatifitas dan inovasi dengan unsur-unsur yang ada di masyarakat, yang ada di lingkungan. Guru yang cerdas dan kreatif, pasti memiliki cara-cara inovatif untuk pembelajaran, dengan atau tanpa teknologi," jelas Rudiantara.
Kepala Pustekkom Kemendikbud, Gogot Suharwoto mengungkapkan program pelatihan ini bertujuan meningkatkan kualitas pendidik di sekolah kawasan garis depan. Program USO, kerja sama antara Kemenkominfo dan Kemendikbdud sangat membantu sekolah-sekolah di kawasan perbatasan dan terdalam untuk meningkatkan kualitas pembelajaran melalui teknologi. "Lebih dari 700 sekolah telah mendapat fasilitas infrastruktur teknologi internet, yang memungkinkan siswa dan masyarakat menjadikan teknologi digital sebagai akses pengetahuan," ungkap Gogot.
Pustekkom menyelenggarakan lokakarya serupa di beberapa kota, untuk peningkatan kompetensi guru garis depan dan evaluasi program akses teknologi di sekolah-sekolah kawasan perbatasan. Lokakarya kali ini, diikuti 90 pendidik dari sekolah-sekolah yang tersebar dari Aceh hingga Papua. (*)
Surabaya, 14 November 2017
Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Sumber :
Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 3295 kali
Editor :
Dilihat 3295 kali