PAUD Universal untuk Masa Depan Anak Lebih Baik 19 November 2017 ← Back
Tangerang, Kemendikbud --- Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Ditjen PAUD dan Dikmas Kemendikbud) menggelar acara Seminar dan Lokakarya (Semiloka) Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Semiloka PAUD 2017 mengangkat tema "PAUD Berkualitas Universal untuk Masa Depan Bangsa". Semiloka ini merupakan bagian dari rangkaian peringatan Hari Anak Internasional 2017 yang diperingati setiap tanggal 20 November dan Penghargaan Anugerah PAUD Tingkat Nasional tahun 2017.
Direktur Pembinaan PAUD Kemendikbud, Ella Yulaelawati mengatakan, Semiloka diikuti oleh 400 guru PAUD terpilih dari seluruh Indonesia. "Beberapa narasumber yang tampil antara lain sejumlah bupati dan walikota yang berbagi pengalaman terkait komitmen daerahnya yang menjadi pembelajaran terpetik dari sukses pelaksanaan program PAUD yang mereka laksanakan," ujar Ella.
Semiloka PAUD berlangsung di Kota Tangerang, Banten, pada Minggu, (19/11/2017). Sesi pertama seminar mengambil topik "Status Terkini dan Strategi Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan PAUD". Sesi ini menghadirkan Bupati Passer, Kalimantan Selatan, yang menceritakan pelaksanaan dan kebijakan PAUD di daerahnya. Kemudian ada juga topik mengenai "Strategi PAUD Integritas" dari Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur, yang disajikan Bupati Belu, Nusa Tenggara Timur.
Sesi kedua Semiloka memilih tema "Kebijakan Pemerintah Daerah dalam PAUD Berkualitas Universal". Ada dua topik yang dibahas dalam sesi kedua ini, yakni "Kebijakan Wajib PAUD Pra-SD di Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat", dan "Peran Pemerintah Daerah dalam Gerakan PAUD Universal di Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta".
Sesi ketiga Semiloka mengangkat topik tentang "Pendidikan yang Berkualitas, Berkeadilan, dan Inklusif untuk Meningkatkan Kemampuan Sepanjang Hayat". Selain itu ada juga topik tentang Tumbuh Kembang dan Layanan PAUD Inklusif oleh dr. Kresno Mulyadi, Sp.KJ, Faktor-Faktor Penyebab Utama Stunting pada Anak Usia Dini oleh Prof. Dr. Hardiansyah dari Institut Pertanian Bogor, dan Pentingnya Emosi Positif Untuk Kesehatan Jiwa dan Raga Anak Usia Dini oleh Dr. Ratna Megawangi.
Ella menuturkan, tema seminar dan lokakarya nasional ini dipilih karena pemerintah menyadari peningkatan kualitas pengembangan anak usia dini menjadi komitmen dunia. Agenda Perkembangan Anak Usia Dini telah masuk dalam agenda PBB melalui Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals-SDG).
"Tahun 2030, dunia berkomitmen memastikan semua anak perempuan dan laki-laki memperoleh akses terhadap perkembangan, perawatan, dan pendidikan anak usia dini bermutu atau disebut dengan PAUD Universal. Dengan begitu mereka siap memasuki pendidikan dasar. Pemerintah Indonesia telah mewujudkan komitmen itu melalui Peraturan Presiden (Perpes) No. 59 Tahun 2017," ujar Ella.
Ia menambahkan, Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) memiliki peran penting dalam tercapainya tujuan pembangunan berkelanjutan. Secara khusus di bidang pendidikan juga ada kesepakatan internasional seperti Deklarasi Pendidikan 2030 di Incheon pada tahun 2015. Dalam kesepakatan itu, para menteri pendidikan di dunia berkomitmen mendorong adanya pendidikan pra-dasar wajib dan bebas biaya minimal satu tahun.
Saat ini, tutur Ella, tingkat keikutsertaan anak-anak pada program PAUD meningkat pesat di tingkat Asia dan dunia. Estimasi persentase anak-anak berusia 3-6 tahun pada layanan PAUD di Indonesia sudah mencapai lebih dari 72,35 persen. Sebagian besar mendapatkan layanan PAUD yang berbasis masyarakat lokal di lebih dari 57.526 desa.
Dari data tersebut, masih ada sekitar 6,5 juta anak atau sekitar 34,84 persen anak yang belum memperoleh layanan anak usia dini. Sementara dari data desa, masih ada 23.737 desa yang belum ada layanan pendidikan anak usia dini.
"Guna memenuhi komitmen pemerintah dalam pelaksanaan pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB)/Sustainable Development Goals (SDGs), pemerintah memandang perlu adanya penyelerasan dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional," kata Ella. (Desliana Maulipaksi)
Sumber :
Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 2228 kali
Editor :
Dilihat 2228 kali