Mendikbud Kunjungi Sekolah Terdampak Bencana di Kabupaten Pacitan 09 Desember 2017 ← Back
Pacitan, Kemendikbud --- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy mengunjungi SMPN 1 Arjosari dan SMPN 2 Pringkuku di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, pada Jumat (08/12/2017). Kedua sekolah ini merupakan sekolah paling terdampak bencana banjir dan longsor pada awal bulan Desember beberapa hari yang lalu.
Disela-sela kunjungannya, Mendikbud menyampaikan pemerintah akan segara membantu sekolah yang terdampak bencana sehingga proses belajar mengajar tetap berjalan seperti biasanya. "Peran pemerintah pusat akan memberikan bantuan yang bersifat afirmasi, jika memang dibutuhkan. Karena di Pacitan ini sangat dibutuhkan, Kemendikbud telah menyusun skema-skema bantuan ke sekolah yang kena dampak banjir misalnya pengadaan perpustakaan dan komputer", tutur Mendikbud.
Sedangkan untuk sekolah yang terdampak longsor, pemerintah memastikan akan membangun unit sekolah baru. Jika lokasinya aman, sekolah baru akan dibangun di lahan yang sudah tersedia, sedangkan jika lokasinya rawan bencana, sekolah baru akan dibangun di lokasi baru yang disiapkan oleh pemerintah daerah. "Saya minta Bupati untuk menyiapkan lahan baru, jadi untuk bangunannya nanti tanggungjawab Kemendikbud sementara untuk lahan menjadi wewenang pemerintah daerah", ujar Mendikbud saat kunjungan di SMPN 2 Pringkuku, Desa Glinggangan, Kecamatan Pringkuku, Kabupaten Pacitan.
Selain bantuan pemerintah yang akan diberikan, Mendikbud juga mengapresiasi langkah pemerintah daerah, pihak sekolah dan masyarakat yang telah mencari solusi untuk menjamin proses belajar mengajar pasca bencana tidak terlalu terganggu. "Walaupun sekolahnya tidak bisa digunakan tetapi proses belajar mengajar tetap berlangsung dalam keadaan darurat dan juga ada kesadaran bahwa sekolah dan pendidikan itu sudah menjadi tanggungjawab daerah, ini yang membuat saya bahagia", ungkap Mendikbud.
Pada waktu yang bersamaan, Mendikbud juga menyaksikan sebanyak 756 siswa SMPN 1 Arjosari sedang melaksanakan Ujian Akhir Semester (UAS) di dalam mesjid secara bergantian. Walaupun kondisi duduknya berdekatan, Mendikbud tetap menekankan untuk selalu bersikap jujur kepada siswa yang sedang ujian. "Duduknya berdempetan seperti ini, tp jangan nyontek ya" ujar Mendikbud disela-sela kunjungannya.
SMPN 1 Arjosari merupakan sekolah yang paling parah terdampak banjir. Ketinggian air yang hampir mencapai dua meter ini telah merusak semua fasilitas sekolah seperti bangku, meja, buku, rapor siswa, peralatan laboratorium, komputer dan alat tulis.
Sedangkan SMPN 2 Pringkuku merupakan sekolah yang rusak akibat longsor dan kondisi geografis yang selalu terjadi pergeseran tanah. Sehingga beberapa bangunan sekolah tidak bisa digunakan lagi karena akan membahayakan siswa. Untuk proses belajarnya, sebanyak 106 siswa melaksanakan ujian akhir semester di rumah warga. *
Pacitan-Jawa Timur, 9 Desember 2017
Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Sumber :
Disela-sela kunjungannya, Mendikbud menyampaikan pemerintah akan segara membantu sekolah yang terdampak bencana sehingga proses belajar mengajar tetap berjalan seperti biasanya. "Peran pemerintah pusat akan memberikan bantuan yang bersifat afirmasi, jika memang dibutuhkan. Karena di Pacitan ini sangat dibutuhkan, Kemendikbud telah menyusun skema-skema bantuan ke sekolah yang kena dampak banjir misalnya pengadaan perpustakaan dan komputer", tutur Mendikbud.
Sedangkan untuk sekolah yang terdampak longsor, pemerintah memastikan akan membangun unit sekolah baru. Jika lokasinya aman, sekolah baru akan dibangun di lahan yang sudah tersedia, sedangkan jika lokasinya rawan bencana, sekolah baru akan dibangun di lokasi baru yang disiapkan oleh pemerintah daerah. "Saya minta Bupati untuk menyiapkan lahan baru, jadi untuk bangunannya nanti tanggungjawab Kemendikbud sementara untuk lahan menjadi wewenang pemerintah daerah", ujar Mendikbud saat kunjungan di SMPN 2 Pringkuku, Desa Glinggangan, Kecamatan Pringkuku, Kabupaten Pacitan.
Selain bantuan pemerintah yang akan diberikan, Mendikbud juga mengapresiasi langkah pemerintah daerah, pihak sekolah dan masyarakat yang telah mencari solusi untuk menjamin proses belajar mengajar pasca bencana tidak terlalu terganggu. "Walaupun sekolahnya tidak bisa digunakan tetapi proses belajar mengajar tetap berlangsung dalam keadaan darurat dan juga ada kesadaran bahwa sekolah dan pendidikan itu sudah menjadi tanggungjawab daerah, ini yang membuat saya bahagia", ungkap Mendikbud.
Pada waktu yang bersamaan, Mendikbud juga menyaksikan sebanyak 756 siswa SMPN 1 Arjosari sedang melaksanakan Ujian Akhir Semester (UAS) di dalam mesjid secara bergantian. Walaupun kondisi duduknya berdekatan, Mendikbud tetap menekankan untuk selalu bersikap jujur kepada siswa yang sedang ujian. "Duduknya berdempetan seperti ini, tp jangan nyontek ya" ujar Mendikbud disela-sela kunjungannya.
SMPN 1 Arjosari merupakan sekolah yang paling parah terdampak banjir. Ketinggian air yang hampir mencapai dua meter ini telah merusak semua fasilitas sekolah seperti bangku, meja, buku, rapor siswa, peralatan laboratorium, komputer dan alat tulis.
Sedangkan SMPN 2 Pringkuku merupakan sekolah yang rusak akibat longsor dan kondisi geografis yang selalu terjadi pergeseran tanah. Sehingga beberapa bangunan sekolah tidak bisa digunakan lagi karena akan membahayakan siswa. Untuk proses belajarnya, sebanyak 106 siswa melaksanakan ujian akhir semester di rumah warga. *
Pacitan-Jawa Timur, 9 Desember 2017
Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Sumber :
Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 1805 kali
Editor :
Dilihat 1805 kali