Film dan Buku Bangkitkan Semangat Anak-anak di Posko Pengungsian  19 Januari 2018  ← Back



Karangasem, Kemendikbud
--- Lebih dari tiga bulan Made(10) dan teman-temannya tinggal di posko pengungsian di Kecamatan Rendang Kabupaten Karangasem Bali. Kejenuhan dan kerinduan terhadap rumah yang mereka tinggalkan sering menghinggapi mereka. Namun malam itu mereka tampak ceria dan bersemangat.

Malam itu, Kamis (18/1/2018), sebuah layar lebar terpasang di pendopo UPT Dinas Pertanian Bali yang dijadikan salah satu posko pengungsian. Beberapa kardus berisi buku-buku bacaan juga tampak bertumpuk di samping layar.

Acara nonton film Indonesia digelar oleh Pusat Pengembangan Perfilman (Pusbangfilm) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) malam itu untuk menghibur para pengungsi yang terdampak erupsi Gunung Agung. Selain itu buku-buku bacaan juga dibagikan bagi anak-anak di posko pengungsian tersebut.

"Senang bisa nonton film bareng, seperti nonton bioskop. Bukunya juga kelihatannya bagus-bagus. Bisa dibaca setelah pulang sekolah," kata Made bersemangat. Ia juga berharap acara nonton film Indonesia sering digelar di posko pengungsian dengan film yang berganti-ganti.

Film yang diputar malam itu adalah "Aisyah, Biarkan Kami Bersaudara" karya sutradara Herwin Novianto. Film yang bercerita tentang toleransi umat beragama tersebut mendapat sambutan hangat dari anak-anak yang malam itu menonton. "Bagus, walaupun sudah ngantuk kami tonton sampai selesai," kata Wayan, salah satu anak di posko tersebut.

Pemain dan produser film Indonesia, Darius Sinathrya, juga menyempatkan hadir dalam acara tersebut. "Semoga bencana alam ini segera berakhir, adik-adik bisa kembali ke rumah masing-masing, dan tetap semangat belajar," pesan produser film Night Bus tersebut.

Kepala Balai Bahasa Bali, I Wayan Tama,  yang menyerahkan bantuan buku-buku bacaan berharap para siswa rajin membaca dan bersemangat meskipun hidup dalam keterbatasan. "Kalian harus rajin membaca. Untuk menjadi manusia yang hebat dan sukses harus rajin membaca. Tinggal di pengungsian bukan hambatan untuk terus membaca," pesan I Wayan Tama kepada Made dan teman-temannya.  (Nur Widiyanto)
Sumber :

 


Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 1143 kali