ATR/BPN dan Kemendikbud Siapkan SDM Geomatika Kompeten 15 Februari 2018 ← Back
Jakarta, Kemendikbud --- Seiring dengan mendesaknya kebutuhan tenaga survei pertanahan di Indonesia, Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) sepakat untuk meningkatkan kompetensi siswa sekolah menengah kejuruan (SMK) di bidang geomatika. Kerja sama ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan tenaga Asisten Surveyor Kadaster (ASK) di Indonesia yang sampai saat ini baru terpenuhi 60 persen.
Direktur Pengukuran dan Pemetaan Dasar, Direktorat Jenderal Infrastruktur Keagrariaan, Kementerian ATR/BPN, Agus Wahyudi Kushendratno mengatakan untuk memenuhi kualifikasi sebagai ASK dan agar bisa dijadikan jenjang karir di bidang survei dan pengukuran, kurikulum SMK harus diperbaharui. “Dalam waktu yang tidak terlalu lama, tenaga ASK akan segera dapat dipenuhi oleh lulusan SMK tetapi untuk kepentingan jangka panjang, kurikulum SMK harus selalu diperbarui dengan kebijakan dan teknologi geomatika yang baru”, ujarnya dalam sambutan penandatanganan kerja sama nota kesepahaman di Hotel Mega Anggrek, Jakarta, Selasa (13/02/2018).
Sejalan dengan itu, Direktur Pembinaan SMK Kemendikbud, M. Bakrun berharap dengan adanya kerja sama ini, alumni SMK bisa bekerja secara profesional dan siap untuk turun dalam dunia usaha dan dunia kerja (DUDI). “Dengan adanya nota kesepahaman pada peningkatan kompetensi bidang geomatika ini, para alumni SMK sepenuhnya bisa betul-betul menjadi tuntutan dan diperlukan di dunia kerja khususnya untuk survei pertanahan di lapangan”, ungkapnya.
Namun pada kesempatan yang sama, M. Bakrun menekankan sampai saat ini masih ada kendala terkait tenaga pengajar bidang geomatika yang masih kurang. “Kendala yang kami hadapi bahwa perguruan tinggi pendidikan itu tidak ada yang mencetak guru khusus untuk survei, bahkan beberapa guru yang sekarang ini mengajar di jurusan geomatika ini dari teknik bangunan atau geodesi”, ujarnya.
Untuk itu, dalam nota kesepahaman ini Kemendikbud dengan Kementerian ATR/BPN akan menyepakati beberapa hal diantaranya adalah penyiapan tenaga ASK, peningkatan kompetensi bidang geomatika bagi tenaga pengajar, dan pengembangan kurikulum terkait dengan bidang geomatika. Penyesuaian dan pengembangan kurikulum SMK akan dilaksanakan sampai dengan penyusunan modul-modul pembelajaran sehingga kemampuan siswa SMK yang dipersyaratkan oleh seorang tenaga ASK akan terpenuhi.
Dalam kesempatan ini, turut hadir Plh. Direktur Pembinaan Guru Pendidikan Menengah, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Reni Yunus. Dalam sambutannya Reni Yunus menyampaikan saat ini Direktorat Pendidikan Pembinaan Guru sedang terus melakukan banyak inovasi terutama untuk guru keahlian ganda serta mengangkat guru-guru di daerah 3T (terluar, terdepan, tertinggal) untuk diangkat menjadi pegawai negeri sipil. (*)
Jakarta, 13 Februari 2018,
Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Sumber :
Direktur Pengukuran dan Pemetaan Dasar, Direktorat Jenderal Infrastruktur Keagrariaan, Kementerian ATR/BPN, Agus Wahyudi Kushendratno mengatakan untuk memenuhi kualifikasi sebagai ASK dan agar bisa dijadikan jenjang karir di bidang survei dan pengukuran, kurikulum SMK harus diperbaharui. “Dalam waktu yang tidak terlalu lama, tenaga ASK akan segera dapat dipenuhi oleh lulusan SMK tetapi untuk kepentingan jangka panjang, kurikulum SMK harus selalu diperbarui dengan kebijakan dan teknologi geomatika yang baru”, ujarnya dalam sambutan penandatanganan kerja sama nota kesepahaman di Hotel Mega Anggrek, Jakarta, Selasa (13/02/2018).
Sejalan dengan itu, Direktur Pembinaan SMK Kemendikbud, M. Bakrun berharap dengan adanya kerja sama ini, alumni SMK bisa bekerja secara profesional dan siap untuk turun dalam dunia usaha dan dunia kerja (DUDI). “Dengan adanya nota kesepahaman pada peningkatan kompetensi bidang geomatika ini, para alumni SMK sepenuhnya bisa betul-betul menjadi tuntutan dan diperlukan di dunia kerja khususnya untuk survei pertanahan di lapangan”, ungkapnya.
Namun pada kesempatan yang sama, M. Bakrun menekankan sampai saat ini masih ada kendala terkait tenaga pengajar bidang geomatika yang masih kurang. “Kendala yang kami hadapi bahwa perguruan tinggi pendidikan itu tidak ada yang mencetak guru khusus untuk survei, bahkan beberapa guru yang sekarang ini mengajar di jurusan geomatika ini dari teknik bangunan atau geodesi”, ujarnya.
Untuk itu, dalam nota kesepahaman ini Kemendikbud dengan Kementerian ATR/BPN akan menyepakati beberapa hal diantaranya adalah penyiapan tenaga ASK, peningkatan kompetensi bidang geomatika bagi tenaga pengajar, dan pengembangan kurikulum terkait dengan bidang geomatika. Penyesuaian dan pengembangan kurikulum SMK akan dilaksanakan sampai dengan penyusunan modul-modul pembelajaran sehingga kemampuan siswa SMK yang dipersyaratkan oleh seorang tenaga ASK akan terpenuhi.
Dalam kesempatan ini, turut hadir Plh. Direktur Pembinaan Guru Pendidikan Menengah, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Reni Yunus. Dalam sambutannya Reni Yunus menyampaikan saat ini Direktorat Pendidikan Pembinaan Guru sedang terus melakukan banyak inovasi terutama untuk guru keahlian ganda serta mengangkat guru-guru di daerah 3T (terluar, terdepan, tertinggal) untuk diangkat menjadi pegawai negeri sipil. (*)
Jakarta, 13 Februari 2018,
Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Sumber :
Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 4297 kali
Editor :
Dilihat 4297 kali