PAUD Berbasis Agama Hindu Mendorong Pembentukan Karakter Anak di Gianyar 09 Februari 2018 ← Back
Depok, Kemendikbud --- Kesadaran akan pentingnya pendidikan anak sejak dini membuat banyak lembaga PAUD bermunculan. Dinas Pendidikan Kabupaten Gianyar, Bali, melihat hal ini sebagai salah satu peluang untuk menanamkan pentingnya nilai-nilai agama Hindu sejak kecil agar anak-anak memiliki dasar agama yang kuat ke depannya.
Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Gianyar, I Made Suradnya mengatakan bahwa PAUD berbasis agama Hindu menjadi program unggulan di daerahnya dan mendapat respons baik dari masyarakat sekitar. Program ini murni didanai dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD). Pengembangan kurikulum PAUD melibatkan tokoh masyarakat, akademisi dan guru-guru yang sudah ada.
“Kami tidak mendirikan PAUD baru, tetapi kami menawarkan ke PAUD yang sudah ada di Gianyar mengenai program kami dan mereka bersedia,” katanya di sela kegiatan Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan (RNPK) 2018, di Depok, Jawa Barat, (7/2/2018). Lokasi PAUD tersebut berada di Kecamatan Payangan, Blahbatu dan Sukawati.
Kurikulum PAUD tersebut terus sampai saat ini masih terus dikembangkan dengan melihat sekolah percontohan yang ada di Jakarta. Namun, dalam kesehariannya ketiga lembaga PAUD tersebut memiliki metode pembelajaran yang sama seperti yang lain. Lembaga PAUD tersebut tetap memprioritaskan bermain sambal belajar, juga berdoa. Hanya saja, permainan tersebut juga diselipkan permainan tradisional yang mengandung konsep-konsep agama dan budaya Hindu.
I Made Suradnya mengatakan bahwa ketiga PAUD tersebut sudah berjalan dan diberikan bantuan dana untuk pembentukan gedung baru masing-masing sebesar Rp1 miliar. Pada tahun ini, guru yang sudah mengabdi di PAUD tersebut berjumlah 50 orang dan telah dijadikan Guru Tidak Tetap (GTT). Guru-guru tersebut diharapkan mengalami peningkatan dari segi pendapatan. Mereka juga diarahkan untuk mengajar di TK atau SD yang berbasis agama Hindu.
Terkait penyelenggaraan RNPK 2018, I Made Suradnya mengapresiasi kegiatan yang diadakan setiap tahunnya itu. Dalam RNPK, setiap peserta bisa mengetahui informasi dan berdiskusi mengenai pendidikan dan kebudayaan di masing-masing daerah. Ia menambahkan, melalui RNPK, para peserta bisa bersilaturahmi, memperluas jaringan kerja, menyampaikan aspirasi, dan mendengarkan inspirasi dari para narasumber mengenai program yang sudah dilakukan dalam bidang pendidikan dan kebudayaan. (Rona Uly Nainggolan/Desliana Maulipaksi)
Sumber :
Editor :
Dilihat 1596 kali