Penampilan Sinden Cilik Meriahkan Pameran Rembuk Nasional Dikbud 2018   09 Februari 2018  ← Back

 

Depok, Kemendikbud --- Penampilan sinden cilik asal SDN 2 Tambak Mulyo, Kebumen, Jawa Tengah mengiringi pembukaan pameran “Gelaran Unjuk Kinerja” di Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan 2018 (RNPK) 2018. Para sinden cilik tampil di hari kedua pameran, di halaman kantor Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Pusdiklat Kemendikbud), Depok, Jawa Barat, Selasa (6/2/2018).

Sinden cilik tersebut sempat menjadi daya tarik sendiri bagi Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo beserta rombongan pada saat membuka pameran. Presiden menghampiri para sinden cilik yang tengah tampil dan menyapa ke-19 anak-anak tersebut. Sekretaris Jenderal Kemendikbud, Didik Suhardi, yang juga menyaksikan penampilan sinden cilik ini terlihat menikmati lagu yang sedang dimainkan.

“Pada saat latihan kemarin saya bilang coba lagu baru, tapi mungkin waktunya tidak cukup, tapi ini juga menarik dan bagus,” ujar Didik saat melihat penampilan anak-anak yang terdiri dari siswa kelas 4, 5 dan 6 SD itu.

Hal yang sama juga diungkapkan pengunjung lainnya, Slamet. Ia mengatakan bahwa budaya Jawa saat ini sudah mulai luntur, namun dengan adanya penampilan anak-anak SD ini, ia optimistis bahwa kesenian dan budaya Jawa tetap terjaga dan dilestarikan.

“Saya sebagai orang tua, cuma bisa berharap agar kesenian Jawa ini tetap ada sampai kapanpun. Caranya, ya harus melalui anak-anak kita,” katanya.

Kepala SDN 2 Tambak Mulyo, Suharti, mengatakan bahwa anak didiknya pernah mendapatkan juara 1 Lomba Karawitan tingkat kabupaten tahun 2017. “Sekolah memfasilitasi siswa untuk memanfaatkan waktu di luar jam sekolah dengan dibukanya ekstrakurikuler karawitan yang dilakukan seminggu tiga kali, dengan tenaga pengajar dari masyarakat setempat yang mempunyai talenta,” jelasnya.

Suharti menambahkan, sejak 2012, sebelum mendapatkan bantuan alat-alat kesenian dari Direktorat Kesenian, Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbud, anak-anak berlatih di sanggar milik masyarakat. “Tahun 2017 sampai sekarang anak-anak berlatih di sekolah dengan memanfaatkan bantuan alat musik tradisional tersebut,” ungkapnya.

Ia berharap, melalui ekstrakurikuler karawitan ini, budaya Indonesia khususnya budaya Jawa tidak akan terkikis dengan budaya asing. Menurutnya, Indonesia sangat kaya akan budaya, jangan sampai budaya itu diakui oleh luar negeri. (Ryka Hapsari Putri/Desliana Maulipaksi)


Sumber :

 


Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 957 kali