Denmark Jadi Rujukan Sistem Pendidikan Formal dan Nonformal 07 September 2018 ← Back
Denmark, Kemendikbud -- Setelah mengunjungi Jerman, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy berkesempatan mengunjungi Denmark pada Selasa (4/9/2018). Mendikbud beserta jajarannya memberi perhatian pada keberhasilan Denmark menjadi negara yang berhasil menempati posisi ke-5 tertinggi dalam IPM di dunia.
Sebelum bertemu Menteri Kebudayaan Denmark, Mendikbud menyempatkan berkunjung ke Lego Education di Billund, sekitar 400 km dari Kopenhagen. Lembaga yang dibangun oleh perusahaan mainan anak-anak yang sukses mendunia itu merupakan rujukan menarik bagi pengembangan pendidikan yang memanfaatkan teknologi digital. Dalam kesempatan tersebut, Mendikbud dan jajarannya menerima pemaparan dan melihat langsung bagaimana siswa diajak berfikir kreatif, sistematis, dan mampu mengembangkan kemampuan individunya.
Mendikbud terkesan dengan aktivitas bermain sambil belajar yang dilakukan anak-anak di sana. Bagaimana anak-anak bermain sambil belajar, bekerja secara kelompok dengan kompak dan kreatif, lalu mengambil makanan dan membersihkan sisa makanan secara mandiri.
“Walaupun materi pelajarannya serius dan lumayan berat, tetapi dilakukan dengan sangat menyenangkan. Ini akan membentuk karakter yang baik,” ujarnya.
Presiden Lego Education Esben Staerk menerangkan, pihaknya secara terus menerus melakukan kajian dan inovasi pembelajaran untuk anak-anak usia 3 hingga 16 tahun. Fokusnya, meningkatkan kemampuan siswa dalam bidang sains, teknologi, teknik dan matematika. “Kami merancang sumber daya berdasarkan sistem kursus dan menggabungkan dengan kurikulum dan sumberdaya digital,” jelas Esben.
Mendikbud menyebut penggabungan sistem pendidikan formal dan nonformal (kursus) di Denmark sebagai sesuatu yang menarik. Dengan demikian, tidak ada kesan diskriminasi bahwa pendidikan nonformal dinomor duakan, bahkan menjadi solusi menjawab kebutuhan keterampilan tenaga kerja.
Sistem tersebut juga tercermin dari kunjungan pada hari kedua di Technical Education Copenhagen (TEC) dan Niels Brock Copenhagen Bussiness College. Demikian pula penjelasan Sekretaris Permanen Menteri Pendidikan Denmark Sharon Hartman yang menegaskan tidak ada pemisahan sistem pendidikan formal dan informal.
Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudyaaan (Kemendikbud) Didik Suhardi menyampaikan bahwa dalam waktu dekat, Indonesia akan segera mengirimkan instruktur/pelatih guru untuk magang di lembaga-lembaga pelatihan ternama di Denmark tersebut.
“TEC merupakan contoh yang sangat baik bagaimana pendidikan formal, kursus dan korporasi dapat berkolaborasi menjawab tantangan dunia industri. Dia merupakan gabungan dari SMK-SMK dan lembaga kursus kecil yang kemudian menjadi rujukan pendidikan vokasi yang sangat baik,” ungkap Didik Suhardi usai mengikuti paparan di TEC.
Kemendikbud juga menawarkan kepada siswa-siswi di Denmark untuk melamar beasiswa Darmasiswa ke Indonesia. Tahun 2017 hingga tahun 2018 ini tak satupun siswa asal Denmark mengikuti program belajar Bahasa dan budaya Indonesia itu, padahal pada tahun-tahun sebelumnya selalu ada.
Menurut Kepala Biro Perencanaan dan Kerja Sama Luar Negeri, Suharti, melalui Darmasiswa, pelajar Denmark dapat belajar bahasa dan budaya yang juga penting dalam mengembangkan bisnis internasional. “Darmasiswa sangat terbuka bagi siapa saja yang ingin belajar bahasa dan budaya Indonesia. Program non-degree ini dibiayai oleh pemerintah untuk durasi selama satu tahun,” kata Suharti saat berdialog dengan siswa di Niels Brock Copenhagen Bussiness College.
Tingkatkan Diplomasi Lunak Melalui Kerja Sama Kebudayaan
Bersama jajarannya, Mendikbud juga bertemu dengan Menteri Kebudayaan Denmark, Mette Bock. Meski naskah kerja sama kebudayaan Indonesia – Denmark telah ditandatangani sejak tahun 2015, tetapi menurut Muhadjir, belum banyak program yang dilakukan.
“Kami ingin kerja sama kebudayaan antara Indonesia dan Denmark terus berlanjut dan dikembangkan. Kami sedang berkonsentrasi memajukan budaya, mengalokasikan anggaran lebih besar pada kebudayaan, di antaranya untuk pelestarian dan pengembangan budaya-budaya lokal, revitalisasi museum serta menggencarkan diplomasi budaya ke luar negeri," disampaikan Mendikbud Muhadjir Effendy dalam audiensi di Kopenhagen
Ia berharap pemerintah Denmark ikut mendorong masyarakatnya untuk berkunjung ke Indonesia melihat secara langsung dan mempelajari budaya Indonesia.
Muhadjir mengapresiasi keberhasilan Denmark dalam mempertahankan nilai-nilai budaya. Hal ini terlihat dari cara pemerintah menjaga kelestarian arsitektur bangunan-bangunan tua yang bertahan hingga saat ini. Selain itu, sistem pendidikan dan etos kerja masyarakatnya juga mendukung majunya peradaban yang terlihat dari cara hidup masyarakat sehari-hari.
Hal yang sama diakui Duta Besar Indonesia di Kopenhagen, Muhammad Ibnu Said. Kebudayaan, menurutnya, adalah kekayaan Indonesia yang dapat menarik dunia. Misi-misi budaya Indonesia selalu mengundang antusiasme masyarakat Denmark. “Sayangnya kita masih sangat terbatas menampilkan soft diplomation lewat budaya ini. Padahal efeknya bisa luar biasa, termasuk ketertarikan kepada pariwisata kita,” kata Said. Dibandingkan dengan Thailand dan Cina, Indonesia masih kalah jauh dalam angka kunjungan turis asal Denmark. (*)
Kopenhagen, 6 September 2018
Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Sumber :
Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 4675 kali
Editor :
Dilihat 4675 kali