Peringati Hari Nasional Museum Indonesia, Munasprok Gelar Seminar Nasional Diaspora Indonesia  23 Oktober 2018  ← Back

Jakarta, Kemendikbud --- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), melalui Museum Perumusan Naskah Proklamasi (Munaspro) menggelar seminar nasional dengan tema “Nasionalisme Diaspora Indonesia” di Jakarta, pada Kamis (18/10/2018). Dalam rangka memperingati Hari Nasional Museum Indonesia yang jatuh pada 12 Oktober, seminar ini berharap dapat menumbuhkan semangat nasionalisme dan patriotism di kalangan masyarakat serta menanamkan arti dari sebuah perjuangan bangsa dalam mencapai proklamasi kemerdekaan.

“Ini seperti tahun-tahun yang lalu ya, sebetulnya ini kan sesuai dengan keadaan sekarang bulannya, yaitu memperingati hari sumpah pemuda dan hari museum Indonesia. Itulah yang kita harapkan, semangat, perasaan Indonesianya,” ungkap Kepala Munaspro, Agus Wahyudi seusai member arahannya di Jakarta, pada Kamis (18/10).

Selain itu, Agus menambahkan salah satu tujuan kegiatan ini adalah menumbuhkan semangat nasionalisme dan patriotism di kalangan masyarakat serta menanamkan arti dari sebuah perjuangan bangsa dalam mencapai proklamasi kemerdekaan. Disamping itu, juga sebagai sarana edukasi dan penyebarluasan informasi bagi masyarakat khususnya generasi muda.

Melalui kegiatan ini, para peserta dapat mengetahui sejarah Diaspora Indonesia, perkembangan Nasionalisme Diaspora Indonesia serta relevansinya dengan kondisi saat ini, serta posisi pemerintah terhadap pengelolaan Diaspora Indonesia.

“Jika kita menilik sejarah, konsep diaspora bela negara tidaklah asing dan bukan hanya sekedar konsep, melainkan fakta sejarah. Seperti sebelum kemerdekaan, para diaspora di Belanda mengadvokasikan kemerdekaan Indonesia ke seantero Eropa, meski penjara adalah taruhannya. Banyak dari mereka, seperti Bung Hatta dan Sutan Sjahrir, kembali ke tanah air dan berperan sentral dalam meraih kemerdekaan”, ungkap Agus.

Diaspora terus berkembang dan beradaptasi di zaman globalisasi. Perjuangan diaspora mungkin tidak lagi dalam konteks menggapai kemerdekaan, tetapi salah satunya adalah memelihara identitas nasional. Mempertahankan identitas nasional adalah suatu hak yang tak terpisahkan dari konsep bela negara itu sendiri. “Disinilah para diaspora dapat berkontribusi,” tambahnya.

Presiden RI dalam beberapa pertemuan dengan diaspora (MILN) telah berkomitmen untuk memajukan pembahasan mengenai potensi MILN. Tujuan pemberdayaan MILN sendiri ialah, menjaga keutuhan NKRI dan nasionalisme, mitra pembangunan, agent of change, dan perlindungan.

Seminar ini juga diharapkan dapat menggali lebih dalam peran pemerintah dalam membina masyarakat Indonesia di luar negeri (MILN) yang dulu dianggap sebagai the lost population namun sebetulnya dalam konteks kekinian mereka adalah the extended nation agar tetap memiliki rasa nasionalisme yang tinggi dan menjadi aset bangsa yang berharga sebagai duta-duta bangsa atau people to people diplomacy yang akan senantiasa berupaya mempromosikan dan menyuarakan kepentingan Indonesia serta mengharumkan nama bangsa di dunia.



Jakarta, 18 Oktober 2018
Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Sumber : Siaran Pers BKLM, Nomor: 209/Sipres/A5.3/HM/X/2018

 


Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 1221 kali