Kemendikbud Dorong Percepatan Pemulihan Kegiatan Belajar Mengajar di Sulawesi Tengah Pasca Bencana 17 November 2018 ← Back
Palu, Kemendikbud --- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy kembali mengunjungi Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng). Kunjungan kerja kali ini dilakukan untuk memastikan dan percepatan pemulihan kegiatan belajar mengajar di provinsi tersebut. Pemerintah ingin kebangkitan anak-anak Sulteng dapat menjadi lebih hebat, terutama untuk pemulihan kegiatan pembelajaran di sekolah.
Hal tersebut disampaikan Mendikbud saat Apel pagi “Anak Sulteng Bangkit Lebih Hebat”, di halaman kantor Gubernur Sulawesi Tengah, Sabtu (17/11). “Kita ingin kebangkitan Sulteng ini lebih cepat, khususnya untuk pemulihan kegiatan pembelajaran di sekolah. Komitmen ini dengan didukung oleh berbagai pihak terkait pemulihan kembali pendidikan di Sulteng semakin menguatkan keyakinan bahwa anak-anak Sulteng akan bangkit lebih hebat,” tutur Mendikbud.
Pemulihan proses belajar mengajar di sekolah, kata Mendikbud, tidak terlepas dari peran guru. Namun, tak sedikit guru yang juga mengalami dampak bencana. Sebagai upaya untuk meringankan beban guru, khususnya yang terkena dampak bencana, Kemendikbud menyiapkan tunjangan khusus sebesar Rp 76,2 miliyar untuk 15.080 guru di empat kabupaten, yakni Palu, Sigi, Donggala, dan Parigi Moutong. Tunjangan khusus tersebut, Mendikbud menyerahkan secara simbolis buku tabungan kepada 200 guru saat Apel Pagi “Anak Sulteng Bangkit Lebih Hebat”.
“Para guru saya harap tidak patah semangat dalam menjalankan tugas mengajar dan mendidik siswa. Saya yakin para guru di Sulteng mampu memompa semangat murid-muridnya untuk belajar dan melompat lebih tinggi menggapai cita-cita,” kata Mendikbud.
Selain itu, juga pada pemberian bantuan kesempatan kali ini, Kemendikbud menyerahkan bantuan alat-alat sekolah (School Kit) 40.000 paket, yang terdiri dari tas, seragam sekolah, dan alat tulis. Pendistribusian alat sekolah tersebut akan dibagikan sesuai dengan jenjang pendidikan (SD, SMP. SMA. SMK, dan SLB). Kemendikbud juga telah mengupayakan pembangunan kelas darurat di 200 titik yang dapat menampung 400 ruang kelas. Pembangunan kelas darurat juga diupayakan oleh UNICEF dengan memberikan 450 tenda.
Selanjutnya, Kemendikbud mengirimkan bantuan perangkat pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) 50 titik di empat kabupaten tersebut. Masing-masing titik mendapatkan empat perangkat yang didalamnya terdapat televisi LED, speaker, hard disk eksternal, dan komputer. Perangkat lunak dan materi pembelajaran luring telah dibenamkan di dalam komputer yang diberikan.
Untuk jenjang PAUD dan Pendidikan Masyarakat (nonformal dan informal) menyiapkan bantuan yang terdiri dari bahan dan alat pembelajaran tenda kapasitas 15 orang, tenda kapasitas 60 orang, alat permainan edukasi, pengeras suara, generator set, pengadaan komputer, dan kendaraan roda dua lapangan untuk Balai Pengembangan PAUD dan Dikmas Provinsi Sulteng. Pada jenjang pendidikan Nonformal dan Informal juga memberikan bantuan rehab ringan dan bantuan fasilitas belajar untuk lembaga PAUD dan Pendidikan Masyarakat.
Sedangkan untuk bantuan kebudayaan, Kemendikbud menyiapkan berbagai kegiatan, yakni Nusantara Art Festival, Permainan Trandisional, Penguatan Pendidikan Karakter melalui Media Inspiratif, Bantuan Pemerintah untuk Komunitas Sejarah, Pemugaran Cagar Budaya. Selanjutnya, Penguatan Karakter Peserta Didik, Penyelamatan Koleksi Museum di Palu, serta Sosialisasi, Bioling, dan kerja sama antar instansi.
Hal menarik disajikan Kemendikbud dengan mengadakan acara nonton bareng bersama para korban bencana pasca gempa, dan relawan Sulteng Bangkit. Melalui Pusat Pengambangan Perfilman melakukan pemutaran film bioskop keliling (Bioling), di Desa Salua, Kecamatan Kulawai, Palu; Lapanhan Gawalise, Palu; dan Pengungsian Balaroa, Palu.
Penanganan paska bencana Sulteng pada bidang pendidikan dan kebudayaan terus dilakukan. Berbagai bantuan dan kegiatan yang dilakukan oleh Kemendikbud adalah dengan mengadakan pemutaran film edukatif bersama, pembangunan sekolah bersama dengan Kementerian PUPR, 248 ruang kelas darurat sudah terpasang, pengiriman tim Psikososial, pengiriman buku cerita rakyat sebagai media belajar anak. Kemudian juga ada pemberian tunjangan khusus bagi guru terdampak, pelatihan guru pasca bencana, program peningkatan kompetensi guru pendidikan dasar, dan pelatihan guru untuk Psikososial dan pendidikan dalam situasi darurat. Total bantuan Kemendikbud per-tanggal 15 November 2018 sebesar Rp 346,2 milyar.
Mendikbud menyampaikan apresiasi kepada seluruh jajaran Kemendikbud, Pemerintah Daerah dan masyarakat se-Sulawesi Tengah yang telah bekerja keras dalam penanganan dampak bencana gempa dan tsunami. “Mari kita teruskan kerja keras kita untuk Palu Bangkit. Kita harus bergerak bersama-sama untuk kebangkitan dan kemajuan Sulteng. Sulteng Bangkit Lebih Hebat!,” pungkas Mendikbud.
Palu, 17 November 2018
Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Sumber : Siaran Pers BKLM, Nomor: 232/A5.3/Sipres/2018
Hal tersebut disampaikan Mendikbud saat Apel pagi “Anak Sulteng Bangkit Lebih Hebat”, di halaman kantor Gubernur Sulawesi Tengah, Sabtu (17/11). “Kita ingin kebangkitan Sulteng ini lebih cepat, khususnya untuk pemulihan kegiatan pembelajaran di sekolah. Komitmen ini dengan didukung oleh berbagai pihak terkait pemulihan kembali pendidikan di Sulteng semakin menguatkan keyakinan bahwa anak-anak Sulteng akan bangkit lebih hebat,” tutur Mendikbud.
Pemulihan proses belajar mengajar di sekolah, kata Mendikbud, tidak terlepas dari peran guru. Namun, tak sedikit guru yang juga mengalami dampak bencana. Sebagai upaya untuk meringankan beban guru, khususnya yang terkena dampak bencana, Kemendikbud menyiapkan tunjangan khusus sebesar Rp 76,2 miliyar untuk 15.080 guru di empat kabupaten, yakni Palu, Sigi, Donggala, dan Parigi Moutong. Tunjangan khusus tersebut, Mendikbud menyerahkan secara simbolis buku tabungan kepada 200 guru saat Apel Pagi “Anak Sulteng Bangkit Lebih Hebat”.
“Para guru saya harap tidak patah semangat dalam menjalankan tugas mengajar dan mendidik siswa. Saya yakin para guru di Sulteng mampu memompa semangat murid-muridnya untuk belajar dan melompat lebih tinggi menggapai cita-cita,” kata Mendikbud.
Selain itu, juga pada pemberian bantuan kesempatan kali ini, Kemendikbud menyerahkan bantuan alat-alat sekolah (School Kit) 40.000 paket, yang terdiri dari tas, seragam sekolah, dan alat tulis. Pendistribusian alat sekolah tersebut akan dibagikan sesuai dengan jenjang pendidikan (SD, SMP. SMA. SMK, dan SLB). Kemendikbud juga telah mengupayakan pembangunan kelas darurat di 200 titik yang dapat menampung 400 ruang kelas. Pembangunan kelas darurat juga diupayakan oleh UNICEF dengan memberikan 450 tenda.
Selanjutnya, Kemendikbud mengirimkan bantuan perangkat pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) 50 titik di empat kabupaten tersebut. Masing-masing titik mendapatkan empat perangkat yang didalamnya terdapat televisi LED, speaker, hard disk eksternal, dan komputer. Perangkat lunak dan materi pembelajaran luring telah dibenamkan di dalam komputer yang diberikan.
Untuk jenjang PAUD dan Pendidikan Masyarakat (nonformal dan informal) menyiapkan bantuan yang terdiri dari bahan dan alat pembelajaran tenda kapasitas 15 orang, tenda kapasitas 60 orang, alat permainan edukasi, pengeras suara, generator set, pengadaan komputer, dan kendaraan roda dua lapangan untuk Balai Pengembangan PAUD dan Dikmas Provinsi Sulteng. Pada jenjang pendidikan Nonformal dan Informal juga memberikan bantuan rehab ringan dan bantuan fasilitas belajar untuk lembaga PAUD dan Pendidikan Masyarakat.
Sedangkan untuk bantuan kebudayaan, Kemendikbud menyiapkan berbagai kegiatan, yakni Nusantara Art Festival, Permainan Trandisional, Penguatan Pendidikan Karakter melalui Media Inspiratif, Bantuan Pemerintah untuk Komunitas Sejarah, Pemugaran Cagar Budaya. Selanjutnya, Penguatan Karakter Peserta Didik, Penyelamatan Koleksi Museum di Palu, serta Sosialisasi, Bioling, dan kerja sama antar instansi.
Hal menarik disajikan Kemendikbud dengan mengadakan acara nonton bareng bersama para korban bencana pasca gempa, dan relawan Sulteng Bangkit. Melalui Pusat Pengambangan Perfilman melakukan pemutaran film bioskop keliling (Bioling), di Desa Salua, Kecamatan Kulawai, Palu; Lapanhan Gawalise, Palu; dan Pengungsian Balaroa, Palu.
Penanganan paska bencana Sulteng pada bidang pendidikan dan kebudayaan terus dilakukan. Berbagai bantuan dan kegiatan yang dilakukan oleh Kemendikbud adalah dengan mengadakan pemutaran film edukatif bersama, pembangunan sekolah bersama dengan Kementerian PUPR, 248 ruang kelas darurat sudah terpasang, pengiriman tim Psikososial, pengiriman buku cerita rakyat sebagai media belajar anak. Kemudian juga ada pemberian tunjangan khusus bagi guru terdampak, pelatihan guru pasca bencana, program peningkatan kompetensi guru pendidikan dasar, dan pelatihan guru untuk Psikososial dan pendidikan dalam situasi darurat. Total bantuan Kemendikbud per-tanggal 15 November 2018 sebesar Rp 346,2 milyar.
Mendikbud menyampaikan apresiasi kepada seluruh jajaran Kemendikbud, Pemerintah Daerah dan masyarakat se-Sulawesi Tengah yang telah bekerja keras dalam penanganan dampak bencana gempa dan tsunami. “Mari kita teruskan kerja keras kita untuk Palu Bangkit. Kita harus bergerak bersama-sama untuk kebangkitan dan kemajuan Sulteng. Sulteng Bangkit Lebih Hebat!,” pungkas Mendikbud.
Palu, 17 November 2018
Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Sumber : Siaran Pers BKLM, Nomor: 232/A5.3/Sipres/2018
Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 2955 kali
Editor :
Dilihat 2955 kali