Guru dan Pustakawan Apresiasi Simposium Internasional “Pendidikan 4.0. untuk Indonesia” 05 Desember 2018 ← Back
Bali, Kemendikbud --- Memasuki era milenial, guru dan tenaga kependidikan harus melakukan pengembangan diri sesuai dengan kebutuhan zaman. Untuk membantu pengembangan diri tersebut, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) memberikan wadah melalui penyelenggaraan Symposium on Open, Distance, dan E-Learning (ISODEL) “Pendidikan 4.0 untuk Indonesia”. Simposium tersebut dilaksanakan pada tanggal 3 hingga 5 Desember 2018, di Bali.
“Acara simposium yang mengangkat tema Pendidikan 4.0 untuk Indonesia, forum ini diharapkan akan menjadi bagian dari wadah kita menjaring praktik-praktik baik dari manapun, baik pihak dari kementerian/lembaga, swasta, ataupun negara sahabat untuk memperkokoh bagaimana membangun pendidikan kita ke depan,” tutur Staf Ahli Mendikbud Bidang Inovasi dan Daya Saing, Ananto Kusuma Seta, saat pembukaan simposium tersebut, Senin (03/12/2018).
Beberapa peserta simposium “Pendidikan 4.0. untuk Indonesia”, terdiri dari guru dan pustakawan, yang ditemui di tengah-tengah penyelenggaraan simposium ini, Selasa (4/12/2018), memberikan pendapat yang positif terhadap penyelenggaraan simposium ini.
Nur Fitriana Guru Kelas 2, SD Negeri Deresan Sleman, Yogyakarta
Tanya: Bagaimana pendapat Ibu dengan penyelenggaraan Simposium Internasional “Pendidikan 4.0. untuk Indonesia”?
Nur Fitriana: Kegiatan ini bagus banget, karena ini adalah simposium internasional se-Asia Pasifik, tentunya juga pesertanya dijaring dari berbagai guru dan komunitas di dunia pendidikan. Beberapa peserta hadir disini menggunakan biaya sendiri, jadi yang hadir benar-benar yang yang minat banget untuk meningkatkan kompetensi dirinya.
Tanya: Bagaimana pengalaman Ibu selama mengikuti Simposium Internasional “Pendidikan 4.0. untuk Indonesia”?
Nur Fitriana: Mengikuti simposium ini seru pastinya, karena setiap acaranya temanya berbeda-beda. Senang bisa bertemu guru dari berbagai jenjang. Tidak hanya guru, bahkan akademisi dari berbagai universitas dari berbagai negara ikut juga di simposium ini.
Tanya: Apa yang akan Ibu lakukan setelah mengikuti Simposium Internasional “Pendidikan 4.0. untuk Indonesia”?
Nur Fitiriana: Pastinya saya akan berbagi pengalaman dengan para guru, dan juga diterapkan dalam proses belajar di sekolah. Pembelajaran dengan melibatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di sekolah saya sudah diterapkan seperti melakukan konferensi menggunakan video (video conference). Selain itu, juga kami memanfaatkan android. Untuk teknologinya saya menerapkan STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematic), kita berikan contoh soal dengan memberikan permasalahan dan nantinya siswa yang menyampaikan penyelesaian masalahnya.
Tanya: Apa harapan Ibu dengan adanya pelaksanaan ISODEL kedepan?
Nur Fitriana:Acara ini tentu saja ditunggu-tunggu oleh para guru, sehingga harus dilaksanakan secara rutin dua tahun sekali.
A.Tatiek Soeryani Ernawati (ATS Ernawati), Pustakawan Madya, dari Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Tangerang.
Tanya: Bagaimana pendapat Ibu dengan diselenggarakannya Simposium Internasional “Pendidikan 4.0. untuk Indonesia”?
ATS Ernawati: Saya mengapresiasi penyelenggaraan simposium tersebut. Penyelenggaraannya pada prinsipnya baik.
Tanya: Bagaimana pengalaman Ibu selama mengikuti Simposium Internasional “Pendidikan 4.0. untuk Indonesia”?
ATS Ernawati: Pemberi materinya sangat bagus dan komunikatif. Semuanya menarik, tetapi menurut saya pemateri yang paling menarik adalah dari TIK yang disampaikan Mr.Ilham Habibie dan Prof.Deden Rukmana. TIK sangat diperlukan dan harus, mengingat sudah masanya kita mengikuti era 4.0. Kita harus terus lakukan pengembangan diri agar tidak terdisrupsi. Sangat banyak pengalaman mengikuti simposium tahun ini. Menambah wawasan dan bertemu dengan banyak teman yang sevisi dalam penerapan TIK di wilayah kerja masing-masing.
Tanya: Apa yang akan Ibu lakukan setelah mengikuti simposium internasional “Pendidikan 4.0. untuk Indonesia”?
ATS Ernawati: Saya akan coba koordinasikan dengan para pustakawan dan pengambil keputusan untuk berperan aktif dalam wujudkan Pendidikan 4.0. untuk Indonesia Di wilayah kami.
Tanya: Apa harapan Ibu dengan adanya pelaksanaan ISODEL kedepan?
ATS Ernawati: Harapan kami para pustakawan, dengan adanya simposium ini kita bisa jalin koneksi dengan para peserta dan para narasumber baik dalam dan luar negeri, sehingga kita bisa memiliki perpustakaan digital yg bisa terkoneksi ke perpustakaan sedunia. Sehingga koleksi semakin beragam. Saat ini kita mau luncurkan Itangkab untuk koleksi digital. Pembelajaran jarak jauh dan sangat diperlukan di era sekarang.
Suherman, Guru Mata Pelajaran Ekonomi SMK Negeri 5, Sarolangun, Jambi.
Tanya: Bagaimana pendapat Bapak dengan penyelenggaraan simposium internasional “Pendidikan 4.0. untuk Indonesia”?
Suherman: Simposium yang saya ikuti kali ini luar biasa. Pengetahuan, ide, kenyataan, dan banyak hal lainnya tentang pendidikan 4.0 banyak saya peroleh disini.
Tanya: Bagaimana pengalaman Bapak selama mengikuti Simposium Internasional “Pendidikan 4.0. untuk Indonesia”?
Suherman: Saya hadir di sini ingin memperluas wawasan dan pengetahuan saya terkait pola pendidikan 4.0. Era milenial merupakan harapan sekaligus tantangan bagi saya sebagai pendidik untuk mempersiapkan generasi yang bisa memanfaatkan peluang dan menekan tantangan era 4.0. Simposium ini sangat bagus dan memberikan pencerahan.
Tanya: Apa yang akan Bapak lakukan setelah mengikuti Simposium Internasional “Pendidikan 4.0. untuk Indonesia”?
Suherman: Saya akan mencoba berbagi dengan rekan-rekan guru di daerah terkait pemanfaatan TIK dalam pembelajaran. Dengan begitu dapat menyempurnakan pembelajaran berbasis TIK di sekolah tempat saya mengajar dengan pengalaman yang saya dapat selama pelaksaaan simposium.
Tanya: Apa harapan Bapak dengan adanya penyelenggaraan ISODEL kedepan?
Suherman: Saya berharap pelaksanaan simposium dapat terus dilaksanakan, mengingat zaman terus berubah. Para guru harus terus melakukan pengembangan diri mengikuti perkembangan zaman. Peningkatan kompetensi guru bidang TIK sangat penting.
Jessica Hostiadi Guru Kelas 6 SD Rhema En Cara School, Sentul City, Bogor
Tanya: Bagaimana pendapat Ibu dengan penyelenggaraan simposium internasional “Pendidikan 4.0. untuk Indonesia”?
Jessica Hostiadi: Materi yang diberikan oleh keynote speaker sangat baik sekali, terutama tentang pembelajaran coding dan steam yang dimulai dari kelas sekolah dasar. Saya juga dengar dari teman saya di Turki ketika saya belajar di Space Camp Academy. Di Turki siswa SD sudah belajar coding sedangkan saya baru pertama kali dengar kemarin saat di Amerika tentang raspberry-phi, phyton program, dan lain-lain.
Tanya: Bagaimana pengalaman Ibu selama mengikuti Simposium Internasional “Pendidikan 4.0. untuk Indonesia”?
Jessica Hostiadi: Saya masuk kelas Schoology dan Microsoft, disitu saya baru belajar aplikasi baru yang sangat membantu dalam mengajar dan sesuai dengan kebutuhan anak-anak zaman now. Saya juga berkenalan dengan Ibu Erna yang ternyata adalah seorang pustakawan dari tangerang, dan Ia membantu saya dengan berbagi informasi tentang perpustakaan online, di mana buku-buku tidak perlu dimiliki secara fisik tetapi dapat dibeli secara daring (online) dan dipinjamkan kepada murid secara daring juga selama 3 hari, menurut saya ini sangat luar biasa.
Tanya: Apa yang akan Ibu lakukan setelah mengikuti Simposium Internasional “Pendidikan 4.0. untuk Indonesia”?
Jessica Hostiadi: Saya akan berbagi pengalaman baik yang didapat selama mengikuti simposium ini dengan guru-guru ditempat saya mengajar.
Tanya: Apa harapan Ibu dengan penyelenggaraan ISODEL kedepan?
Jessica Hostiadi: Saya berharap pelaksanaan ISODEL dapat rutin dilaksanakan.
Eka Agus Setyowati Guru Kelas 5, SD Negeri Deresan, Depok, Sleman, Yogyakarta
Tanya: Bagaimana pendapat Ibu dengan penyelenggaraan simposium internasional “Pendidikan 4.0. untuk Indonesia”?
Eka Agus S: Kegiatan simposium ini sangat bagus untuk menambah pengalaman, pengetahuan tentang Revolusi Industri 4.0, dan revolusi ini juga berpengaruh terhadap pendidikan.
Tanya: Bagaimana pengalaman Ibu selama mengikuti simposium internasional “Pendidikan 4.0. untuk Indonesia”?
Eka Agus S: Saya sebagai guru harus terus mengikuti perkembangan mengenai perubahan ini. Mengikuti kegiatan ini sangat menyenangkan juga karena saya bisa mendapat teman-teman baru dari berbagai daerah, dan bertukar pengalaman. Saya baru pertama kali mendapat informasi revolusi industri 4.0 di simposium ini. Pembicara yang saya suka adalah Ibu Prof.Tian Belawati. Saya baru paham setelah Prof. Tian menjelaskan keterkaitan dan pengaruh pendidikan terhadap revolusi industri 4.0.
Tanya: Apa yang akan Ibu lakukan setelah mengikuti Simposium Internasional “Pendidikan 4.0. untuk Indonesia”?
Eka Agus S: Saya bisa berbagi pengalaman dengan teman-teman dan murid-murid saya. Saya juga bisa menerapkan kepada murid-murid saya ketika proses belajar mengajar, karena pemanfaatan TIK di sekolah sebenarnya sudah diterapkan tetapi mungkin kurang maksimal. Kalau sesi paralelnya saya paling tertarik mengenai schoology, karena hampir mirip facebook. Sepertinya bisa diterapkan di kelas 5.
Tanya: Apa harapan Ibu dengan pelaksanaan ISODEL ke depan?
Eka Agus S: Saya berharap ISODEL terus dilaksanakan, agar guru dapat terus mengikuti perkembangan zaman dengan mengikuti simposium ini.
Bali, 4 Desember 2018
Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Sumber : Siaran Pers BKLM, Nomor: 249/A5.3/Sipres/XII/2018
“Acara simposium yang mengangkat tema Pendidikan 4.0 untuk Indonesia, forum ini diharapkan akan menjadi bagian dari wadah kita menjaring praktik-praktik baik dari manapun, baik pihak dari kementerian/lembaga, swasta, ataupun negara sahabat untuk memperkokoh bagaimana membangun pendidikan kita ke depan,” tutur Staf Ahli Mendikbud Bidang Inovasi dan Daya Saing, Ananto Kusuma Seta, saat pembukaan simposium tersebut, Senin (03/12/2018).
Beberapa peserta simposium “Pendidikan 4.0. untuk Indonesia”, terdiri dari guru dan pustakawan, yang ditemui di tengah-tengah penyelenggaraan simposium ini, Selasa (4/12/2018), memberikan pendapat yang positif terhadap penyelenggaraan simposium ini.
Nur Fitriana Guru Kelas 2, SD Negeri Deresan Sleman, Yogyakarta
Tanya: Bagaimana pendapat Ibu dengan penyelenggaraan Simposium Internasional “Pendidikan 4.0. untuk Indonesia”?
Nur Fitriana: Kegiatan ini bagus banget, karena ini adalah simposium internasional se-Asia Pasifik, tentunya juga pesertanya dijaring dari berbagai guru dan komunitas di dunia pendidikan. Beberapa peserta hadir disini menggunakan biaya sendiri, jadi yang hadir benar-benar yang yang minat banget untuk meningkatkan kompetensi dirinya.
Tanya: Bagaimana pengalaman Ibu selama mengikuti Simposium Internasional “Pendidikan 4.0. untuk Indonesia”?
Nur Fitriana: Mengikuti simposium ini seru pastinya, karena setiap acaranya temanya berbeda-beda. Senang bisa bertemu guru dari berbagai jenjang. Tidak hanya guru, bahkan akademisi dari berbagai universitas dari berbagai negara ikut juga di simposium ini.
Tanya: Apa yang akan Ibu lakukan setelah mengikuti Simposium Internasional “Pendidikan 4.0. untuk Indonesia”?
Nur Fitiriana: Pastinya saya akan berbagi pengalaman dengan para guru, dan juga diterapkan dalam proses belajar di sekolah. Pembelajaran dengan melibatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di sekolah saya sudah diterapkan seperti melakukan konferensi menggunakan video (video conference). Selain itu, juga kami memanfaatkan android. Untuk teknologinya saya menerapkan STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematic), kita berikan contoh soal dengan memberikan permasalahan dan nantinya siswa yang menyampaikan penyelesaian masalahnya.
Tanya: Apa harapan Ibu dengan adanya pelaksanaan ISODEL kedepan?
Nur Fitriana:Acara ini tentu saja ditunggu-tunggu oleh para guru, sehingga harus dilaksanakan secara rutin dua tahun sekali.
A.Tatiek Soeryani Ernawati (ATS Ernawati), Pustakawan Madya, dari Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Tangerang.
Tanya: Bagaimana pendapat Ibu dengan diselenggarakannya Simposium Internasional “Pendidikan 4.0. untuk Indonesia”?
ATS Ernawati: Saya mengapresiasi penyelenggaraan simposium tersebut. Penyelenggaraannya pada prinsipnya baik.
Tanya: Bagaimana pengalaman Ibu selama mengikuti Simposium Internasional “Pendidikan 4.0. untuk Indonesia”?
ATS Ernawati: Pemberi materinya sangat bagus dan komunikatif. Semuanya menarik, tetapi menurut saya pemateri yang paling menarik adalah dari TIK yang disampaikan Mr.Ilham Habibie dan Prof.Deden Rukmana. TIK sangat diperlukan dan harus, mengingat sudah masanya kita mengikuti era 4.0. Kita harus terus lakukan pengembangan diri agar tidak terdisrupsi. Sangat banyak pengalaman mengikuti simposium tahun ini. Menambah wawasan dan bertemu dengan banyak teman yang sevisi dalam penerapan TIK di wilayah kerja masing-masing.
Tanya: Apa yang akan Ibu lakukan setelah mengikuti simposium internasional “Pendidikan 4.0. untuk Indonesia”?
ATS Ernawati: Saya akan coba koordinasikan dengan para pustakawan dan pengambil keputusan untuk berperan aktif dalam wujudkan Pendidikan 4.0. untuk Indonesia Di wilayah kami.
Tanya: Apa harapan Ibu dengan adanya pelaksanaan ISODEL kedepan?
ATS Ernawati: Harapan kami para pustakawan, dengan adanya simposium ini kita bisa jalin koneksi dengan para peserta dan para narasumber baik dalam dan luar negeri, sehingga kita bisa memiliki perpustakaan digital yg bisa terkoneksi ke perpustakaan sedunia. Sehingga koleksi semakin beragam. Saat ini kita mau luncurkan Itangkab untuk koleksi digital. Pembelajaran jarak jauh dan sangat diperlukan di era sekarang.
Suherman, Guru Mata Pelajaran Ekonomi SMK Negeri 5, Sarolangun, Jambi.
Tanya: Bagaimana pendapat Bapak dengan penyelenggaraan simposium internasional “Pendidikan 4.0. untuk Indonesia”?
Suherman: Simposium yang saya ikuti kali ini luar biasa. Pengetahuan, ide, kenyataan, dan banyak hal lainnya tentang pendidikan 4.0 banyak saya peroleh disini.
Tanya: Bagaimana pengalaman Bapak selama mengikuti Simposium Internasional “Pendidikan 4.0. untuk Indonesia”?
Suherman: Saya hadir di sini ingin memperluas wawasan dan pengetahuan saya terkait pola pendidikan 4.0. Era milenial merupakan harapan sekaligus tantangan bagi saya sebagai pendidik untuk mempersiapkan generasi yang bisa memanfaatkan peluang dan menekan tantangan era 4.0. Simposium ini sangat bagus dan memberikan pencerahan.
Tanya: Apa yang akan Bapak lakukan setelah mengikuti Simposium Internasional “Pendidikan 4.0. untuk Indonesia”?
Suherman: Saya akan mencoba berbagi dengan rekan-rekan guru di daerah terkait pemanfaatan TIK dalam pembelajaran. Dengan begitu dapat menyempurnakan pembelajaran berbasis TIK di sekolah tempat saya mengajar dengan pengalaman yang saya dapat selama pelaksaaan simposium.
Tanya: Apa harapan Bapak dengan adanya penyelenggaraan ISODEL kedepan?
Suherman: Saya berharap pelaksanaan simposium dapat terus dilaksanakan, mengingat zaman terus berubah. Para guru harus terus melakukan pengembangan diri mengikuti perkembangan zaman. Peningkatan kompetensi guru bidang TIK sangat penting.
Jessica Hostiadi Guru Kelas 6 SD Rhema En Cara School, Sentul City, Bogor
Tanya: Bagaimana pendapat Ibu dengan penyelenggaraan simposium internasional “Pendidikan 4.0. untuk Indonesia”?
Jessica Hostiadi: Materi yang diberikan oleh keynote speaker sangat baik sekali, terutama tentang pembelajaran coding dan steam yang dimulai dari kelas sekolah dasar. Saya juga dengar dari teman saya di Turki ketika saya belajar di Space Camp Academy. Di Turki siswa SD sudah belajar coding sedangkan saya baru pertama kali dengar kemarin saat di Amerika tentang raspberry-phi, phyton program, dan lain-lain.
Tanya: Bagaimana pengalaman Ibu selama mengikuti Simposium Internasional “Pendidikan 4.0. untuk Indonesia”?
Jessica Hostiadi: Saya masuk kelas Schoology dan Microsoft, disitu saya baru belajar aplikasi baru yang sangat membantu dalam mengajar dan sesuai dengan kebutuhan anak-anak zaman now. Saya juga berkenalan dengan Ibu Erna yang ternyata adalah seorang pustakawan dari tangerang, dan Ia membantu saya dengan berbagi informasi tentang perpustakaan online, di mana buku-buku tidak perlu dimiliki secara fisik tetapi dapat dibeli secara daring (online) dan dipinjamkan kepada murid secara daring juga selama 3 hari, menurut saya ini sangat luar biasa.
Tanya: Apa yang akan Ibu lakukan setelah mengikuti Simposium Internasional “Pendidikan 4.0. untuk Indonesia”?
Jessica Hostiadi: Saya akan berbagi pengalaman baik yang didapat selama mengikuti simposium ini dengan guru-guru ditempat saya mengajar.
Tanya: Apa harapan Ibu dengan penyelenggaraan ISODEL kedepan?
Jessica Hostiadi: Saya berharap pelaksanaan ISODEL dapat rutin dilaksanakan.
Eka Agus Setyowati Guru Kelas 5, SD Negeri Deresan, Depok, Sleman, Yogyakarta
Tanya: Bagaimana pendapat Ibu dengan penyelenggaraan simposium internasional “Pendidikan 4.0. untuk Indonesia”?
Eka Agus S: Kegiatan simposium ini sangat bagus untuk menambah pengalaman, pengetahuan tentang Revolusi Industri 4.0, dan revolusi ini juga berpengaruh terhadap pendidikan.
Tanya: Bagaimana pengalaman Ibu selama mengikuti simposium internasional “Pendidikan 4.0. untuk Indonesia”?
Eka Agus S: Saya sebagai guru harus terus mengikuti perkembangan mengenai perubahan ini. Mengikuti kegiatan ini sangat menyenangkan juga karena saya bisa mendapat teman-teman baru dari berbagai daerah, dan bertukar pengalaman. Saya baru pertama kali mendapat informasi revolusi industri 4.0 di simposium ini. Pembicara yang saya suka adalah Ibu Prof.Tian Belawati. Saya baru paham setelah Prof. Tian menjelaskan keterkaitan dan pengaruh pendidikan terhadap revolusi industri 4.0.
Tanya: Apa yang akan Ibu lakukan setelah mengikuti Simposium Internasional “Pendidikan 4.0. untuk Indonesia”?
Eka Agus S: Saya bisa berbagi pengalaman dengan teman-teman dan murid-murid saya. Saya juga bisa menerapkan kepada murid-murid saya ketika proses belajar mengajar, karena pemanfaatan TIK di sekolah sebenarnya sudah diterapkan tetapi mungkin kurang maksimal. Kalau sesi paralelnya saya paling tertarik mengenai schoology, karena hampir mirip facebook. Sepertinya bisa diterapkan di kelas 5.
Tanya: Apa harapan Ibu dengan pelaksanaan ISODEL ke depan?
Eka Agus S: Saya berharap ISODEL terus dilaksanakan, agar guru dapat terus mengikuti perkembangan zaman dengan mengikuti simposium ini.
Bali, 4 Desember 2018
Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Sumber : Siaran Pers BKLM, Nomor: 249/A5.3/Sipres/XII/2018
Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 2571 kali
Editor :
Dilihat 2571 kali