Kemendikbud Wujudkan Mimpi Penyandang Tunanetra Memiliki Kamus  28 Desember 2018  ← Back

Jakarta, Kemendikbud --- Penyandang tunanetra kini dapat belajar Bahasa Indonesia lebih mudah, karena sudah tersedia Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dalam format huruf Braille. Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Badan Bahasa Kemendikbud) telah menyelesaikan pembuatan master KBBI Braille tersebut.

Kepala Pusat Pengembangan dan Pelindungan menyerahkan master KBBI Braille kepada Direktur Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus Kemendikbud (PPKLK) dan Direktur Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Kementerian Sosial Republik Indonesia. Penyerahan berlangsung di Ruang Gaura, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Rabu (26/12/2018).

Kepala Pusat Pengembangan dan Pelindungan, Gufran Ali Ibrahim mengatakan penyerahan master KBBI Braille tersebut bertujuan untuk menyebarluaskan KBBI Braille yang telah diluncurkan dalam Kongres Bahasa Indonesia XI tanggal 28 Oktober 2018 yang lalu. "Hal ini adalah wujud komitmen pemerintah untuk memfasilitasi masyarakat Indonesia di bidang kebahasaan dan kesastraan, terutama untuk penyandang disabilitas," kata Gufran Ali Ibrahim.

Direktur PPKLK Poppy Dewi Puspitawati mengatakan KBBI Braille adalah kamus pertama yang diluncurkan untuk penyandang disabilitas netra. Ia menambahkan, saat ini terdapat sekitar 2.200 sekolah luar biasa di Indonesia. "Untuk itu, pemerintah akan berusaha menyediakan paling tidak satu KBBI Braille di tingkat kabupaten sebelum mencetaknya dalam jumlah yang lebih banyak," kata Poppy.

Pencetakan KBBI Braille merupakan hasil kerja sama antara Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa dan Balai Penerbitan Braille Indonesia (BPBI) "Abiyoso" Kementerian Sosial Republik Indonesia. KBBI Braille disusun untuk mewujudkan keadilan dan kesamarataan informasi untuk semua kalangan  masyarakat yang sejalan dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas.

Alih huruf menjadi KBBI Braille dilakukan dengan melibatkan penyandang disabilitas netra langsung sebagai pengguna kamus. Setelah pengalihan huruf ke huruf Braille selesai dan dicetak, dilaksanakan penyuntingan oleh penyandang disabilitas netra untuk menghindari kesalahan penulisan, keterbacaan, dan sebagainya. Setelah itu, KBBI Braille dicetak dan dijilid secara khusus. (Nur Widiyanto)
 
Sumber :

 


Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 1049 kali