Indonesia Negara Pertama yang Dikunjungi Menteri Pendidikan Malaysia di Awal Tahun 11 Januari 2019 ← Back
Jakarta, Kemendikbud --- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Republik Indonesia, Muhadjir Effendy, memberikan apresiasi dan ucapan terima kasih kepada Menteri Pendidikan Malaysia, Maszlee bin Malik, yang menjadikan Indonesia sebagai negara pertama yang dikunjunginya di awal tahun 2019.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Menteri dan seluruh delegasi Malaysia atas kehadirannya. Mudah-mudahan kehadiran ini akan membawakan manfaat yang baik untuk Indonesia maupun Malaysia dan kerja sama antara dua negara serumpun akan terus dan semakin merdu,” tutur Mendikbud RI, saat menyambut kunjungan Menteri Pendidikan Malaysia, di kantor Kemendikbud, Senayan, Jakarta, Jumat (11/01/2019).
Kerja sama bidang pendidikan dan kebudayaan antara Indonesia dan Malaysia sudah terjalin sangat baik, lanjut Mendikbud RI, seperti para siswa Indonesia sudah beberapa kali tampil dalam ajang kebudayaan di Malaysia. Selain itu, juga ada pertukaran pelajar yang akan ditingkatkan dengan mekanisme youth camp dan terdapatnya sekolah Indonesia di Malaysia. “Kita juga saling bertukar pikiran tentang kebudayaan,” ujar Mendikbud RI.
Menteri Pendidikan Malaysia pun menyampaikan hal yang serupa, bahwa hubungan antara kedua negara adalah istimewa, satu rumpun, satu leluhur, dan bersaudara. “Pembinaan sejarah di masa depan bermula pada hari ini, dan seharusnya ada titik permulaan terhadap pembinaan sejarah masa depan. Kita mau atau pun tidak mau, pembinaan sejarah, pembinaan peradaban, harus dimuliakan dengan pendidikan,” tutur Menteri Pendidikan Malaysia.
Ia menambahkan, pendidikan memainkan peranan penting, bukan sekedar masa depan negara, tetapi juga mencorakkan peradaban yang bakal dimunculkan. ”Disinilah kita melihat bahwa dengan kita berkongsi, relatif banyak persamaan dari segi bahasa, budaya, dan juga dari segi psyco-social. Kita harus melihat bahwa abad-abad ke depan ini simbiosis antara kedua negara, kedua bangsa, untuk menjadi dentuman baru kepada peradaban dunia,” terang Menteri Pendidikan Malaysia.
Praktik Baik Pendidikan dan Kebudayaan di Malaysia
Menteri Pendidikan Malaysia menyampaikan kekagumannya dengan pendekatan yang dilakukan Indonesia dalam meletakkan kebudayaan dan pendidikan dibawah satu kementerian, sebab, pendidikan adalah berkaitan dengan nilai. “Pembangunan pendidikan yang terpisah dengan nilai hanya akan melahirkan robot-robot yang bernyawa. Robot-robot yang bernyawa ini yang akan membawa kepada konflik, korban nyawa, kerakusan, ketamakan. Untuk itu, pendidikan harus disertakan dengan nilai. Dan budaya itu sendiri adalah salah satu dari pada wahana untuk menyampaikan nilai,” jelasnya.
Pendidikan di era Malaysia baru pasca pertukaran Pemerintah, kata Menteri Pendidikan Malaysia, menitikberatkan pada isu nilai. “Bapak Perdana Menteri Malaysia buat kali kedua, telah berbicara dua jam lebih dengan Bapak Presiden RI dengan berbagai pembicaraan yang mereka bicarakan, tetapi terdapat satu pembicaraan yang paling penting ialah berbicara tentang nilai,” ujarnya.
“Pak Muhadjir, jika menitikkan kiat-kiat baik ataupun harapannya kepada pendidikan, sering saya mengatakan bahwa di Malaysia pendidikan harus bisa merubah generasi yang akan datang. Kita harus melihat kepada Jepang, bagaimana setelah keruntuhan perang dunia kedua mereka bangkit untuk menjadi negara atau bangsa yang bisa mendominasi dunia, semuanya bermula dengan nilai. Rajin bekerja, amanah, disiplin, kebersihan, komitmen dan juga mempunyai sikap integritas yang tinggi. Itu semuanya bermula dari pendidikan. Penerapan pendidikan di Malaysia juga ditekankan pada pembinaan karakter,” terangnya.
Malaysia, katanya, saat ini sedang berupaya mewujudkan sebagai bangsa yang membaca. “Bukan membaca karena ada ujian, bukan membacanya karena mau mengajar, di sekolah atau pun di kuliah, tetapi mereka membaca karena menjadi gaya hidup, cara hidup, way of life. Target kita pada tahun 2030, masyarakat Malaysia akan menjadi masyarakat membaca nomor satu di dunia, dan ini penting,” tuturnya.
“Dalam kerja sama bidang pendidikan dengan Indonesia, akan melakukan pertukaran pelajar, guru, dan kepala sekolah. Kita akan saling belajar satu sama lain,” ucap Menteri Pendidikan Malaysia.
Mendikbud RI menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Malaysia yang mengizinkan pendirian Community Learning Center (CLC) di Malaysia dalam rangka menyediakan akses pendidikan bagi anak-anak Indonesia di Malaysia. Sampai saat ini terdapat 306 CLC dengan jumlah siswa sebanyak 16.130 orang untuk jenjang pendidikan dasar dan pendidikan menengah pertama. Pemerintah Indonesia mengharapkan dukungan Pemerintah Malaysia agar mengizinkan pendirian CLC untuk jenjang Pendidikan Menengah Atas. Terkait permintaan tersebut, Pemerintah Malaysia memberi tanggapan yang positif dan akan berkoordinasi secara internal dengan pihak-pihak terkait.
Pada kesempatan ini Menteri Pendidikan Malaysia mengucapkan terima kasih atas sambutan hangat yang diberikan oleh Kemendikbud RI. “Saya sekali lagi mengucapkan terima kasih kepada Kemendikbud RI, karena menerima kunjungan kami. Saya mengharapkan supaya pertemuan kita pada kali ini menjadi turning point atau titik tolak terhadap perubahan sejarah di masa depan. Semoga suatu hari nanti terwujudnya peradaban bersama Malaysia dan Indonesia,” pungkasnya. *
Jakarta, 11 Januari 2019
Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Sumber : Siaran Pers BKLM, Nomor: 008/A5.3/Sipres/I/2019
“Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Menteri dan seluruh delegasi Malaysia atas kehadirannya. Mudah-mudahan kehadiran ini akan membawakan manfaat yang baik untuk Indonesia maupun Malaysia dan kerja sama antara dua negara serumpun akan terus dan semakin merdu,” tutur Mendikbud RI, saat menyambut kunjungan Menteri Pendidikan Malaysia, di kantor Kemendikbud, Senayan, Jakarta, Jumat (11/01/2019).
Kerja sama bidang pendidikan dan kebudayaan antara Indonesia dan Malaysia sudah terjalin sangat baik, lanjut Mendikbud RI, seperti para siswa Indonesia sudah beberapa kali tampil dalam ajang kebudayaan di Malaysia. Selain itu, juga ada pertukaran pelajar yang akan ditingkatkan dengan mekanisme youth camp dan terdapatnya sekolah Indonesia di Malaysia. “Kita juga saling bertukar pikiran tentang kebudayaan,” ujar Mendikbud RI.
Menteri Pendidikan Malaysia pun menyampaikan hal yang serupa, bahwa hubungan antara kedua negara adalah istimewa, satu rumpun, satu leluhur, dan bersaudara. “Pembinaan sejarah di masa depan bermula pada hari ini, dan seharusnya ada titik permulaan terhadap pembinaan sejarah masa depan. Kita mau atau pun tidak mau, pembinaan sejarah, pembinaan peradaban, harus dimuliakan dengan pendidikan,” tutur Menteri Pendidikan Malaysia.
Ia menambahkan, pendidikan memainkan peranan penting, bukan sekedar masa depan negara, tetapi juga mencorakkan peradaban yang bakal dimunculkan. ”Disinilah kita melihat bahwa dengan kita berkongsi, relatif banyak persamaan dari segi bahasa, budaya, dan juga dari segi psyco-social. Kita harus melihat bahwa abad-abad ke depan ini simbiosis antara kedua negara, kedua bangsa, untuk menjadi dentuman baru kepada peradaban dunia,” terang Menteri Pendidikan Malaysia.
Praktik Baik Pendidikan dan Kebudayaan di Malaysia
Menteri Pendidikan Malaysia menyampaikan kekagumannya dengan pendekatan yang dilakukan Indonesia dalam meletakkan kebudayaan dan pendidikan dibawah satu kementerian, sebab, pendidikan adalah berkaitan dengan nilai. “Pembangunan pendidikan yang terpisah dengan nilai hanya akan melahirkan robot-robot yang bernyawa. Robot-robot yang bernyawa ini yang akan membawa kepada konflik, korban nyawa, kerakusan, ketamakan. Untuk itu, pendidikan harus disertakan dengan nilai. Dan budaya itu sendiri adalah salah satu dari pada wahana untuk menyampaikan nilai,” jelasnya.
Pendidikan di era Malaysia baru pasca pertukaran Pemerintah, kata Menteri Pendidikan Malaysia, menitikberatkan pada isu nilai. “Bapak Perdana Menteri Malaysia buat kali kedua, telah berbicara dua jam lebih dengan Bapak Presiden RI dengan berbagai pembicaraan yang mereka bicarakan, tetapi terdapat satu pembicaraan yang paling penting ialah berbicara tentang nilai,” ujarnya.
“Pak Muhadjir, jika menitikkan kiat-kiat baik ataupun harapannya kepada pendidikan, sering saya mengatakan bahwa di Malaysia pendidikan harus bisa merubah generasi yang akan datang. Kita harus melihat kepada Jepang, bagaimana setelah keruntuhan perang dunia kedua mereka bangkit untuk menjadi negara atau bangsa yang bisa mendominasi dunia, semuanya bermula dengan nilai. Rajin bekerja, amanah, disiplin, kebersihan, komitmen dan juga mempunyai sikap integritas yang tinggi. Itu semuanya bermula dari pendidikan. Penerapan pendidikan di Malaysia juga ditekankan pada pembinaan karakter,” terangnya.
Malaysia, katanya, saat ini sedang berupaya mewujudkan sebagai bangsa yang membaca. “Bukan membaca karena ada ujian, bukan membacanya karena mau mengajar, di sekolah atau pun di kuliah, tetapi mereka membaca karena menjadi gaya hidup, cara hidup, way of life. Target kita pada tahun 2030, masyarakat Malaysia akan menjadi masyarakat membaca nomor satu di dunia, dan ini penting,” tuturnya.
“Dalam kerja sama bidang pendidikan dengan Indonesia, akan melakukan pertukaran pelajar, guru, dan kepala sekolah. Kita akan saling belajar satu sama lain,” ucap Menteri Pendidikan Malaysia.
Mendikbud RI menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Malaysia yang mengizinkan pendirian Community Learning Center (CLC) di Malaysia dalam rangka menyediakan akses pendidikan bagi anak-anak Indonesia di Malaysia. Sampai saat ini terdapat 306 CLC dengan jumlah siswa sebanyak 16.130 orang untuk jenjang pendidikan dasar dan pendidikan menengah pertama. Pemerintah Indonesia mengharapkan dukungan Pemerintah Malaysia agar mengizinkan pendirian CLC untuk jenjang Pendidikan Menengah Atas. Terkait permintaan tersebut, Pemerintah Malaysia memberi tanggapan yang positif dan akan berkoordinasi secara internal dengan pihak-pihak terkait.
Pada kesempatan ini Menteri Pendidikan Malaysia mengucapkan terima kasih atas sambutan hangat yang diberikan oleh Kemendikbud RI. “Saya sekali lagi mengucapkan terima kasih kepada Kemendikbud RI, karena menerima kunjungan kami. Saya mengharapkan supaya pertemuan kita pada kali ini menjadi turning point atau titik tolak terhadap perubahan sejarah di masa depan. Semoga suatu hari nanti terwujudnya peradaban bersama Malaysia dan Indonesia,” pungkasnya. *
Jakarta, 11 Januari 2019
Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Sumber : Siaran Pers BKLM, Nomor: 008/A5.3/Sipres/I/2019
Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 6738 kali
Editor :
Dilihat 6738 kali