Angka Tingkat Pengangguran Terbuka Lulusan SMK Semakin Menurun 11 Maret 2019 ← Back
Jakarta, Kemendikbud --- Seiring dengan meningkatnya angka partisipasi kerja pada tahun 2018, angka tingkat pengangguran terbuka (TPT) dari lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) setiap tahunnya semakin menurun. TPT ini digunakan untuk mengukur tingkat penawaran tenaga kerja tidak terserap oleh pasar kerja.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mengatakan, tingkat pengangguran terbuka lulusan SMK tersebut memperhitungkan lulusan SMK yang belum mendapat intervensi kebijakan Revitalisasi SMK. Karena itu Mendikbud menyatakan optimistisnya terhadap program Revitalisasi SMK yang dimulai pada tahun 2017.
Berdasarkan berita resmi statisik No. 42/05/Th.XXI yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2018, SMK merupakan tingkat pendidikan yang persentase pengangguran terbukanya selalu mengalami penurunan tiap tahunnya. Pada tahun 2015, tingkat pengangguran terbuka lulusan SMK sebanyak 9,84 persen, tahun 2017 sebanyak 9,27 persen dan pada tahun 2018 menurun sebanyak 0,35 persen menjadi 8,92 persen. Sedangkan dari 127,18 juta tenaga kerja Indonesia pada 2018, sebanyak 11,45 persen (15,66juta orang) di antaranya adalah lulusan SMK.
Untuk itu, berdasarkan Instruksi Presiden No. 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi SMK dalam rangka peningkatan sumber daya manusia Indonesia, Pemerintah melalui Kemendikbud menerapkan lima langkah strategi revitalisasi SMK. Lima langkah tersebut di antaranya membuat peta jalan pengembangan SMK; mengembangkan dan penyelarasan kurikulum; pemenuhan guru kejuruan dengan pelaksanaan Program Keahlian Ganda; meningkatkan kerja sama sekolah dengan dunia usaha, industri, serta perguruan tinggi; dan meningkatkan akses sertifikasi lulusan SMK dan akreditasi SMK.
Sebagai salah satu program prioritas pemerintah diantaranya revitalisasi SMK, Kemendikbud telah merevitalisasi sebanyak 147 SMK Pariwisata, 312 SMK Pertanian, dan 219 SMK Kemaritiman. Selain itu, saat ini terdapat 2.700 SMK yang telah bekerja sama dengan dunia usaha dan dunia industri (DUDI), serta 870 SMK telah melakukan teaching factory dan technopark.
Selain itu, Kemendikbud juga telah mengadakan Program Kecakapan Wirausaha (PKW) terhadap 46.914 peserta didik dan 1.953 lembaga serta Program Kecakapan Wirausaha Unggulan (PKWU) terhadap 451 peserta didik dan 20 lembaga. PKW adalah layanan pendidikan melalui kursus dan pelatihan untuk memberikan bekal pengetahuan, keterampilan dan menumbuhkan sikap mental wirausaha dalam mengelola potensi diri dan lingkungan yang dapat dijadikan bekal untuk berwirausaha. Sedangkan PKWU adalah program layanan pendidikan kecakapan berwirausaha untuk membangun wirausaha sesuai dengan peluang usaha yang ada pada skala lokal, nasional, dan internasional khususnya peluang usaha di era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).
Sejak dilaksanakannya revitalisasi SMK pada tahun 2017 sampai dengan 2018, terdapat 6.077 guru SMK yang memiliki keahlian ganda, 1.480.407 guru yang telah memiliki sertifikasi, 1.667.832 guru yang telah melakukan diklat peningkatan kompetensi guru, 1.214 guru yang telah melakukan diklat peningkatan kompetensi guru di luar negeri (12 negara), 16.600 yang telah mengikuti program penguatan pengawasan sekolah, 98.525 guru SMK yang memiliki tunjangan khusus guru, 1.418.054 guru telah memiliki tunjangan Profesi Guru, dan sebanyak 342.242 guru yang telah memiliki tambahan penghasilan/insentif.
Jakarta, 11 Maret 2019
Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Laman:www.kemendikbud.go.id
Sumber :
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mengatakan, tingkat pengangguran terbuka lulusan SMK tersebut memperhitungkan lulusan SMK yang belum mendapat intervensi kebijakan Revitalisasi SMK. Karena itu Mendikbud menyatakan optimistisnya terhadap program Revitalisasi SMK yang dimulai pada tahun 2017.
Berdasarkan berita resmi statisik No. 42/05/Th.XXI yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2018, SMK merupakan tingkat pendidikan yang persentase pengangguran terbukanya selalu mengalami penurunan tiap tahunnya. Pada tahun 2015, tingkat pengangguran terbuka lulusan SMK sebanyak 9,84 persen, tahun 2017 sebanyak 9,27 persen dan pada tahun 2018 menurun sebanyak 0,35 persen menjadi 8,92 persen. Sedangkan dari 127,18 juta tenaga kerja Indonesia pada 2018, sebanyak 11,45 persen (15,66juta orang) di antaranya adalah lulusan SMK.
Untuk itu, berdasarkan Instruksi Presiden No. 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi SMK dalam rangka peningkatan sumber daya manusia Indonesia, Pemerintah melalui Kemendikbud menerapkan lima langkah strategi revitalisasi SMK. Lima langkah tersebut di antaranya membuat peta jalan pengembangan SMK; mengembangkan dan penyelarasan kurikulum; pemenuhan guru kejuruan dengan pelaksanaan Program Keahlian Ganda; meningkatkan kerja sama sekolah dengan dunia usaha, industri, serta perguruan tinggi; dan meningkatkan akses sertifikasi lulusan SMK dan akreditasi SMK.
Sebagai salah satu program prioritas pemerintah diantaranya revitalisasi SMK, Kemendikbud telah merevitalisasi sebanyak 147 SMK Pariwisata, 312 SMK Pertanian, dan 219 SMK Kemaritiman. Selain itu, saat ini terdapat 2.700 SMK yang telah bekerja sama dengan dunia usaha dan dunia industri (DUDI), serta 870 SMK telah melakukan teaching factory dan technopark.
Selain itu, Kemendikbud juga telah mengadakan Program Kecakapan Wirausaha (PKW) terhadap 46.914 peserta didik dan 1.953 lembaga serta Program Kecakapan Wirausaha Unggulan (PKWU) terhadap 451 peserta didik dan 20 lembaga. PKW adalah layanan pendidikan melalui kursus dan pelatihan untuk memberikan bekal pengetahuan, keterampilan dan menumbuhkan sikap mental wirausaha dalam mengelola potensi diri dan lingkungan yang dapat dijadikan bekal untuk berwirausaha. Sedangkan PKWU adalah program layanan pendidikan kecakapan berwirausaha untuk membangun wirausaha sesuai dengan peluang usaha yang ada pada skala lokal, nasional, dan internasional khususnya peluang usaha di era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).
Sejak dilaksanakannya revitalisasi SMK pada tahun 2017 sampai dengan 2018, terdapat 6.077 guru SMK yang memiliki keahlian ganda, 1.480.407 guru yang telah memiliki sertifikasi, 1.667.832 guru yang telah melakukan diklat peningkatan kompetensi guru, 1.214 guru yang telah melakukan diklat peningkatan kompetensi guru di luar negeri (12 negara), 16.600 yang telah mengikuti program penguatan pengawasan sekolah, 98.525 guru SMK yang memiliki tunjangan khusus guru, 1.418.054 guru telah memiliki tunjangan Profesi Guru, dan sebanyak 342.242 guru yang telah memiliki tambahan penghasilan/insentif.
Jakarta, 11 Maret 2019
Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Laman:www.kemendikbud.go.id
Sumber :
Penulis : Pengelola Siaran Pers
Editor :
Dilihat 2042 kali
Editor :
Dilihat 2042 kali