Gebyar Dikbud Di Kabupaten Siak Ditandai Penyerahan Bantuan Pemerintah Senilai 236,5 Miliar 09 Maret 2019 ← Back
Siak-Riau, Kemendikbud --- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) bekerja sama dengan pemerintah Provinsi Riau dan pemerintah Kabupaten Siak menyelenggarakan Gebyar Pendidikan dan Kebudayaan (Gebyar Dikbud) di Lapangan Tugu, depan Istana Siak, Riau, Minggu (10/3/2019). Pada kesempatan itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), diwakili Sekretaris Jenderal, Didik Suhardi, menyerahkan bantuan Pemerintah Pusat senilai Rp236,5 miliar kepada Pelaksana Tugas (Plt.) Bupati Siak, Alfedri. Bantuan tersebut terdiri dari Program Indonesia Pintar (PIP), Bantuan Operasional Sekolah (BOS), Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik, Tunjangan Profesi Guru (TPG), Tambahan Penghasilan (Tamsil) Guru, Bantuan Operasional Pendidikan Anak Usia Dini (BOP PAUD), dan Bantuan Operasional Pendidikan (BOP) Kesetaraan.
"Tujuan kegiatan gebyar dikbud ini untuk menyosialisasikan berbagai capaian kinerja pemerintah yang dikerjakan sejak tahun 2015 sampai sekarang," dikatakan Sesjen Kemendikbud, Didik Suhardi, di depan ribuan warga yang memadati Lapangan Tugu, Siak.
Sesjen Kemendikbud menilai Siak cocok dikembangkan menjadi daerah wisata, kota budaya, dan kota pendidikan. Ia berpesan agar kerja sama pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam memajukan pendidikan dan kebudayaan dapat terus diperkuat untuk menjadi capaian kinerja bersama. Terutama, dalam program peningkatan kompetensi guru, fasilitas sarana dan prasarana, maupun proses belajar mengajar di sekolah.
"Kita berharap semakin banyak anak-anak dari Kabupaten Siak ini untuk berkiprah di nasional maupun internasional, untuk menjadi wakil negara di event atau lomba internasional," kata Sesjen Didik.
Plt. Bupati Siak, Alfedri menyatakan indikator pembangunan pendidikan Kabupaten Siak tahun 2018 cukup positif dan menggembirakan. Saat ini, angka partisipasi kasar (APK) pendidikan anak usia dini mencapai 66,67 persen, untuk sekolah dasar (SD)/sederajat mencapai 117,9 persen dengan angka partisipasi murni (APM) sebesar 89,74 persen. Sementara APK sekolah menengah pertama (SMP)/sederajat sudah mencapai 106,55 persen APM 81,67 persen.
Untuk tahun 2019, komitmen memajukan pendidikan dan kebudayaan ditandai dengan kebijakan alokasi anggaran untuk pemerataan dan perluasan akses pendidikan di Siak dengan persentase sebesar 48,10 persen. Serta peningkatan dan pemerataan guru profesional sebesar 30,28 persen
Sebagai upaya menguatkan karakter generasi muda, merawat identitas kebangsaan, dan memperkuat posisi Kabupaten Siak menjadi destinasi wisata budaya, Pemerintah Kabupaten Siak terus mengupayakan pendataan dan pelestarian berbagai situs bersejarah di wilayah bekas Kesultanan Siak.
"Alhamdulillah Kabupaten Siak sudah ditetapkan sebagai kawasan cagar budaya tingkat nasional. Rasa syukur yang kami berikan terutama dalam mengupayakan peninggalan cagar budaya situs bersejarah Kesultanan Siak dahulu, baik yang sifatnya tangible maupun intangible, tetap lestari keberadaannya dari zaman ke zaman sebagai identitas diri dan sarana edukasi bagi generasi mendatang," kata Alfedri.
Kegiatan gebyar dimulai dengan jalan santai, senam dan tari sadar berlalu lintas oleh siswa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), tur sepeda jelajah sejarah untuk pelajar, dan pembagian hadiah lawang. Selain Sesjen, turut hadir Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (Dirjen Dikdasmen), Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK), Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Kabalitbang), dan Inspektur Jenderal.
Lapangan Tugu dimeriahkan oleh ribuan warga Kabupaten Siak yang juga dapat menikmati berbagai layanan Kemendikbud. Di antaranya konsultasi di mobil layanan terpadu yang disediakan Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP), Uji Kemahiran Bahasa Indonesia (UKBI) di stan Balai Bahasa Riau, serta pameran di berbagai stan yang disiapkan oleh komunitas dan lembaga masyarakat di bidang pendidikan dan kebudayaan. Tak ketinggalan, bank mitra penyalur dana manfaat Program Indonesia Pintar (PIP) dari BNI dan BRI juga membuka layanan untuk membantu percepatan pencairan dana manfaat PIP.
PIP Bantu Rofiudin Lanjutkan Pendidikan
Dalam sesi tanya jawab penerima manfaat PIP dengan Sesjen Kemendikbud, Muhamad Rofiudin, siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Siak menyatakan bahwa Program Indonesia Pintar membantunya dalam proses pendaftaran untuk melanjutkan studi ke jenjang pendidikan tinggi. Ia mengaku menjadi lebih optimistis mewujudkan cita-citanya.
"Beberapa minggu lalu saya mengurus beasiswa Bidik Misi. Teman saya membutuhkan waktu lima hari. Karena harus meminta rekomendasi dulu dari sekolah dan lainnya. Tapi dengan KIP ini saya hanya memerlukan waktu tiga jam untuk menyelesaikan pendaftaran Bidik Misi. Lebih mudah, karena verifikasinya menggunakan nomor seri di KIP," kata siswa kelas XII itu.
Rofiudin yang merupakan anak ketiga dari lima bersaudara ini menerima Kartu Indonesia Pintar (KIP) sejak tahun 2016. Kala itu, ia baru saja lulus dari Sekolah Menengah Pertama (SMP). "Dulu ada orang dari kantor Kecamatan datang memberikan amplop berisi Kartu Indonesia Pintar. Di dalam ada brosurnya. Dan saya baru tahu bahwa KIP itu program beasiswa atau bantuan dari pemerintah untuk siswa-siswa di Indonesia," jelasnya.
Menurutnya, dana manfaat PIP telah meringankan beban orang tuanya. Mulai dari membeli seragam, buku, tas, sepatu, juga untuk keperluan pendidikan lainnya. "Sekolahnya gratis, tapi 'kan ada masih kebutuhan-kebutuhan lainnya yang membutuhkan dana. Saya sangat terbantu dengan adanya KIP ini," kata Rofiudin.
Bagi anak petani ini, para siswa penerima KIP tidak perlu minder. Justru bantuan pemerintah itu harus dimanfaatkan sebaik-baiknya agar bisa terus belajar dan mewujudkan cita-citanya. "Bangga sekali. Sebenarnya tidak ada mindernya. Karena itu bukti kalau pemerintah turut andil, pemerintah peduli terhadap pendidikan di Indonesia," katanya.
Siswa jurusan Bahasa ini berharap agar PIP dapat dilanjutkan dan diperluas lagi. "Mendayung sampan di sungai Kampar, sungainya dalam banyak ikannya. Terima kasih Program Indonesia Pintar, tetap lanjutkan cerdaskan anak bangsa," tutur Rofiudin dalam pantunnya. (*)
Siak-Riau, 9 Maret 2019
Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Laman: kemdikbud.go.id
Twitter: twitter.com/Kemdikbud_RI
Instagram: instagram.com/kemdikbud.ri
Facebook: fb.com/kemdikbud.ri
Youtube: KEMENDIKBUD RI
#ProgramKerja
#KerjaBerdampak
#IndonesiaPintar
#SemuaBisaSekolah
Sumber :
"Tujuan kegiatan gebyar dikbud ini untuk menyosialisasikan berbagai capaian kinerja pemerintah yang dikerjakan sejak tahun 2015 sampai sekarang," dikatakan Sesjen Kemendikbud, Didik Suhardi, di depan ribuan warga yang memadati Lapangan Tugu, Siak.
Sesjen Kemendikbud menilai Siak cocok dikembangkan menjadi daerah wisata, kota budaya, dan kota pendidikan. Ia berpesan agar kerja sama pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam memajukan pendidikan dan kebudayaan dapat terus diperkuat untuk menjadi capaian kinerja bersama. Terutama, dalam program peningkatan kompetensi guru, fasilitas sarana dan prasarana, maupun proses belajar mengajar di sekolah.
"Kita berharap semakin banyak anak-anak dari Kabupaten Siak ini untuk berkiprah di nasional maupun internasional, untuk menjadi wakil negara di event atau lomba internasional," kata Sesjen Didik.
Plt. Bupati Siak, Alfedri menyatakan indikator pembangunan pendidikan Kabupaten Siak tahun 2018 cukup positif dan menggembirakan. Saat ini, angka partisipasi kasar (APK) pendidikan anak usia dini mencapai 66,67 persen, untuk sekolah dasar (SD)/sederajat mencapai 117,9 persen dengan angka partisipasi murni (APM) sebesar 89,74 persen. Sementara APK sekolah menengah pertama (SMP)/sederajat sudah mencapai 106,55 persen APM 81,67 persen.
Untuk tahun 2019, komitmen memajukan pendidikan dan kebudayaan ditandai dengan kebijakan alokasi anggaran untuk pemerataan dan perluasan akses pendidikan di Siak dengan persentase sebesar 48,10 persen. Serta peningkatan dan pemerataan guru profesional sebesar 30,28 persen
Sebagai upaya menguatkan karakter generasi muda, merawat identitas kebangsaan, dan memperkuat posisi Kabupaten Siak menjadi destinasi wisata budaya, Pemerintah Kabupaten Siak terus mengupayakan pendataan dan pelestarian berbagai situs bersejarah di wilayah bekas Kesultanan Siak.
"Alhamdulillah Kabupaten Siak sudah ditetapkan sebagai kawasan cagar budaya tingkat nasional. Rasa syukur yang kami berikan terutama dalam mengupayakan peninggalan cagar budaya situs bersejarah Kesultanan Siak dahulu, baik yang sifatnya tangible maupun intangible, tetap lestari keberadaannya dari zaman ke zaman sebagai identitas diri dan sarana edukasi bagi generasi mendatang," kata Alfedri.
Kegiatan gebyar dimulai dengan jalan santai, senam dan tari sadar berlalu lintas oleh siswa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), tur sepeda jelajah sejarah untuk pelajar, dan pembagian hadiah lawang. Selain Sesjen, turut hadir Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (Dirjen Dikdasmen), Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK), Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Kabalitbang), dan Inspektur Jenderal.
Lapangan Tugu dimeriahkan oleh ribuan warga Kabupaten Siak yang juga dapat menikmati berbagai layanan Kemendikbud. Di antaranya konsultasi di mobil layanan terpadu yang disediakan Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP), Uji Kemahiran Bahasa Indonesia (UKBI) di stan Balai Bahasa Riau, serta pameran di berbagai stan yang disiapkan oleh komunitas dan lembaga masyarakat di bidang pendidikan dan kebudayaan. Tak ketinggalan, bank mitra penyalur dana manfaat Program Indonesia Pintar (PIP) dari BNI dan BRI juga membuka layanan untuk membantu percepatan pencairan dana manfaat PIP.
PIP Bantu Rofiudin Lanjutkan Pendidikan
Dalam sesi tanya jawab penerima manfaat PIP dengan Sesjen Kemendikbud, Muhamad Rofiudin, siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Siak menyatakan bahwa Program Indonesia Pintar membantunya dalam proses pendaftaran untuk melanjutkan studi ke jenjang pendidikan tinggi. Ia mengaku menjadi lebih optimistis mewujudkan cita-citanya.
"Beberapa minggu lalu saya mengurus beasiswa Bidik Misi. Teman saya membutuhkan waktu lima hari. Karena harus meminta rekomendasi dulu dari sekolah dan lainnya. Tapi dengan KIP ini saya hanya memerlukan waktu tiga jam untuk menyelesaikan pendaftaran Bidik Misi. Lebih mudah, karena verifikasinya menggunakan nomor seri di KIP," kata siswa kelas XII itu.
Rofiudin yang merupakan anak ketiga dari lima bersaudara ini menerima Kartu Indonesia Pintar (KIP) sejak tahun 2016. Kala itu, ia baru saja lulus dari Sekolah Menengah Pertama (SMP). "Dulu ada orang dari kantor Kecamatan datang memberikan amplop berisi Kartu Indonesia Pintar. Di dalam ada brosurnya. Dan saya baru tahu bahwa KIP itu program beasiswa atau bantuan dari pemerintah untuk siswa-siswa di Indonesia," jelasnya.
Menurutnya, dana manfaat PIP telah meringankan beban orang tuanya. Mulai dari membeli seragam, buku, tas, sepatu, juga untuk keperluan pendidikan lainnya. "Sekolahnya gratis, tapi 'kan ada masih kebutuhan-kebutuhan lainnya yang membutuhkan dana. Saya sangat terbantu dengan adanya KIP ini," kata Rofiudin.
Bagi anak petani ini, para siswa penerima KIP tidak perlu minder. Justru bantuan pemerintah itu harus dimanfaatkan sebaik-baiknya agar bisa terus belajar dan mewujudkan cita-citanya. "Bangga sekali. Sebenarnya tidak ada mindernya. Karena itu bukti kalau pemerintah turut andil, pemerintah peduli terhadap pendidikan di Indonesia," katanya.
Siswa jurusan Bahasa ini berharap agar PIP dapat dilanjutkan dan diperluas lagi. "Mendayung sampan di sungai Kampar, sungainya dalam banyak ikannya. Terima kasih Program Indonesia Pintar, tetap lanjutkan cerdaskan anak bangsa," tutur Rofiudin dalam pantunnya. (*)
Siak-Riau, 9 Maret 2019
Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Laman: kemdikbud.go.id
Twitter: twitter.com/Kemdikbud_RI
Instagram: instagram.com/kemdikbud.ri
Facebook: fb.com/kemdikbud.ri
Youtube: KEMENDIKBUD RI
#ProgramKerja
#KerjaBerdampak
#IndonesiaPintar
#SemuaBisaSekolah
Sumber :
Penulis : Pengelola Siaran Pers
Editor :
Dilihat 527 kali
Editor :
Dilihat 527 kali