Kemendikbud Imbau Guru dan Siswa Bijak Menggunakan Media Sosial 27 Maret 2019 ← Back
Semarang, Kemendikbud —- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) memberikan pembekalan mengenai penggunaan media sosial yang baik kepada 720 siswa dan 80 guru pendamping peserta kegiatan Kawah Kepemimpinan Pelajar (KKP) Siswa SMP tahun 2019, di Bandungan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Selasa (26/03).
“Dalam kegiatan ini kami juga memberikan pembekalan kepada para siswa dan guru tentang penggunaan media sosial yang baik. Kami mengimbau para peserta agar bijak dalam menggunakan media sosial,” ujar Kepala Sub Direktorat (Kasubdit) Peserta Didik, Direktorat Pembinaan SMP, Maulani Mega Hapsari, pada acara tersebut.
Penggunaan media sosial bagi siswa SMP, kata Mega, harus dalam pengawasan guru dan orang tua. “Guru dan orang tua harus memberikan contoh yang baik dalam menggunakan media sosial. Dampingi anak-anak agar memahami yang baik dan tidak baik dalam penggunaan media sosial,” tutur Mega.
“Media sosial jika digunakan secara baik dan benar tentu banyak juga manfaat yang bisa didapatkan. Peran orang tua dan guru sangat penting dalam memfilter informasi yang masuk ke anak-anak kita,” terang Mega.
Sementara itu, pemerhati media sosial, Herman Josis Mokalu, yang biasa disapa Kak Yosi, mengatakan dalam membuat konten kreator di media sosial harus yang bermanfaat, dan berasal dari hati dan pikiran yang positif. “Manfaatkan media sosial dengan hati dan pikiran positif,” ucapnya.
Dalam menggunakan media sosial, kata Yosi, ada tiga modal dasar yang dapat diperhatikan. Pertama adalah mengedepankan identitas. “Pegang identitas kita, dan tidak boleh lepas. Identitas yang kita miliki seperti, kita adalah warga negara Indonesia, kita orang yang baik, kita selalu berpikir positif, dan sebagainya. Dengan berpegang kepada identitas tersebut maka apapun informasi yang masuk, tetap berpegang pada identitas kita,” jelasnya.
Modal dasar kedua adalah peduli. Modal dasar ini perlu ditanamkan. “Tantangannya ketika kita bermain medsos adalah suka lupa dengan kepedulian. Untuk itu, ketika membuat konten berikan pesan kepedulian dan informasi yang bermanfaat bagi sesama,” terangnya.
Selanjutnya, modal dasar ketiga adalah positif. Yosi mengajak para siswa untuk membuat konten-konten positif di media sosial. “Bikin konten-konten di medsos sesuai dengan hati dan pikiran kita yang positif. Kalau hati dan pikiran kita positif, pasti konten yang akan kita buat juga akan positif,” ucapnya.
“Kalau kita punya identitas yang kuat, kepedulian, dan pikiran positif, saya yakin akan lebih bermanfaat memberikan pesan kepada masyarakat melalui media sosial,” kata Yosi dengan optimis. *
Semarang, 26 Maret 2019
Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Laman: www.kemdikbud.go.id
Sumber : Nomor: 110/Sipres/A5.3/HM/III/2019
“Dalam kegiatan ini kami juga memberikan pembekalan kepada para siswa dan guru tentang penggunaan media sosial yang baik. Kami mengimbau para peserta agar bijak dalam menggunakan media sosial,” ujar Kepala Sub Direktorat (Kasubdit) Peserta Didik, Direktorat Pembinaan SMP, Maulani Mega Hapsari, pada acara tersebut.
Penggunaan media sosial bagi siswa SMP, kata Mega, harus dalam pengawasan guru dan orang tua. “Guru dan orang tua harus memberikan contoh yang baik dalam menggunakan media sosial. Dampingi anak-anak agar memahami yang baik dan tidak baik dalam penggunaan media sosial,” tutur Mega.
“Media sosial jika digunakan secara baik dan benar tentu banyak juga manfaat yang bisa didapatkan. Peran orang tua dan guru sangat penting dalam memfilter informasi yang masuk ke anak-anak kita,” terang Mega.
Sementara itu, pemerhati media sosial, Herman Josis Mokalu, yang biasa disapa Kak Yosi, mengatakan dalam membuat konten kreator di media sosial harus yang bermanfaat, dan berasal dari hati dan pikiran yang positif. “Manfaatkan media sosial dengan hati dan pikiran positif,” ucapnya.
Dalam menggunakan media sosial, kata Yosi, ada tiga modal dasar yang dapat diperhatikan. Pertama adalah mengedepankan identitas. “Pegang identitas kita, dan tidak boleh lepas. Identitas yang kita miliki seperti, kita adalah warga negara Indonesia, kita orang yang baik, kita selalu berpikir positif, dan sebagainya. Dengan berpegang kepada identitas tersebut maka apapun informasi yang masuk, tetap berpegang pada identitas kita,” jelasnya.
Modal dasar kedua adalah peduli. Modal dasar ini perlu ditanamkan. “Tantangannya ketika kita bermain medsos adalah suka lupa dengan kepedulian. Untuk itu, ketika membuat konten berikan pesan kepedulian dan informasi yang bermanfaat bagi sesama,” terangnya.
Selanjutnya, modal dasar ketiga adalah positif. Yosi mengajak para siswa untuk membuat konten-konten positif di media sosial. “Bikin konten-konten di medsos sesuai dengan hati dan pikiran kita yang positif. Kalau hati dan pikiran kita positif, pasti konten yang akan kita buat juga akan positif,” ucapnya.
“Kalau kita punya identitas yang kuat, kepedulian, dan pikiran positif, saya yakin akan lebih bermanfaat memberikan pesan kepada masyarakat melalui media sosial,” kata Yosi dengan optimis. *
Semarang, 26 Maret 2019
Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Laman: www.kemdikbud.go.id
Sumber : Nomor: 110/Sipres/A5.3/HM/III/2019
Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 2696 kali
Editor :
Dilihat 2696 kali