Partisipasi Pemda Sangat Penting untuk Sukseskan Program Prioritas Pemerintah 30 Maret 2019 ← Back
Langkat, Kemendikbud --- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyerahkan bantuan senilai Rp502 miliar kepada Pemerintah Kabupaten Langkat. Sekretaris Jenderal (Sesjen) Didik Suhardi mewakili Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) menyerahkan bantuan secara simbolis ke Bupati Langkat Terbit Rencana Perangin Angin pada kegiatan Gebyar Pendidikan dan Kebudayaan di Alun-Alun Tengku Amir Hamzah, Stabat, Langkat, Provinsi Sumatra Utara, Sabtu (30/3/2019).
Bantuan pemerintah tersebut terdiri dari Program Indonesia Pintar (PIP) senilai Rp48,93 miliar, Bantuan Operasional Sekolah (BOS) senilai Rp186,031 miliar; Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik senilai Rp24,96 miliar; Tunjangan Profesi Guru (TPG) senilai Rp220,17 miliar; Tunjangan Khusus senilai Rp8,578 miliar; Tambahan Penghasilan (Tamsil) Guru Rp387 juta; Bantuan Operasional Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) senilai Rp8,895 miliar; dan Bantuan Operasional Pendidikan Kesetaraan senilai Rp4,023 miliar.
Bupati Langkat mengapresiasi kesediaan Kemendikbud untuk menjadikan Kabupaten Langkat sebagai salah satu lokasi Gebyar Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2019. Sekaligus, berterima kasih atas kucuran anggaran pendidikan dan kebudayaan yang cukup besar di wilayah yang dipimpinnya.
"Harapan kami, perhatian yang besar tersebut akan mampu meningkatkan daya juang para guru maupun peserta didik untuk saling memberi dan menimba ilmu untuk kejayaan negara," ujar Bupati Terbit.
Sementara itu, Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (Dirjen Dikdasmen) Hamid Muhammad mengakui pentingnya kerja sama yang baik dengan pemerintah daerah (pemda) untuk menyukseskan realisasi program-program prioritas pemerintah. Ia mengimbau agar pemerintah daerah dapat meningkatkan partisipasi dan dukungan untuk menyukseskan Program Indonesia Pintar.
"Yang pertama, kami berharap agar pemerintah daerah melakukan validasi data siswanya (yang menerima KIP). Kedua, begitu SK penerima sudah diterima, segera melakukan koordinasi dengan bank penyalur agar lebih cepat dicairkan," kata Dirjen Hamid.
Kegiatan Gebyar Pendidikan dan Kebudayaan yang diselenggarakan Kemendikbud bersama pemda menjadi salah satu upaya mendorong percepatan pencairan dana manfaat bantuan pendidikan bagi siswa dari keluarga ekonomi lemah tersebut.
"Yang 2018 sekarang ini sedang berjalan, sekitar 85 persen (pencairannya). Dan dalam waktu dekat dapat kita selesaikan. Ketika anak-anak sudah melakukan aktivasi dari tabungan PIP yang mereka terima," jelas Hamid.
Salah satu terobosan dari Program Indonesia Pintar adalah menjadikan Kartu Indonesia Pintar sekaligus sebagai kartu yang dapat digunakan di anjungan tunai mandiri (ATM). "Sehingga tidak lagi ada kesalahan nama dan seterusnya itu. Karena selain kami yang melakukan validasi, pihak bank juga melakukan pengecekan," ujar Dirjen Hamid.
Mendatang, Kemendikbud akan mengembangkan sistem monitoring PIP secara daring atau online. Sehingga, pengawasan dapat dilakukan oleh berbagai pemangku kepentingan, lebih transparan, akuntabel, dan lebih real time.
Di Kabupaten Langkat, Program Indonesia Pintar telah membantu lebih dari 23 ribu siswa. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), harapan lama sekolah (HLS) meningkat dari 12,21 tahun (2013) menjadi 12,72 tahun (2017). Dan rerata lama sekolah (RLS) juga meningkat dari 7,69 tahun (2013) menjadi 8,51 tahun (2017).
Literasi Finansial Bagi Penerima KIP
Lili Amelia Sari, siswa kelas X, Sekolah Menengah Atas (SMA) Bintang, Langkat, baru saja mencairkan sebagian dari dana manfaat PIP melalui mesin ATM yang disediakan bank penyalur. Ia mengaku sempat cemas sekaligus bersemangat karena baru pertama kali menggunakan mesin ATM. "Deg degan. Takut salah. Tapi akhirnya bisa. Ternyata mudah saja," katanya.
"Iya. Aku ini baru punya tabungan waktu SMA, waktu terima KIP ini," tambah Lili.
Tetapi, menurut anak ketiga dari tiga bersaudara ini, petugas bank yang mengawasi pencairan di mesin ATM sangat membantunya. "Tadi dibantu satpam," katanya tersipu.
Dana PIP yang diambilnya melalui mesin ATM masih disisakannya. Dengan uang yang diambilnya, Lili berencana membeli berbagai peralatan sekolah seperti buku pengayaan, alat tulis, dan seragam.
Dirjen Dikdasmen menyatakan bahwa dengan menjadikan Kartu Indonesia Pintar sekaligus sebagai kartu ATM mendorong upaya pemerintah untuk melaksanakan literasi finansial bagi siswa sekolah.
"Selain mengambil dana manfaat. Kita juga dorong anak-anak untuk menabung. Jadi jangan sampai ketika dapat, lalu diambil semuanya. Diusahakan untuk ditabung," kata Hamid.
"Jadi KIP ini bukan sekadar menyalurkan dana bantuan, tetapi juga membuat mereka ikut menabung, berhemat, juga bagaimana membuat perencanaan dengan dana yang tersedia itu," pungkas Dirjen Hamid. (*)
Langkat, 30 Maret 2019
Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Laman: kemdikbud.go.id
Twitter: twitter.com/Kemdikbud_RI
Instagram: instagram.com/kemdikbud.ri
Facebook: fb.com/kemdikbud.ri
Youtube: KEMENDIKBUD RI
#ProgramKerja
#KerjaBerdampak
#IndonesiaPintar
#SemuaBisaSekolah
Sumber : Nomor: 116/Sipres/A5.3/HM/III/2019
Bantuan pemerintah tersebut terdiri dari Program Indonesia Pintar (PIP) senilai Rp48,93 miliar, Bantuan Operasional Sekolah (BOS) senilai Rp186,031 miliar; Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik senilai Rp24,96 miliar; Tunjangan Profesi Guru (TPG) senilai Rp220,17 miliar; Tunjangan Khusus senilai Rp8,578 miliar; Tambahan Penghasilan (Tamsil) Guru Rp387 juta; Bantuan Operasional Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) senilai Rp8,895 miliar; dan Bantuan Operasional Pendidikan Kesetaraan senilai Rp4,023 miliar.
Bupati Langkat mengapresiasi kesediaan Kemendikbud untuk menjadikan Kabupaten Langkat sebagai salah satu lokasi Gebyar Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2019. Sekaligus, berterima kasih atas kucuran anggaran pendidikan dan kebudayaan yang cukup besar di wilayah yang dipimpinnya.
"Harapan kami, perhatian yang besar tersebut akan mampu meningkatkan daya juang para guru maupun peserta didik untuk saling memberi dan menimba ilmu untuk kejayaan negara," ujar Bupati Terbit.
Sementara itu, Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (Dirjen Dikdasmen) Hamid Muhammad mengakui pentingnya kerja sama yang baik dengan pemerintah daerah (pemda) untuk menyukseskan realisasi program-program prioritas pemerintah. Ia mengimbau agar pemerintah daerah dapat meningkatkan partisipasi dan dukungan untuk menyukseskan Program Indonesia Pintar.
"Yang pertama, kami berharap agar pemerintah daerah melakukan validasi data siswanya (yang menerima KIP). Kedua, begitu SK penerima sudah diterima, segera melakukan koordinasi dengan bank penyalur agar lebih cepat dicairkan," kata Dirjen Hamid.
Kegiatan Gebyar Pendidikan dan Kebudayaan yang diselenggarakan Kemendikbud bersama pemda menjadi salah satu upaya mendorong percepatan pencairan dana manfaat bantuan pendidikan bagi siswa dari keluarga ekonomi lemah tersebut.
"Yang 2018 sekarang ini sedang berjalan, sekitar 85 persen (pencairannya). Dan dalam waktu dekat dapat kita selesaikan. Ketika anak-anak sudah melakukan aktivasi dari tabungan PIP yang mereka terima," jelas Hamid.
Salah satu terobosan dari Program Indonesia Pintar adalah menjadikan Kartu Indonesia Pintar sekaligus sebagai kartu yang dapat digunakan di anjungan tunai mandiri (ATM). "Sehingga tidak lagi ada kesalahan nama dan seterusnya itu. Karena selain kami yang melakukan validasi, pihak bank juga melakukan pengecekan," ujar Dirjen Hamid.
Mendatang, Kemendikbud akan mengembangkan sistem monitoring PIP secara daring atau online. Sehingga, pengawasan dapat dilakukan oleh berbagai pemangku kepentingan, lebih transparan, akuntabel, dan lebih real time.
Di Kabupaten Langkat, Program Indonesia Pintar telah membantu lebih dari 23 ribu siswa. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), harapan lama sekolah (HLS) meningkat dari 12,21 tahun (2013) menjadi 12,72 tahun (2017). Dan rerata lama sekolah (RLS) juga meningkat dari 7,69 tahun (2013) menjadi 8,51 tahun (2017).
Literasi Finansial Bagi Penerima KIP
Lili Amelia Sari, siswa kelas X, Sekolah Menengah Atas (SMA) Bintang, Langkat, baru saja mencairkan sebagian dari dana manfaat PIP melalui mesin ATM yang disediakan bank penyalur. Ia mengaku sempat cemas sekaligus bersemangat karena baru pertama kali menggunakan mesin ATM. "Deg degan. Takut salah. Tapi akhirnya bisa. Ternyata mudah saja," katanya.
"Iya. Aku ini baru punya tabungan waktu SMA, waktu terima KIP ini," tambah Lili.
Tetapi, menurut anak ketiga dari tiga bersaudara ini, petugas bank yang mengawasi pencairan di mesin ATM sangat membantunya. "Tadi dibantu satpam," katanya tersipu.
Dana PIP yang diambilnya melalui mesin ATM masih disisakannya. Dengan uang yang diambilnya, Lili berencana membeli berbagai peralatan sekolah seperti buku pengayaan, alat tulis, dan seragam.
Dirjen Dikdasmen menyatakan bahwa dengan menjadikan Kartu Indonesia Pintar sekaligus sebagai kartu ATM mendorong upaya pemerintah untuk melaksanakan literasi finansial bagi siswa sekolah.
"Selain mengambil dana manfaat. Kita juga dorong anak-anak untuk menabung. Jadi jangan sampai ketika dapat, lalu diambil semuanya. Diusahakan untuk ditabung," kata Hamid.
"Jadi KIP ini bukan sekadar menyalurkan dana bantuan, tetapi juga membuat mereka ikut menabung, berhemat, juga bagaimana membuat perencanaan dengan dana yang tersedia itu," pungkas Dirjen Hamid. (*)
Langkat, 30 Maret 2019
Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Laman: kemdikbud.go.id
Twitter: twitter.com/Kemdikbud_RI
Instagram: instagram.com/kemdikbud.ri
Facebook: fb.com/kemdikbud.ri
Youtube: KEMENDIKBUD RI
#ProgramKerja
#KerjaBerdampak
#IndonesiaPintar
#SemuaBisaSekolah
Sumber : Nomor: 116/Sipres/A5.3/HM/III/2019
Penulis : Pengelola Siaran Pers
Editor :
Dilihat 726 kali
Editor :
Dilihat 726 kali