Penyelenggaraan UNBK Hari Pertama di DI Yogyakarta Berlangsung Lancar 26 Maret 2019 ← Back
Yogyakarta—Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) tingkat SMK resmi digelar. Merujuk pada Prosedur Operasional Standar (POS) Ujian Nasional (UN), UNBK SMK akan berlangsung selama empat hari, terhitung mulai Senin, 25 Maret 2019 hingga Kamis, 28 Maret 2019. Pada hari pertama penyelenggaraan UNBK SMK, jajaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke beberapa sekolah di DI Yogyakarta, yaitu SMK Taman Siswa Jetis, SMK BOPKRI I Yogyakarta, serta SMK Maarif 2 Sleman.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang), Totok Suprayitno, saat melakukan peninjauan di SMK Taman Siswa Jetis, menilai penyelenggaraan UNBK di sekolah tersebut berjalan dengan lancar meskipun keluarnya token terlambat sekitar 15 menit.
Menanggapi hal tersebut, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Muhadjir Effendy, mengatakan bahwa hal tersebut perlu disikapi dengan bijak supaya tidak merugikan siswa. “Yang penting jangan sampai merusak (keseluruhan) proses. Nanti jika mati lampu, waktunya akan diganti, dan jika jaringan bermasalah, waktunya akan ditambah,” ujar Mendikbud, saat melakukan peninjauan di SMK 2 Maarif , Sleman, Senin (25/3/2019).
Lebih lanjut Mendikbud berpesan agar para siswa bergembira, tidak tertekan, dan dapat mengerjakan UN dengan motivasi intrinsik sehingga siswa tidak merasa terbebani karena ada target yang harus ia capai, mengingat UN bukanlah penentu kelulusan. Meskipun demikian Mendikbud tidak memungkiri bahwa nilai UN masih digunakan oleh instansi maupun dunia kerja dan perguruan tinggi, baik di dalam maupun luar negeri untuk proses seleksi penerimaannya. Dalam kunjungan ke SMK 2 Maarif, Mendikbud terlihat antusias karena pelaksanaan UNBK berjalan dengan baik dan lancar. “SMK 2 Maarif telah melaksanakan UNBK 100 persen dan tempatnya representatif,” kata Mendikbud sumringah sesaat setelah beliau diajak berkeliling melihat kondisi sekolah.
Sementara itu, Ngadiyana, proktor utama, mengakui peristiwa itu cukup menegangkan. Menurut Ngadiyana, pihaknya memberikan kelonggaran waktu 15 menit kepada siswa yang terlambat. Lebih dari itu, siswa akan diikutsertakan untuk ujian pada sesi berikutnya. “Koneksi internet alhamdulillah lancar,” ungkapnya. Namun Ia berharap jaringan listrik dapat tersedia dengan stabil mengingat sekarang musim hujan.
Berdasarkan hasil pantauan ke beberapa sekolah di DI Yogyakarta, sekolah-sekolah yang dipantau tersebut telah mengawali ujian sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Ketua Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), Bambang Suryadi, yang ikut dalam rombongan Kemendikbud, mengatakan bahwa jika ada siswa yang terlambat, konsekuensinya ditanggung siswa itu sendiri.
UNBK SMK yang berlangsung selama empat hari akan mengujikan mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, Bahasa Inggris, dan Teori Kejuruan. Peserta UN tahun ini berjumlah 8,3 juta yang diselenggarakan oleh 103 ribu satuan pendidikan. Pelaksana UNBK terus meningkat dari tahun ke tahun. Tahun ini 91% peserta UN atau 7.507.116 siswa mengikuti UNBK. Sejalan dengan itu, perkembangan sekolah penyelenggara UNBK juga meningkat. Jika tahun lalu tercatat 69% sekolah menyelenggarakan UNBK, pada tahun 2019 meningkat menjadi 87% atau sebanyak 89.618 sekolah yang menyelenggarakan UNBK.
Yogyakarta, 25 Maret 2019
Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Sumber :
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang), Totok Suprayitno, saat melakukan peninjauan di SMK Taman Siswa Jetis, menilai penyelenggaraan UNBK di sekolah tersebut berjalan dengan lancar meskipun keluarnya token terlambat sekitar 15 menit.
Menanggapi hal tersebut, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Muhadjir Effendy, mengatakan bahwa hal tersebut perlu disikapi dengan bijak supaya tidak merugikan siswa. “Yang penting jangan sampai merusak (keseluruhan) proses. Nanti jika mati lampu, waktunya akan diganti, dan jika jaringan bermasalah, waktunya akan ditambah,” ujar Mendikbud, saat melakukan peninjauan di SMK 2 Maarif , Sleman, Senin (25/3/2019).
Lebih lanjut Mendikbud berpesan agar para siswa bergembira, tidak tertekan, dan dapat mengerjakan UN dengan motivasi intrinsik sehingga siswa tidak merasa terbebani karena ada target yang harus ia capai, mengingat UN bukanlah penentu kelulusan. Meskipun demikian Mendikbud tidak memungkiri bahwa nilai UN masih digunakan oleh instansi maupun dunia kerja dan perguruan tinggi, baik di dalam maupun luar negeri untuk proses seleksi penerimaannya. Dalam kunjungan ke SMK 2 Maarif, Mendikbud terlihat antusias karena pelaksanaan UNBK berjalan dengan baik dan lancar. “SMK 2 Maarif telah melaksanakan UNBK 100 persen dan tempatnya representatif,” kata Mendikbud sumringah sesaat setelah beliau diajak berkeliling melihat kondisi sekolah.
Sementara itu, Ngadiyana, proktor utama, mengakui peristiwa itu cukup menegangkan. Menurut Ngadiyana, pihaknya memberikan kelonggaran waktu 15 menit kepada siswa yang terlambat. Lebih dari itu, siswa akan diikutsertakan untuk ujian pada sesi berikutnya. “Koneksi internet alhamdulillah lancar,” ungkapnya. Namun Ia berharap jaringan listrik dapat tersedia dengan stabil mengingat sekarang musim hujan.
Berdasarkan hasil pantauan ke beberapa sekolah di DI Yogyakarta, sekolah-sekolah yang dipantau tersebut telah mengawali ujian sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Ketua Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), Bambang Suryadi, yang ikut dalam rombongan Kemendikbud, mengatakan bahwa jika ada siswa yang terlambat, konsekuensinya ditanggung siswa itu sendiri.
UNBK SMK yang berlangsung selama empat hari akan mengujikan mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, Bahasa Inggris, dan Teori Kejuruan. Peserta UN tahun ini berjumlah 8,3 juta yang diselenggarakan oleh 103 ribu satuan pendidikan. Pelaksana UNBK terus meningkat dari tahun ke tahun. Tahun ini 91% peserta UN atau 7.507.116 siswa mengikuti UNBK. Sejalan dengan itu, perkembangan sekolah penyelenggara UNBK juga meningkat. Jika tahun lalu tercatat 69% sekolah menyelenggarakan UNBK, pada tahun 2019 meningkat menjadi 87% atau sebanyak 89.618 sekolah yang menyelenggarakan UNBK.
Yogyakarta, 25 Maret 2019
Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Sumber :
Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 899 kali
Editor :
Dilihat 899 kali