Keluarga dan Literasi Merupakan Fondasi Utama Pendidikan 26 April 2019 ← Back
Jakarta, Kemendikbud — Dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) tahun 2019, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyelenggarakan berbagai kegiatan, baik di Kantor Pusat Kemendikbud di Jakarta, maupun di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kemendikbud di seluruh Indonesia, termasuk di Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (P4TK) Bahasa, Jagakarsa, Jakarta.
Kegiatan Gebyar Hardiknas 2019 di P4TK Bahasa, dibuka oleh Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Atas (PSMA), Purwadi Sutanto. Dalam sambutannya, Purwadi menyampaikan, agar semua elemen bersama-sama membangun Pendidikan. “Ki Hajar Dewantara memberikan pembelajaran kepada kita semua, bahwa pendidikan merupakan tanggung jawab kita bersama, yakni keluarga, masyarakat, dan sekolah” ujar Purwadi saat membuka acara tersebut.
Dilanjutkan Purwadi, tripusat pendidikan, terdiri dari keluarga, masyarakat, dan sekolah adalah hal yang sangat penting. “Keluarga menjadi titik yang paling penting, anak – anak yang dididik dengan baik di rumah, maka akan menjadi anak yang baik disekolah, begitu pula ketika di masyarakat. Anak anak dididik di sekolah hanya delapan jam, selebihnya adalah di keluarga. Keluarga bertugas menyiapkan anaknya untuk siap belajar di sekolah,” jelasnya.
Purwadi juga menyampaikan, tujuan dari pendidikan adalah agar anak – anak dapat bersaing di era globalisasi dan era Revolusi Industri 4.0. Agar anak-anak dapat bersaing di era itu, maka anak-anak harus dibekali dengan tiga kompetensi, yakni mempunyai karakter yang kuat melalui Penguatan Pendidikan Karakter (PPK), memiliki tingkat literasi yang tinggi, dan memiliki kompetensi yang hebat, baik di bidang akademis maupun non-akademis. “Selain pendidikan keluarga, literasi juga mempunyai kedudukan yang sama pentingnya. Literasi tidak hanya membaca, namun edukasi dari tayangan televisi juga menjadi salah satu bagian dari literasi”, pungkasnya.
Senada dengan hal tersebut, Kepala P4TK Bahasa, Luizah F. Saidi, menyampaikan bahwa dalam setiap pelatihan yang dilakukan kepada guru, mereka dibekali juga dengan motivasi bagaimana caranya untuk meningkatkan literasi. “Pelatihan kami lakukan setiap tahun, dan kita sebar di wilayah Indonesia,” ungkap Luizah.
Pentingnya pendidikan keluarga dan literasi juga disampaikan oleh salah seorang masyarakat yang ikut hadir meramaikan booth pameran, Desty. Ia mengatakan bahwa pendidikan bermulai dari keluarga. “Pendidikan anak dimulai dari keluarga dan harus kita asah. Salah satu caranya dengan memberikan contoh, misalnya saat mengisi stan ini, anak kita ajarkan untuk berjualan siapa tahu nantinya bisa jadi pengusaha”, tuturnya.
Literasi, sambung Desty, juga sangat penting bagi anak-anak agar dapat memahami pelajaran saat mereka harus membaca materi ajar. “Biasanya saya belikan buku cerita, buku dongeng, kemudian minta diceritakan kembali. Juga ketika anak sudah pulang sekolah saya mengulang kembali materi yang tadi disampaikan,” katanya.
Pada peringatan Hardiknas 2019 ini, seluruh UPT Kemendikbud didorong untuk turut melibatkan sekolah, masyarakat serta para pemangku kepentingan di lingkungan sekitar untuk memeriahkannya.
Selain dihadiri para pemangku kepentingan pendidikan dan kebudayaan, acara Gebyar Pendidikan dan Kebudayaan di P4TK Bahasa, tampak dihadiri juga oleh para Ketua Rukun Tetangga (RT), Ketua Rukun Warga (RW), dan lurah dari lingkungan sekitarnya. Pengisi stan pameran juga tidak hanya dari P4TK Bahasa, melainkan juga dari museum, The Southeast Asian Ministers of Education Organization (SEAMEO), dan masyarakat umum. (Usw).
Jakarta, 25 April 2019
Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Sumber : Siaran Pers BKLM, Nomor: 153/Sipres/A5.3/HM/IV/2019
Kegiatan Gebyar Hardiknas 2019 di P4TK Bahasa, dibuka oleh Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Atas (PSMA), Purwadi Sutanto. Dalam sambutannya, Purwadi menyampaikan, agar semua elemen bersama-sama membangun Pendidikan. “Ki Hajar Dewantara memberikan pembelajaran kepada kita semua, bahwa pendidikan merupakan tanggung jawab kita bersama, yakni keluarga, masyarakat, dan sekolah” ujar Purwadi saat membuka acara tersebut.
Dilanjutkan Purwadi, tripusat pendidikan, terdiri dari keluarga, masyarakat, dan sekolah adalah hal yang sangat penting. “Keluarga menjadi titik yang paling penting, anak – anak yang dididik dengan baik di rumah, maka akan menjadi anak yang baik disekolah, begitu pula ketika di masyarakat. Anak anak dididik di sekolah hanya delapan jam, selebihnya adalah di keluarga. Keluarga bertugas menyiapkan anaknya untuk siap belajar di sekolah,” jelasnya.
Purwadi juga menyampaikan, tujuan dari pendidikan adalah agar anak – anak dapat bersaing di era globalisasi dan era Revolusi Industri 4.0. Agar anak-anak dapat bersaing di era itu, maka anak-anak harus dibekali dengan tiga kompetensi, yakni mempunyai karakter yang kuat melalui Penguatan Pendidikan Karakter (PPK), memiliki tingkat literasi yang tinggi, dan memiliki kompetensi yang hebat, baik di bidang akademis maupun non-akademis. “Selain pendidikan keluarga, literasi juga mempunyai kedudukan yang sama pentingnya. Literasi tidak hanya membaca, namun edukasi dari tayangan televisi juga menjadi salah satu bagian dari literasi”, pungkasnya.
Senada dengan hal tersebut, Kepala P4TK Bahasa, Luizah F. Saidi, menyampaikan bahwa dalam setiap pelatihan yang dilakukan kepada guru, mereka dibekali juga dengan motivasi bagaimana caranya untuk meningkatkan literasi. “Pelatihan kami lakukan setiap tahun, dan kita sebar di wilayah Indonesia,” ungkap Luizah.
Pentingnya pendidikan keluarga dan literasi juga disampaikan oleh salah seorang masyarakat yang ikut hadir meramaikan booth pameran, Desty. Ia mengatakan bahwa pendidikan bermulai dari keluarga. “Pendidikan anak dimulai dari keluarga dan harus kita asah. Salah satu caranya dengan memberikan contoh, misalnya saat mengisi stan ini, anak kita ajarkan untuk berjualan siapa tahu nantinya bisa jadi pengusaha”, tuturnya.
Literasi, sambung Desty, juga sangat penting bagi anak-anak agar dapat memahami pelajaran saat mereka harus membaca materi ajar. “Biasanya saya belikan buku cerita, buku dongeng, kemudian minta diceritakan kembali. Juga ketika anak sudah pulang sekolah saya mengulang kembali materi yang tadi disampaikan,” katanya.
Pada peringatan Hardiknas 2019 ini, seluruh UPT Kemendikbud didorong untuk turut melibatkan sekolah, masyarakat serta para pemangku kepentingan di lingkungan sekitar untuk memeriahkannya.
Selain dihadiri para pemangku kepentingan pendidikan dan kebudayaan, acara Gebyar Pendidikan dan Kebudayaan di P4TK Bahasa, tampak dihadiri juga oleh para Ketua Rukun Tetangga (RT), Ketua Rukun Warga (RW), dan lurah dari lingkungan sekitarnya. Pengisi stan pameran juga tidak hanya dari P4TK Bahasa, melainkan juga dari museum, The Southeast Asian Ministers of Education Organization (SEAMEO), dan masyarakat umum. (Usw).
Jakarta, 25 April 2019
Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Sumber : Siaran Pers BKLM, Nomor: 153/Sipres/A5.3/HM/IV/2019
Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 776 kali
Editor :
Dilihat 776 kali