Kemendikbud Peringati Hari Lanjut Usia Nasional Tahun 2019 29 Mei 2019 ← Back
Jakarta, Kemendikbud --- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) turut memperingati Hari Lanjut Usia Nasional (HLUN) tahun 2019, dengan menyelenggarakan lokakarya bertemakan “Lanjut Usia Mandiri, Sejahtera dan Bermartabat”. Kegiatan yang dihadiri para pegawai Kemendikbud yang akan memasuki usia pensiun dan telah pensiun tersebut dilaksanakan di kantor Kemendikbud, Senayan, Jakarta, (29/05).
“Kita ingin menandai Hari Lansia Nasional ini dengan sesuatu yang bermakna, khususnya melalui kegiatan ini, dengan berbagi cerita,” ucap Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Muhadjir Effendy, saat menghadiri acara tersebut.
Mendikbud mengatakan, kegiatan berbagi cerita dan pengalaman melalui lokakarya ini diharapkan dapat memberikan semangat bagi para pegawai yang akan memasuki usia pensiun dan yang telah pensiun. “Saya berharap dengan berbagi cerita, bapak dan ibu dapat melakukan hal yang luar biasa dan bermanfaat setelah pensiun, dan terus berkarya untuk bangsa,” kata Mendikbud.
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan periode 2001 – 2004, Abdul Malik Fajar, yang menjadi salah satu pembicara dalam lokakarya tersebut memberikan lima pesan yang dapat dilakukan pada masa pensiun. Pesan pertama, jadikan agama sebagai landasan utama. “Doa itu adalah energi yang sangat luar biasa, jika difungsikan maka akan terasa dalam kehidupan kita,” ucapnya
Pesan kedua, dalam menjalankan kehidupan, kedepankan tradisi dan budaya. “Ini sangat membantu kita dengan melihat tradisi dan budaya. Tetap kedepankan unggah ungguh atau sopan dan santun,” lanjutnya.
Kemudian ketiga, miliki hobi. Malik Fajar mengatakan, Ia memiliki hobi membaca. “Lakukan kebiasaan yang positif, dan kurangin keinginan yang tidak bermanfaat. Lakukan segala hal dengan mandiri. Rajin bersedekah,” kata Bapak yang sudah berusia 81 tahun tersebut.
Pesan keempat, kata Malik Fajar, harus selalu berpikiran positif. Dengan begitu, tuturnya, hati dan pikiran bisa selalu bersih. Pesan kelima, dikatakan nya harus dapat mengelola diri. “Kita harus mulai mengukur diri. Misalkan dahulu biasa makan sate 10 tusuk, sekarang dikurangi porsinya untuk menjaga kesehatan. Lakukan hari-hari dengan murah senyum dan tataplah masa depan dengan selalu mengembirakan,” pesan Malik Fajar.
Hari Lansia Nasional yang diperingati pada tanggal 29 Mei setiap tahunnya, menurut Sekretaris Jenderal Kemendikbud, Didik Suhardi, merupakan agenda nasional, sebagai wujud perhatian pemerintah dalam mewujudkan lanjut usia yang mandiri, sejahtera dan bermartabat, sebagaimana tertuang dalam strategi nasional kelanjutusiaan. “Peringatan Hari Lanjut Usia Nasional merupakan agenda nasional dan menjadi salah satu Instruksi Bapak Presiden. Kita berikan motivasi kepada para pegawai yang memasuki usia pensiun agar tetap memiliki semangat untuk terus berkarya,” pungkas Didik.
Selain, mantan Mendikbud Malik Fajar, turut hadir sebagai pembicara dalam lokakarya ini, praktisi pendidikan dan pendiri Universitas Pamulang, H. Darsono, dan psikolog Pembaca Karakter, Poppy Amalya. *
Jakarta, 29 Mei 2019
Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Sumber : Siaran Pers BKLM, Nomor: 194/Sipres/A5.3/HM/V/2019
“Kita ingin menandai Hari Lansia Nasional ini dengan sesuatu yang bermakna, khususnya melalui kegiatan ini, dengan berbagi cerita,” ucap Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Muhadjir Effendy, saat menghadiri acara tersebut.
Mendikbud mengatakan, kegiatan berbagi cerita dan pengalaman melalui lokakarya ini diharapkan dapat memberikan semangat bagi para pegawai yang akan memasuki usia pensiun dan yang telah pensiun. “Saya berharap dengan berbagi cerita, bapak dan ibu dapat melakukan hal yang luar biasa dan bermanfaat setelah pensiun, dan terus berkarya untuk bangsa,” kata Mendikbud.
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan periode 2001 – 2004, Abdul Malik Fajar, yang menjadi salah satu pembicara dalam lokakarya tersebut memberikan lima pesan yang dapat dilakukan pada masa pensiun. Pesan pertama, jadikan agama sebagai landasan utama. “Doa itu adalah energi yang sangat luar biasa, jika difungsikan maka akan terasa dalam kehidupan kita,” ucapnya
Pesan kedua, dalam menjalankan kehidupan, kedepankan tradisi dan budaya. “Ini sangat membantu kita dengan melihat tradisi dan budaya. Tetap kedepankan unggah ungguh atau sopan dan santun,” lanjutnya.
Kemudian ketiga, miliki hobi. Malik Fajar mengatakan, Ia memiliki hobi membaca. “Lakukan kebiasaan yang positif, dan kurangin keinginan yang tidak bermanfaat. Lakukan segala hal dengan mandiri. Rajin bersedekah,” kata Bapak yang sudah berusia 81 tahun tersebut.
Pesan keempat, kata Malik Fajar, harus selalu berpikiran positif. Dengan begitu, tuturnya, hati dan pikiran bisa selalu bersih. Pesan kelima, dikatakan nya harus dapat mengelola diri. “Kita harus mulai mengukur diri. Misalkan dahulu biasa makan sate 10 tusuk, sekarang dikurangi porsinya untuk menjaga kesehatan. Lakukan hari-hari dengan murah senyum dan tataplah masa depan dengan selalu mengembirakan,” pesan Malik Fajar.
Hari Lansia Nasional yang diperingati pada tanggal 29 Mei setiap tahunnya, menurut Sekretaris Jenderal Kemendikbud, Didik Suhardi, merupakan agenda nasional, sebagai wujud perhatian pemerintah dalam mewujudkan lanjut usia yang mandiri, sejahtera dan bermartabat, sebagaimana tertuang dalam strategi nasional kelanjutusiaan. “Peringatan Hari Lanjut Usia Nasional merupakan agenda nasional dan menjadi salah satu Instruksi Bapak Presiden. Kita berikan motivasi kepada para pegawai yang memasuki usia pensiun agar tetap memiliki semangat untuk terus berkarya,” pungkas Didik.
Selain, mantan Mendikbud Malik Fajar, turut hadir sebagai pembicara dalam lokakarya ini, praktisi pendidikan dan pendiri Universitas Pamulang, H. Darsono, dan psikolog Pembaca Karakter, Poppy Amalya. *
Jakarta, 29 Mei 2019
Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Sumber : Siaran Pers BKLM, Nomor: 194/Sipres/A5.3/HM/V/2019
Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 3803 kali
Editor :
Dilihat 3803 kali