Mendikbud: Tahun 2019, Pemerintah Fokus ke Pembangunan Sumber Daya Manusia 02 Mei 2019 ← Back
Yogyakarta, Kemendikbud --- Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi suatu negara, tanpa pendidikan yang memadai, maka mustahil suatu negara memiliki sumber daya manusia (SDM) yang yang unggul. Untuk itu, dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) tahun 2019, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyelenggarakan kegiatan Pekan Pendidikan Nasional pada 34 provinsi di seluruh Indonesia dengan mengusung tema “Menguatkan Pendidikan, Memajukan Kebudayaan."
Dalam acara puncak peringatan Hardiknas Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), yang merupakan tempat kelahiran Bapak Pendidikan Nasional, Ki Hajar Dewantara, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Muhadjir Effendy, yang membuka perhelatan tersebut dengan melakukan jemparingan, yaitu posisi memanah sambil duduk bersila ala Yogyakarta, menyampaikan bahwa mulai tahun 2019, Pemerintah memfokuskan pembangunan sumber daya manusia (SDM).
“Pemerintah mulai tahun ini akan mengalihkan perhatian secara bertahap dari pembangunan infrastruktur menuju pembangunan sumber daya manusia. Kalau kita pahami, apa yang disampaikan Ki Hajar Dewantara, maka salah satu tugas kita adalah membuat bibit itu tumbuh, kemudian menjadi pohon yang matang, yang dewasa. Jadi sebenarnya, pendidikan pada dasarnya adalah membangun manusia. Kalau kita membangun dari prasarana, itu karena prasarana adalah prasyarat untuk membuat manusia agar bisa tumbuh dan berkembang seperti yang diharapkan,” ujar Mendikbud, Muhadjir Effendy, saat membuka Pekan Hardiknas 2019, di Benteng Vredeburg, Kota Yogyakarta, Rabu (1/5/2019).
Disampaikan Mendikbud, ada 3 peta jalan yang akan dilakukan Kemendikbud dalam membangun SDM yang unggul. “Merespon arahan dari Bapak Presiden yaitu mengarahkan ke pembangunan SDM, maka Kemendikbud mulai merevitalisasi proses pendidikan anak usia dini (PAUD), membangun karakter terutama pada jenjang pendidikan dasar, serta menyiapkan generasi yang memiliki kecakapan dan keterampilan yang baik agar mereka bisa mandiri dan tidak tergantung pada pihak lain, sehingga kita mempunyai generasi muda produktif dan bisa memberikan sumbangsih untuk bangsa dan negara ini agar bisa menjadi negara besar dan maju,” tutur Mendikbud.
Ditambahkan Mendikbud, meskipun merupakan domain di luar Kemendikbud, pendidikan prenatal dan postnatal sangat penting. Pendidikan prenatal yaitu pendidikan sejak anak masih berada di dalam kandungan sampai 2 tahun setelah anak lahir, yakni ketika anak harus mendapatkan asupan air susu ibu (ASI). “Dan hal inilah yang belum tersentuh dengan baik. Padahal 1.000 hari awal kehidupan bayi inilah yang akan menentukan bagaimana bayi itu akan tumbuh dan berkembang selanjutnya. Kita mengalami masalah akibat keteledoran kita menangani usia prenatal dan postnatal ini, misalnya masalah stunting atau cebol. Cebol jangan dipahami fisiknya yang pendek, melainkan otaknya terutama. Saya yakin pendidikan prenatal dan postnatal ini harus kita tanamkan dengan baik kalau kita ingin menyiapkan bibit yang baik dan unggul,” terang Mendikbud.
Ditemui usai melakukan ziarah ke makam Ki Hajar Dewantara, di Taman Wijayabrata, Mendikbud menyampaikan bahwa Ki Hajar Dewantara merupakan pendiri dari Perguruan Taman Siswa tetapi ajaran dan pandangan-pandangan filosofis Beliau yang berkaitan dengan pendidikan nasional, sekarang sudah menjadi milik bangsa Indonesia. “Semua lembaga pendidikan sebetulnya memiliki akar dan pertalian dengan Ki Hajar Dewantara, terutama lembaga-lembaga pendidikan yang berusia tua, yang pendirinya juga kira-kira seusia dan segenerasi dengan Beliau, dulunya juga saling berkomunikasi dan berdiskusi, membicarakan tentang visi pendidikan Indonesia setelah merdeka,” terang Mendikbud.
Pada kesempatan itu, Mendikbud menyampaikan pesan kepada anak-anak Indonesia bahwa pendidikan adalah taman. “Taman itu mengasyikkan, menggembirakan, tidak ada stres, itu yang penting. Kita bikin pendidikan yang betul-betul sesuai dengan filosofi ajaran Ki Hajar Dewantara. Oleh karena itu, Beliau tidak menyebutnya "sekolah" melainkan "taman",” pungkas Mendikbud.
Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hemas, mewakili Gubernur DI Yogyakarta, Sultan Hamengkubuwono X, dalam sambutannya mengatakan bahwa dengan adanya Pekan Pendidikan, ini bisa mewarnai Yogyakarta sebagai kota pendidikan. “Inilah mungkin yang perlu mendapat perhatian karena dari pekan pendidikan ini kita memberikan ruang bagi siswa Yogyakarta untuk mengapresiasi seni dan budaya dalam rangka melestarikan budaya bangsa dan kearifan lokal,” ujar Hemas.
Dilanjutkan Hemas, Yogyakarta selain sebagai tempat kelahiran Ki Hajar Dewantara juga dikenal sebagai kota pelajar, tempat pembangunan karakter bangsa dimulai. “Seperti kita ketahui bahwa elemen pendidikan mulai dari sekolah, masyarakat serta keluarga juga mendukung anak-anak untuk berkreasi, berbudaya, dan berwawasan global. Kegiatan pekan pendidikan ini tentu mendorong pencapaian Deklarasi Pendopo yang telah dideklarasikan di Pendopo Agung Taman Siswa tanggal 2 Mei 2018. Deklarasi ini merupakan suatu konsep pendidikan yang mengembalikan kodrat sang anak di dunianya yaitu dunia bermain. Segala sesuatu yang berhubungan dengan pendidikan anak harus seperti permainan suasananya, sehingga menyenangkan, seperti dalam sebuah taman, dan tidak hanya di ruang-ruang kelas melainkan juga di ruang-ruang keluarga, ruang-ruang publik, persis seperti dalam konsep Trisentra Pendidikan Ki Hajar Dewantara. Deklarasi ini juga menekankan mengenai pentingnya kearifan lokal terutama paduan antara pelajaran dengan permainan dolanan anak lokal yang menjaga watak asli anak sesuai keluhuran budaya bangsa sendiri,” pungkas Hemas.
Pekan Pendidikan Provinsi DI Yogyakarta 2019 diselenggarakan oleh 11 unit pelaksana teknis (UPT) Kemendikbud di DI Yogyakarta, yang didukung oleh Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Provinsi DI Yogyakarta beserta dinas pendidikan kabupaten/kota di wilayah DI Yogyakarta. Kegiatan ini berlangsung pada tanggal 1 hingga 4 Mei 2019. Perayaan Hardiknas yang bertajuk "Pekan Pendidikan Yogyakarta 2019" merupakan kali kedua diadakan di DI Yogyakarta. Beberapa kegiatan yang diselenggarakan pada Pekan Pendidikan Jogja, diantaranya, pameran pendidikan, bazar buku, ngobrol publik, pemutaran film pendidikan dan bioskop keliling, gelar seni budaya, lokakarya, olahraga bersama, serta upacara peringatan Hardiknas yang dilanjutkan dengan ziarah ke makam Ki Hajar Dewantara, di Taman Wijayabrata, Yogyakarta.
Yogyakarta, 1 Mei 2019
Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Sumber : Siaran Pers BKLM, Nomor: 177/Sipres/A5.3/HM/V/2019
Dalam acara puncak peringatan Hardiknas Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), yang merupakan tempat kelahiran Bapak Pendidikan Nasional, Ki Hajar Dewantara, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Muhadjir Effendy, yang membuka perhelatan tersebut dengan melakukan jemparingan, yaitu posisi memanah sambil duduk bersila ala Yogyakarta, menyampaikan bahwa mulai tahun 2019, Pemerintah memfokuskan pembangunan sumber daya manusia (SDM).
“Pemerintah mulai tahun ini akan mengalihkan perhatian secara bertahap dari pembangunan infrastruktur menuju pembangunan sumber daya manusia. Kalau kita pahami, apa yang disampaikan Ki Hajar Dewantara, maka salah satu tugas kita adalah membuat bibit itu tumbuh, kemudian menjadi pohon yang matang, yang dewasa. Jadi sebenarnya, pendidikan pada dasarnya adalah membangun manusia. Kalau kita membangun dari prasarana, itu karena prasarana adalah prasyarat untuk membuat manusia agar bisa tumbuh dan berkembang seperti yang diharapkan,” ujar Mendikbud, Muhadjir Effendy, saat membuka Pekan Hardiknas 2019, di Benteng Vredeburg, Kota Yogyakarta, Rabu (1/5/2019).
Disampaikan Mendikbud, ada 3 peta jalan yang akan dilakukan Kemendikbud dalam membangun SDM yang unggul. “Merespon arahan dari Bapak Presiden yaitu mengarahkan ke pembangunan SDM, maka Kemendikbud mulai merevitalisasi proses pendidikan anak usia dini (PAUD), membangun karakter terutama pada jenjang pendidikan dasar, serta menyiapkan generasi yang memiliki kecakapan dan keterampilan yang baik agar mereka bisa mandiri dan tidak tergantung pada pihak lain, sehingga kita mempunyai generasi muda produktif dan bisa memberikan sumbangsih untuk bangsa dan negara ini agar bisa menjadi negara besar dan maju,” tutur Mendikbud.
Ditambahkan Mendikbud, meskipun merupakan domain di luar Kemendikbud, pendidikan prenatal dan postnatal sangat penting. Pendidikan prenatal yaitu pendidikan sejak anak masih berada di dalam kandungan sampai 2 tahun setelah anak lahir, yakni ketika anak harus mendapatkan asupan air susu ibu (ASI). “Dan hal inilah yang belum tersentuh dengan baik. Padahal 1.000 hari awal kehidupan bayi inilah yang akan menentukan bagaimana bayi itu akan tumbuh dan berkembang selanjutnya. Kita mengalami masalah akibat keteledoran kita menangani usia prenatal dan postnatal ini, misalnya masalah stunting atau cebol. Cebol jangan dipahami fisiknya yang pendek, melainkan otaknya terutama. Saya yakin pendidikan prenatal dan postnatal ini harus kita tanamkan dengan baik kalau kita ingin menyiapkan bibit yang baik dan unggul,” terang Mendikbud.
Ditemui usai melakukan ziarah ke makam Ki Hajar Dewantara, di Taman Wijayabrata, Mendikbud menyampaikan bahwa Ki Hajar Dewantara merupakan pendiri dari Perguruan Taman Siswa tetapi ajaran dan pandangan-pandangan filosofis Beliau yang berkaitan dengan pendidikan nasional, sekarang sudah menjadi milik bangsa Indonesia. “Semua lembaga pendidikan sebetulnya memiliki akar dan pertalian dengan Ki Hajar Dewantara, terutama lembaga-lembaga pendidikan yang berusia tua, yang pendirinya juga kira-kira seusia dan segenerasi dengan Beliau, dulunya juga saling berkomunikasi dan berdiskusi, membicarakan tentang visi pendidikan Indonesia setelah merdeka,” terang Mendikbud.
Pada kesempatan itu, Mendikbud menyampaikan pesan kepada anak-anak Indonesia bahwa pendidikan adalah taman. “Taman itu mengasyikkan, menggembirakan, tidak ada stres, itu yang penting. Kita bikin pendidikan yang betul-betul sesuai dengan filosofi ajaran Ki Hajar Dewantara. Oleh karena itu, Beliau tidak menyebutnya "sekolah" melainkan "taman",” pungkas Mendikbud.
Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hemas, mewakili Gubernur DI Yogyakarta, Sultan Hamengkubuwono X, dalam sambutannya mengatakan bahwa dengan adanya Pekan Pendidikan, ini bisa mewarnai Yogyakarta sebagai kota pendidikan. “Inilah mungkin yang perlu mendapat perhatian karena dari pekan pendidikan ini kita memberikan ruang bagi siswa Yogyakarta untuk mengapresiasi seni dan budaya dalam rangka melestarikan budaya bangsa dan kearifan lokal,” ujar Hemas.
Dilanjutkan Hemas, Yogyakarta selain sebagai tempat kelahiran Ki Hajar Dewantara juga dikenal sebagai kota pelajar, tempat pembangunan karakter bangsa dimulai. “Seperti kita ketahui bahwa elemen pendidikan mulai dari sekolah, masyarakat serta keluarga juga mendukung anak-anak untuk berkreasi, berbudaya, dan berwawasan global. Kegiatan pekan pendidikan ini tentu mendorong pencapaian Deklarasi Pendopo yang telah dideklarasikan di Pendopo Agung Taman Siswa tanggal 2 Mei 2018. Deklarasi ini merupakan suatu konsep pendidikan yang mengembalikan kodrat sang anak di dunianya yaitu dunia bermain. Segala sesuatu yang berhubungan dengan pendidikan anak harus seperti permainan suasananya, sehingga menyenangkan, seperti dalam sebuah taman, dan tidak hanya di ruang-ruang kelas melainkan juga di ruang-ruang keluarga, ruang-ruang publik, persis seperti dalam konsep Trisentra Pendidikan Ki Hajar Dewantara. Deklarasi ini juga menekankan mengenai pentingnya kearifan lokal terutama paduan antara pelajaran dengan permainan dolanan anak lokal yang menjaga watak asli anak sesuai keluhuran budaya bangsa sendiri,” pungkas Hemas.
Pekan Pendidikan Provinsi DI Yogyakarta 2019 diselenggarakan oleh 11 unit pelaksana teknis (UPT) Kemendikbud di DI Yogyakarta, yang didukung oleh Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Provinsi DI Yogyakarta beserta dinas pendidikan kabupaten/kota di wilayah DI Yogyakarta. Kegiatan ini berlangsung pada tanggal 1 hingga 4 Mei 2019. Perayaan Hardiknas yang bertajuk "Pekan Pendidikan Yogyakarta 2019" merupakan kali kedua diadakan di DI Yogyakarta. Beberapa kegiatan yang diselenggarakan pada Pekan Pendidikan Jogja, diantaranya, pameran pendidikan, bazar buku, ngobrol publik, pemutaran film pendidikan dan bioskop keliling, gelar seni budaya, lokakarya, olahraga bersama, serta upacara peringatan Hardiknas yang dilanjutkan dengan ziarah ke makam Ki Hajar Dewantara, di Taman Wijayabrata, Yogyakarta.
Yogyakarta, 1 Mei 2019
Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Sumber : Siaran Pers BKLM, Nomor: 177/Sipres/A5.3/HM/V/2019
Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 1749 kali
Editor :
Dilihat 1749 kali