Gita Bahana Nusantara, Cerdas Berbudaya Tanpa Narkoba  09 Agustus 2019  ← Back

 

 

Depok, Kemendikbud --- Pemusatan pelatihan tim orkestra dan paduan suara Gita Bahana Nusantara (GBN) 2019 diisi dengan beragam kegiatan positif. Selain latihan bermusik, mereka juga mendapatkan materi wawasan kebangsaan dan pendidikan karakter, salah satunya penyuluhan tentang bahaya narkoba. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menggandeng Badan Narkotika Nasional (BNN) untuk memberikan sosialisasi kepada anggota GBN 2019 untuk mewujudkan generasi yang cerdas berbudaya tanpa narkoba.

Kepala Subdirektorat Seni Pertunjukan Kemendikbud, Edi Irawan mengatakan, pemusatan latihan Gita Bahana Nusantara tidak sekadar latihan bermusik, melainkan sebagai kawah chandra dimuka untuk membentuk karakter generasi Indonesia.

“Kita melihat bahwa wawasan kebangsaan juga harus dilengkapi dengan kondisi faktual saat ini. Nah, BNN dipilih karena memang diskusi kita adalah kondisi faktual sekarang ini generasi kita terancam oleh narkoba,” kata Edi di sela-sela pemusatan latihan GBN 2019 di Depok, Jawa Barat, Selasa (6/8/2019).

Ia berharap anggota GBN 2019 bisa paham tentang bahaya narkoba dan mengerti upaya pencegahannya sehingga tidak tergoda untuk memakai narkoba. Menurutnya, sudah tiga tahun terakhir ini Kemendikbud menggandeng BNN dalam kegiatan pemusatan latihan Gita Bahana Nusantara.

Salah satu anggota tim paduan suara GBN 2019, Yohana Vanda, mengatakan dirinya mendapat pengalaman dan pengetahuan mengenai bahaya narkoba. “Ada yang bilang kalau cari inspirasi itu harus pakai narkoba biar bisa bebas berpkir, tapi ternyata enggak, itu salah . Narkoba itu enggak baik untuk kesehatan kita,” tuturnya.

Vanda menuturkan, metode penyuluhan dari BNN juga menarik sehingga tidak membosankan, dan mengajak para peserta untuk open minded atau berpikiran terbuka tentang masa depan yang bebas narkoba. “Menyenangkan. Ada yang berdongeng, bercerita. Itu sesuatu yang beda, jadi kita semangat mendengarkannya,” ujarnya.

Kasie Pendidikan BNN, Eva Fitri Yuanita mengatakan, metode yang digunakannya memang diperuntukkan bagi peserta dengan kategori usia remaja. “Kita lihat perkembangan mereka, remaha tidak menyukai hal-hal yang monoton, satu arah, atau ceramah saja. Nanti bisa bubar. Di awal saya mulai dengan nyanyi bersama, menunjukkan rasa cinta dengan Tanah Air, dan bagaimana kita bisa berprestasi untuk Indonesia,” katanya. 

Menurut Eva, untuk remaja dan usia dewasa awal, yang paling penting untuk disampaikan adalah bagaimana mereka bisa mengenali diri sendiri dan passion mereka. Jika remaja sudah mengenali dirinya sendiri dan tahu cita-cita apa yang ingin dicapai, maka dia sadar jalan panjang seperti apa yang akan ditempuh untuk mencapai cita-citanya.  “Jadi tidak mudah terpengaruh teman. Kenali dirimu, temukan passion-mu, dan raih prestasimu. Prestasi bisa dicapai kalau kita bisa menemukan keyakinan dalam menjauhi narkoba,” ujarnya. (Desliana Maulipaksi)


Sumber :

 


Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 2123 kali