Pemilihan GTK Berprestasi dan Berdedikasi: Inspirasi Praktik Baik Penyiapan SDM Unggul 13 Agustus 2019 ← Back
Jakarta, Kemendikbud --- Pemilihan Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Berprestasi dan Berdedikasi resmi dibuka Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Dirjen GTK Kemendikbud) Supriano, di Jakarta, Selasa (13/8/2019). Sejalan dengan tema besar peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan ke-74 Republik Indonesia "SDM Unggul, Indonesia Maju", tema Pemilihan GTK Berprestasi dan Berdedikasi Tahun 2019 adalah "Guru dan Tenaga Kependidikan sebagai Agen Transformasi Penguatan SDM".
"Saya mengimbau agar guru-guru yang hadir di sini terus berkarya, berkreasi, dan berinovasi agar proses pembelajaran di sekolah mampu mentransformasi manusia-manusia Indonesia yang kompetitif," disampaikan Dirjen GTK Supriano saat memberikan sambutannya.
Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, guru sebagai tokoh sentral dalam pendidikan nasional dituntut untuk kreatif, adaptif, serta mampu berinovasi dalam mengembangkan metode pembelajaran. Hal ini bermuara pada upaya mengembangkan potensi siswa agar mampu menjadi manusia unggul yang berperan bagi kemajuan bangsa.
"Pada akhirnya 'kan hasil pembelajaran. Kalau sumber daya manusia Indonesia mau baik, tentunya mereka mendapatkan pendidikan yang baik. Nah, tentunya itu ada peran guru, yang mempunyai kompetensi dan bisa menghadirkan proses pembelajaran yang baik," ujar Supriano.
"Ketika berbicara mutu itu tidak parsial. Harus komprehensif. Semuanya harus ikut. Kepala sekolah sebagai tenaga kependidikan harus ikut, pustakawan ikut, guru ikut, masyarakat juga harus ikut," tambah Dirjen GTK menjelaskan tentang upaya meningkatkan mutu pembelajaran.
Saat ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengupayakan berbagai program yang dapat meningkatkan kualifikasi pendidikan, kompetensi dan keterampilan guru dan tenaga kependidikan. "Program penghargaan juga diberikan kepada guru dan tenaga kependidikan berprestasi dan berkarya melalui berbagai lomba-lomba seperti Inovasi Pembelajaran (INOBEL) dan Olimpiade Guru (OGN). Melalui semua itu diharapkan akan timbul upaya pembaharuan dan inovasi dalam proses pembelajaran," ujar Dirjen GTK.
Beragam stimulan lain juga terus diberikan agar guru mampu mengajarkan dan membimbing peserta didik menguasai lima potensi dasar abad ke-21, yaitu kemampuan berpikir kritis, kreatif dan inovatif, komunikatif, bekerja sama, dan berkolaborasi, serta mampu menghadirkan sebuah kepercayaan diri. Salah satunya adalah perubahan pola pelatihan berbasis zonasi yang dikembangkan saat ini untuk mendorong penguatan guru oleh rekan sejawatnya. Kini, pendidikan dan pelatihan guru akan berbasis kebutuhan dan dapat menjangkau lebih banyak guru karena tidak lagi terpusat yang sering terkendala waktu, jarak, dan biaya.
Melalui program peningkatan kompetensi pembelajaran (PKP) berbasis zona, para guru didorong untuk saling bertukar pengalaman dengan sejawatnya di Kelompok Kerja Guru (KKG) dan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) di wilayah masing-masing, khususnya dalam memecahkan permasalahan pembelajaran di kelas.
"Polanya 5 in (pelatihan) dan 3 on (penerapan). Dan jumlahnya 82 jam. Materinya cukup lengkap," ujar Supriano.
Dijelaskannya, dalam PKP itu terdapat materi refleksi, baik internal maupun eksternal, kemudian dilakukan semacam supervisi klinis. Kemudian, para guru peserta PKP diajak untuk saling berbagi pengetahuan dan pengalaman, berfikir kritis, kreatif, dan berkolaborasi. "Siswanya 'kan dituntut untuk mampu, jangan sampai gurunya belum pernah dilatih seperti itu," imbuh Supriano.
Dirjen GTK berharap hasil inovasi dari ajang Pemilihan GTK Berprestasi dan Berdedikasi ini akan menjadi praktik-praktik baik yang didiseminasikan dalam program PKP di berbagai zona. "Kita harapkan, Pemilihan Guru dan Tenaga Kependidikan Berprestasi dan Berdediksi ini bisa menciptakan model-model untuk proses pembelajaran inovatif berbasis kegiatan (project based learning)," kata Supriano.
Dirjen GTK kembali mengingatkan bahwa ajang Pemilihan GTK Berprestasi dan Berdedikasi merupakan titik awal untuk terus berkarya, berinovasi, dan berjuang memajukan pendidikan nasional. "Yang datang ke sini bukan memperebutkan juara. Tetapi, yang datang kesini telah menjadi pemenang semua dari daerah asal masing-masing," ungkap Supriano.
Selain mengikuti lomba, 694 guru dan tenaga kependidikan yang datang dari 34 provinsi ini akan mengikuti sejumlah kegiatan selama berada di Jakarta. Di antaranya mengikuti Sidang Tahunan di Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) bersama Presiden Joko Widodo pada 16 Agustus 2019, serta upacara HUT ke-74 Republik Indonesia pada 17 Agustus 2019 di kantor pusat Kemendikbud. (*)
Jakarta, 13 Agustus 2019
Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Laman: kemdikbud.go.id
Twitter: twitter.com/Kemdikbud_RI
Instagram: instagram.com/kemdikbud.ri
Facebook: fb.com/kemdikbud.ri
Youtube: KEMENDIKBUD RI
#ProgramKerja
#KerjaBerdampak
#GuruMuliaKarenaKarya
#GTKberprestasi
#GTKberdedikasi
Sumber : SIARAN PERS Nomor: 263/Sipres/A5.3/HM/VIII/2019
"Saya mengimbau agar guru-guru yang hadir di sini terus berkarya, berkreasi, dan berinovasi agar proses pembelajaran di sekolah mampu mentransformasi manusia-manusia Indonesia yang kompetitif," disampaikan Dirjen GTK Supriano saat memberikan sambutannya.
Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, guru sebagai tokoh sentral dalam pendidikan nasional dituntut untuk kreatif, adaptif, serta mampu berinovasi dalam mengembangkan metode pembelajaran. Hal ini bermuara pada upaya mengembangkan potensi siswa agar mampu menjadi manusia unggul yang berperan bagi kemajuan bangsa.
"Pada akhirnya 'kan hasil pembelajaran. Kalau sumber daya manusia Indonesia mau baik, tentunya mereka mendapatkan pendidikan yang baik. Nah, tentunya itu ada peran guru, yang mempunyai kompetensi dan bisa menghadirkan proses pembelajaran yang baik," ujar Supriano.
"Ketika berbicara mutu itu tidak parsial. Harus komprehensif. Semuanya harus ikut. Kepala sekolah sebagai tenaga kependidikan harus ikut, pustakawan ikut, guru ikut, masyarakat juga harus ikut," tambah Dirjen GTK menjelaskan tentang upaya meningkatkan mutu pembelajaran.
Saat ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengupayakan berbagai program yang dapat meningkatkan kualifikasi pendidikan, kompetensi dan keterampilan guru dan tenaga kependidikan. "Program penghargaan juga diberikan kepada guru dan tenaga kependidikan berprestasi dan berkarya melalui berbagai lomba-lomba seperti Inovasi Pembelajaran (INOBEL) dan Olimpiade Guru (OGN). Melalui semua itu diharapkan akan timbul upaya pembaharuan dan inovasi dalam proses pembelajaran," ujar Dirjen GTK.
Beragam stimulan lain juga terus diberikan agar guru mampu mengajarkan dan membimbing peserta didik menguasai lima potensi dasar abad ke-21, yaitu kemampuan berpikir kritis, kreatif dan inovatif, komunikatif, bekerja sama, dan berkolaborasi, serta mampu menghadirkan sebuah kepercayaan diri. Salah satunya adalah perubahan pola pelatihan berbasis zonasi yang dikembangkan saat ini untuk mendorong penguatan guru oleh rekan sejawatnya. Kini, pendidikan dan pelatihan guru akan berbasis kebutuhan dan dapat menjangkau lebih banyak guru karena tidak lagi terpusat yang sering terkendala waktu, jarak, dan biaya.
Melalui program peningkatan kompetensi pembelajaran (PKP) berbasis zona, para guru didorong untuk saling bertukar pengalaman dengan sejawatnya di Kelompok Kerja Guru (KKG) dan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) di wilayah masing-masing, khususnya dalam memecahkan permasalahan pembelajaran di kelas.
"Polanya 5 in (pelatihan) dan 3 on (penerapan). Dan jumlahnya 82 jam. Materinya cukup lengkap," ujar Supriano.
Dijelaskannya, dalam PKP itu terdapat materi refleksi, baik internal maupun eksternal, kemudian dilakukan semacam supervisi klinis. Kemudian, para guru peserta PKP diajak untuk saling berbagi pengetahuan dan pengalaman, berfikir kritis, kreatif, dan berkolaborasi. "Siswanya 'kan dituntut untuk mampu, jangan sampai gurunya belum pernah dilatih seperti itu," imbuh Supriano.
Dirjen GTK berharap hasil inovasi dari ajang Pemilihan GTK Berprestasi dan Berdedikasi ini akan menjadi praktik-praktik baik yang didiseminasikan dalam program PKP di berbagai zona. "Kita harapkan, Pemilihan Guru dan Tenaga Kependidikan Berprestasi dan Berdediksi ini bisa menciptakan model-model untuk proses pembelajaran inovatif berbasis kegiatan (project based learning)," kata Supriano.
Dirjen GTK kembali mengingatkan bahwa ajang Pemilihan GTK Berprestasi dan Berdedikasi merupakan titik awal untuk terus berkarya, berinovasi, dan berjuang memajukan pendidikan nasional. "Yang datang ke sini bukan memperebutkan juara. Tetapi, yang datang kesini telah menjadi pemenang semua dari daerah asal masing-masing," ungkap Supriano.
Selain mengikuti lomba, 694 guru dan tenaga kependidikan yang datang dari 34 provinsi ini akan mengikuti sejumlah kegiatan selama berada di Jakarta. Di antaranya mengikuti Sidang Tahunan di Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) bersama Presiden Joko Widodo pada 16 Agustus 2019, serta upacara HUT ke-74 Republik Indonesia pada 17 Agustus 2019 di kantor pusat Kemendikbud. (*)
Jakarta, 13 Agustus 2019
Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Laman: kemdikbud.go.id
Twitter: twitter.com/Kemdikbud_RI
Instagram: instagram.com/kemdikbud.ri
Facebook: fb.com/kemdikbud.ri
Youtube: KEMENDIKBUD RI
#ProgramKerja
#KerjaBerdampak
#GuruMuliaKarenaKarya
#GTKberprestasi
#GTKberdedikasi
Sumber : SIARAN PERS Nomor: 263/Sipres/A5.3/HM/VIII/2019
Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 2380 kali
Editor :
Dilihat 2380 kali