Miliki Sekolah Satu Atap, Warga Kampung Segeram Tak Perlu Pindah Rumah  20 September 2019  ← Back

Natuna, Kemendikbud --- Tantangan terbesar dunia pendidikan di Indonesia adalah luasnya cakupan wilayah Indonesia dan masih belum meratanya kualitas pendidikan seperti sistem belajar mengajar, infrastruktur, pemanfaatan teknologi, dan rendahnya minat baca. Penyediaan infrastruktur pendidikan menjadi salah satu kunci dalam pemerataan layanan pendidikan, khususnya di daerah , terdepan, terluar, dan tertinggal (daerah 3T).

Untuk itulah, Pemerintah hadir ditengah-tengah masyarakat, khususnya di daerah pulau terluar Indonesia bagian utara seperti di Kampung Segeram, Desa Sedanau, Kecamatan Bunguran Barat, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau.

Wajah haru warga kampung Segeram terpancar saat bertemu Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Muhadjir Effendy, yang mendadak hadir ditengah-tengah mereka. Warga kampung tersebut menyambut dengan antusias dan mengantar rombongan Mendikbud menuju Sekolah Menengah Pertama (SMP) 03 Satu Atap (Satap) Bunguran Barat dengan menggunakan sepeda motor.

Ungkapan bahagia muncul, dari Faisal, Ketua RW Kampung Segeram. “Kami selaku masyarakat Segeram menyampaikan terima kasih sudah hadir di Kampung Segeram ini. Tentunya ini membangun inspirasi kami, karena selama ini tidak pernah didatangi menteri. Baru kali ini menteri turun ke Kampung Segeram ini,” disampaikan Faisal kepada Mendikbud, saat hadir di desanya, Kamis (19/09/2019).

Faisal mengaku, sebelum tahun 2018, puluhan orang tua terpaksa pindah rumah ke pulau seberang, Pulau Sedanau, jika anak-anak mereka sudah lulus sekolah dasar (SD) untuk melanjutkan pendidikannya. Dengan hadirnya SMP Satu Atap di Kampung Segeram, anak-anak bisa melanjutkan sekolah dikampungnya sendiri tanpa harus pindah ke Pulau Sedanau.

“Dulunya masyarakat kami, anak-anak lulus SD, orang tuanya harus pindah, karena demi menyekolahkan anaknya. Mudah-mudahan dengan adanya SMP Satu Atap ini, orang-orang bisa bertahan, dan tidak pindah rumah,” tuturnya.

Demikian pula infrastruktur, disampaikan Faisal, kendati kampungnya berada satu daratan dengan Pulau Natuna Besar, akses jalan dari kecamatan terdekat, Klari, rusak. “Yang kami titip kepada bapak Presiden, jalan penghubung antara Segeram dan Klari mohon diperbaiki, karena itu jalan sudah sangat rusak,” ujarnya.

Sejalan dengan cerita Faisal, Kepala Sekolah SD 010 Segeram dan SMP 03 Satu Atap, Supriatno, menuturkan, sebelum ada SMP, siswa harus naik perahu ke Pulau Sedanau yang berjarak 45 menit perjalanan dari Kampung Segeram. “Ke Sedanau, Cuma 45 menit dari sini. Mereka menetap di sana. Orang-orang sini ke luar ke sana. Ada keluarga di sana. Kalau ke Sedanau, naik pompom. Sekarang ada SMP di sini tidak perlu menyeberang,” ujarnya.

Menanggapi hal itu, Mendikbud meminta masyarakat memanfaatkan ruang kelas di SMP baru sebagai pusat kegiatan belajar. Tidak hanya anak-anak, para orang dewasa yang putus sekolah pun diimbau ikut belajar dan melanjutkan ke pendidikan kesetaraan Paket A bagi yang belum lulus SD, Paket B bagi yang belum lulus SMP, dan Paket C bagi yang belum lulus SMA. “Jadi anak-anak yang lulus SMP bisa membantu orang tuanya bekerja di laut, tapi sorenya belajar untuk masuk SMA, di mana? Di sini juga. Makanya kalau bisa sekolah ini dari pagi sampai malam untuk kegiatan belajar,” ujar Mendikbud.

Untuk merealisasikan hal tersebut, Mendikbud menginstruksikan kepada Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Pendidikan Masyarakat (Dikmas), Haris Iskandar, untuk mengirimkan modul yang bisa digunakan masyarakat Kampung Segeram untuk belajar. “Nanti kami kirim paket-paket, agar setelah mengaji dan tahlilan belajar. Agar bisa dapat ijazah SD, ijazah SMP. Jadi, nanti nonton TV-nya di sini (sekolah) saja sambil belajar. Pak guru, Ibu Guru, pagi mengajar siswa-siswa, malamnya membimbing yang sepuh,” kata Mendikbud yang disambut gelak tawa warga.

Pada kunjungan kerja ke Kampung Segeram, Mendikbud meresmikan perpustakaan dan menandatangani prasasti peresmian SMP 03 Satu Atap Bunguran Barat, dilanjutkan dengan penyerahan bantuan 500 buku dari Yayasan Bakti Nusantara. Selain itu, Mendikbud juga menyerahkan 20 komputer tablet kepada guru dan siswa, serta peralatan sekolah dan olahraga.

“Gurunya sudah diberi bantuan tablet, nanti Pak Sesjen akan memasang server, agar bahan pelajaran tidak perlu dari buku tapi dari internet. Jadi anak-anak di sini harus sudah mahir menggunakan internet, dan itu sama dengan anak-anak di kota. Tolong bapak dan ibu guru, dan para orang tua mengawasi anaknya,” pesan Mendikbud. *





Natuna, 20 September 2019
Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Laman: www.kemdikbud.go.id
Sumber : SIARAN PERS BKLM, Nomor: 304/Sipres/A5.3/IX/2019

 


Penulis : Pengelola Siaran Pers
Editor :
Dilihat 1830 kali