Kurangi Sampah Plastik, Pemerintah RI-World Bank Ajak Influencer Bikin Konten Persuasif 09 Oktober 2019 ← Back
Maritim-Jakarta, Menurut penelitian Jambeck (2017), Indonesia merupakan negara kedua terbanyak di dunia setelah China yang berkontribusi pada pencemaran laut dari sampah plastik. Rata-rata per hari, jumlah sampah plastik yang dihasilkan sebanyak 7200 ton. Dengan kondisi yang buruk ini, pemerintah segera menginisiasi sebuah gerakan nasional yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap hidup sehat, tidak membuang sampah sembarangan dan memiliki persepsi yang sama tentang penanganan sampah.
Gerakan yang diberi nama Gerakan Indonesia Bersih (GIB) ini merupakan gerakan sosial yang menggabungkan upaya dari berbagai pemangku kepentingan dan telah diluncurkan oleh Menko Maritim Luhut Pandjaitan pada tanggal 28 April 2019.
Terbaru, GIB yang dimotori oleh Kemenko Bidang Kemaritiman ini bersama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan World Bank menyelenggarakan Impactfluencer Forum 2019 di Jakarta pada Rabu (9-10-2019).
Forum yang bertajuk Creating Waves of Change ini merupakan bagian dari Roadshow kampanye Gerakan Indonesia Bersih yang berlangsung sejak tanggal 2-13 Oktober 2019. Deputi Bidang Koordinasi SDM, Iptek dan Budaya Maritim Kemenko Bidang Kemaritiman Safri Burhanuddin yang membuka forum itu mengatakan bahwa tujuan Impactfluencer Forum untuk mengundang para influencer digital dan komunitas untuk meningkatkan kesadaran terhadap kebersihan. "Kami ingin para influencer dapat mengajak dan meningkatkan kesadaran para pengikut milenial mereka di seluruh Indonesia untuk mengurangi penggunaan plastik," jelas Deputi Safri.
Dalam forum bagi para influencer ini hadir nama-nama tokoh publik yang peduli lingkungan seperti Eyang Titik Puspa, Kaka Slank, pendiri Inspigo Yoris Sebastian, pegiat Divers Clean Action Swetinia Puspa Lestari, Miss Earth Indonesia 2018 Ratu Vasthi serta beberapa nama yang lain.
Kepada para influencer, Deputi Safri berpesan agar mereka yang punya kekuasaan dan keluasaan untuk mempengaruhi masyarakat mempergunakannya dengan baik. "Kalian adalah anak-anak muda yang punya kemampuan untuk mempengaruhi dan menyebarkan informasi kepada jutaan followers kalian, pertimbangkan untuk memberikan informasi yang berguna dan bermanfaat untuk masa depan kalian dan kita semua," pintanya.
Dalam kesempatan yang sama, Ann Jeannette Glauber, ENB Practice Manager World Bank untuk wilayah Asia Tenggara dan Pasifik mengajak para influencer untuk segera mengurangi pemanfaatan plastik agar tidak mencemari laut. "Planet yang kita tempati hanya satu, sementara dari apa yang kita lihat dan dengar bahwa 80% sampah plastik di seluruh dunia dibuang di laut. Artinya, plastik yang anda gunakan akan mengapung di laut dan akhirnya akan termakan oleh siapapun dari kita disini hari ini, jadi karena masalah ini kita yang ciptakan maka hanya kita juga yang mampu menyelesaikannya bersama-sama," tegasnya.
Salah satu solusi sederhana yang dia sampaikan adalah dengan membawa wadah minum sendiri. "Dengan membawa wadah minum kita sendiri kemana-mana, kita sudah menjadi bagian solusi dalam pengurangan sampah plastik," tambah Glauber.
Selain diskusi bersama dengan para influencer, dalam rangkaian Roadshow GIB juga ada kegiatan pameran yang digelar di Atrium Fountain Indonesia dari tanggal 2-13 Oktober 2019. Agar publik sadar terhadap bahaya sampah plastik di laut, tim GIB telah mempersiapkan instalasi replika Paus Sperma yang ditemukan mati di Desa Kapota Utara Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara pada Bulan November tahun lalu. Untuk memberikan gambaran tentang bahaya sampah, diletakkan berbagai sampah berbahan plastik yang ditemukan di dalam perut Paus Sperma tersebut.
Marine Plastic Debris atau sampah plastik laut telah menjadi salah satu fokus utama pemerintah. Sesuai amanat Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 83/2018 tentang Penanganan Sampah Laut, Menko Bidang Kemaritiman ditunjuk sebagai Ketua Tim Koordinasi Nasional Penanganan Sampah Laut, sedangkan wakil serta serta anggota lainnya berasal dari 17 kementerian. Kementerian tersebut antara lain KLHK, Kemendagri, Kemlu, Kemenperin, KKP, Kemenhub, Kementerian PUPR, Kemenkes, dll.
Sumber :
Gerakan yang diberi nama Gerakan Indonesia Bersih (GIB) ini merupakan gerakan sosial yang menggabungkan upaya dari berbagai pemangku kepentingan dan telah diluncurkan oleh Menko Maritim Luhut Pandjaitan pada tanggal 28 April 2019.
Terbaru, GIB yang dimotori oleh Kemenko Bidang Kemaritiman ini bersama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan World Bank menyelenggarakan Impactfluencer Forum 2019 di Jakarta pada Rabu (9-10-2019).
Forum yang bertajuk Creating Waves of Change ini merupakan bagian dari Roadshow kampanye Gerakan Indonesia Bersih yang berlangsung sejak tanggal 2-13 Oktober 2019. Deputi Bidang Koordinasi SDM, Iptek dan Budaya Maritim Kemenko Bidang Kemaritiman Safri Burhanuddin yang membuka forum itu mengatakan bahwa tujuan Impactfluencer Forum untuk mengundang para influencer digital dan komunitas untuk meningkatkan kesadaran terhadap kebersihan. "Kami ingin para influencer dapat mengajak dan meningkatkan kesadaran para pengikut milenial mereka di seluruh Indonesia untuk mengurangi penggunaan plastik," jelas Deputi Safri.
Dalam forum bagi para influencer ini hadir nama-nama tokoh publik yang peduli lingkungan seperti Eyang Titik Puspa, Kaka Slank, pendiri Inspigo Yoris Sebastian, pegiat Divers Clean Action Swetinia Puspa Lestari, Miss Earth Indonesia 2018 Ratu Vasthi serta beberapa nama yang lain.
Kepada para influencer, Deputi Safri berpesan agar mereka yang punya kekuasaan dan keluasaan untuk mempengaruhi masyarakat mempergunakannya dengan baik. "Kalian adalah anak-anak muda yang punya kemampuan untuk mempengaruhi dan menyebarkan informasi kepada jutaan followers kalian, pertimbangkan untuk memberikan informasi yang berguna dan bermanfaat untuk masa depan kalian dan kita semua," pintanya.
Dalam kesempatan yang sama, Ann Jeannette Glauber, ENB Practice Manager World Bank untuk wilayah Asia Tenggara dan Pasifik mengajak para influencer untuk segera mengurangi pemanfaatan plastik agar tidak mencemari laut. "Planet yang kita tempati hanya satu, sementara dari apa yang kita lihat dan dengar bahwa 80% sampah plastik di seluruh dunia dibuang di laut. Artinya, plastik yang anda gunakan akan mengapung di laut dan akhirnya akan termakan oleh siapapun dari kita disini hari ini, jadi karena masalah ini kita yang ciptakan maka hanya kita juga yang mampu menyelesaikannya bersama-sama," tegasnya.
Salah satu solusi sederhana yang dia sampaikan adalah dengan membawa wadah minum sendiri. "Dengan membawa wadah minum kita sendiri kemana-mana, kita sudah menjadi bagian solusi dalam pengurangan sampah plastik," tambah Glauber.
Selain diskusi bersama dengan para influencer, dalam rangkaian Roadshow GIB juga ada kegiatan pameran yang digelar di Atrium Fountain Indonesia dari tanggal 2-13 Oktober 2019. Agar publik sadar terhadap bahaya sampah plastik di laut, tim GIB telah mempersiapkan instalasi replika Paus Sperma yang ditemukan mati di Desa Kapota Utara Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara pada Bulan November tahun lalu. Untuk memberikan gambaran tentang bahaya sampah, diletakkan berbagai sampah berbahan plastik yang ditemukan di dalam perut Paus Sperma tersebut.
Marine Plastic Debris atau sampah plastik laut telah menjadi salah satu fokus utama pemerintah. Sesuai amanat Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 83/2018 tentang Penanganan Sampah Laut, Menko Bidang Kemaritiman ditunjuk sebagai Ketua Tim Koordinasi Nasional Penanganan Sampah Laut, sedangkan wakil serta serta anggota lainnya berasal dari 17 kementerian. Kementerian tersebut antara lain KLHK, Kemendagri, Kemlu, Kemenperin, KKP, Kemenhub, Kementerian PUPR, Kemenkes, dll.
Sumber :
Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 2508 kali
Editor :
Dilihat 2508 kali