Pekan Kebudayaan Nasional Diawali dengan Lomba Olahraga Tradisional 08 Oktober 2019 ← Back
Jakarta, Kemendikbud --- Pekan Kebudayaan Nasional (PKN) 2019 di hari pertama diawali dengan Lomba Olahraga Tradisional yang diikuti para pegawai Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Lomba berlangsung pada Senin pagi (7/10/2019) di halaman Istora Senayan, Kompleks Gelora Bung Karno, Jakarta. Olahraga tradisional yang dipertandingkan adalah gobak sodor atau galah asin, terompah panjang, egrang, dan lari balok.
Lomba Olahraga Tradisional dalam PKN 2019 dibuka secara resmi oleh Sekretaris Jenderal Kemendikbud Didik Suhardi, didampingi Direktur Jenderal Kebudayaan Hilmar Farid. Pembukaan ditandai dengan meniup sumpit oleh Sesjen Kemendikbud dan Dirjen Kebudayaan, yang diarahkan ke dua buah balon. Meletusnya balon yang terkena peluru sumpit menandai dibukanya Lomba Olahraga Tradisional di gelaran PKN 2019.
Sumpit merupakan salah satu permainan tradisional yang berasal dari Suku Dayak di Pulau Kalimantan. Sumpit juga menjadi permainan tradisional di daerah lain di Indonesia. Ke depannya, pada tahun 2021, sumpit akan menjadi salah satu cabang dalam Lomba Olahraga Tradisional yang akan dipertandingkan dalam Pekan Kebudayaan Nasional.
Sekretaris Jenderal Kemendikbud Didik Suhardi mengatakan, penyelenggaran PKN merupakan salah satu upaya pemerintah dalam melestarikan budaya bangsa. Olahraga tradisional merupakan salah satu budaya Indonesia, dan harus dilestarikan karena terancam punah akibat semakin sedikit orang yang melakukannya.
“Indonesia termasuk negara yang disebut The Power of Culture atau negara adidaya budaya. Negara yang pandai melestarikan budayanya termasuk negara yang hebat. Mari kita lestarikan budaya bangsa. Mari kita majukan Indonesia,” ujar Didik saat membuka Lomba Olahraga Tradisional di halaman Istora Senayan, Jakarta, Senin (7/10/2019).
Dalam menggelar Lomba Olahraga Tradisional di PKN 2019, Kemendikbud menggandeng Komunitas Olahraga Tradisional Indonesia (KOTI) untuk memberikan penjelasan mengenai aturan permainan tradisional pada pegawai Kemendikbud. KOTI menjelaskan aturan olahraga tradisional sekaligus menjadi wasit dan panitia. Kompetisi permainan tradisional dalam Pekan Kebudayaan Nasional tidak bertujuan untuk meraih kemenangan semata antarunit di Kemendikbud, melainkan sebagai sarana perwujudan Indonesia Bahagia.
Devy Putri Puspitasari, pegawai Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat (BKLM) Kemendikbud, menuturkan senang dapat menjadi peserta lomba. “Jadi pengalaman yang tak terlupakan,” ujar Devy yang menjadi peserta lomba Terompah Panjang bersama empat orang temannya. Namun ia mengaku cukup terkejut dengan penyelenggaraan yang digarap serius. “Ternyata kayunya berat, terus karet pengait kedua kaki juga keras, dan kaget juga ada peserta yang ternyata sudah sering latihan sebelum lomba,” tuturnya.
Keseruan dan kebahagiaan juga dirasakan Yongky Purnomo, pegawai Direktorat Pembinaan SMA Kemendikbud, yang menjadi peserta lomba Gobak Sodor. “Seru, tidak semudah yang dibayangkan karena memang harus ada kerja sama tim yang baik dalam mencetak skor maupun saat menghadang. Kelincahan gerak dan kecepatan jadi kunci ketika menjadi pencetak skor sedangkan konsentrasi dan kesigapan diperlukan ketika harus menghadang lawan,” kata Yongky. Menurutnya, meskipun disebut sebagai permainan zaman dulu, gobak sodor tetap seru untuk dimainkan di zaman sekarang, dan tidak kalah seru jika dibandingkan dengan bermain gawai aja, apalagi gobak sodor termasuk permainan yang menyehatkan. (Desliana Maulipaksi)
Sumber :
Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 4492 kali
Editor :
Dilihat 4492 kali