Karya 8 Anak Pemenang Sayembara Buku Harian Bergambar Enikki 2019 akan Dipamerkan di Jepang  29 November 2019  ← Back

Jakarta, Kemendikbud --- Komite Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU) Kemendikbud dan Galeri Nasional Indonesia selaku panitia nasional bekerja sama dengan Komite Hubungan Masyarakat Mitsubishi, Federasi dan Asosiasi UNESCO Klub Asia Pasifik, serta Federasi Nasional Asosiasi UNESCO di Jepang, menyelenggarakan Sayembara Buku Harian Bergambar Enikki.

Sayembara tersebut diselenggarakan untuk memberi kesempatan kepada anak-anak Asia untuk bertemu dan berteman dengan sesamanya melalui Buku Harian Bergambar (Enikki dalam bahasa Jepang). Enikki adalah buku harian bergambar (BHB) yang menceritakan peristiwa/kejadian sehari-hari yang dituangkan dalam bentuk lukisan disertai dengan penjelasan singkat mengenai peristiwa/kejadian tersebut melalui tulisan.

Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Arief Rachman, mengatakan kebudayaan adalah pengemudi dan kekuatan yang memberikan kemampuan kepada seseorang untuk melakukan perbaikan. “Kalau dia tidak mempunyai kebudayaan, dia tidak akan bisa melakukan (perbaikan) itu. Kebudayaan itu menyangkut keindahan, nyanyian, baju yang fashionable, nantinya kesukaan kita itu menjadi kekuatan yang membantu untuk melakukan perbaikan", ujar Arief Rachman, saat memberikan keterangan pers tentang penetapan pemenang sayembara BHB Enikki, di kantor Komite Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU), komplek perkantoran Kemendikbud, Senayan, Jakarta, Kamis (28/11).

Semangat penyelenggaraan Mitsubishi Asia Children Enikki Festa 2019-2020 sejalan dengan Undang-undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan, pada pasal 5 menyebutkan salah satu objek pemajuan budaya adalah seni. Melalui seni lukis-tulis, anak-anak usia 6-12 tahun diajak untuk menunjukkan kepada teman-temannya di Asia tentang kehidupannya sehari-hari melalui Buku Harian Bergambar (BHB). Anak-anak dapat memilih gambar yang menceritakan keluarga, teman-teman, kehidupan sekolah, festival, adat istiadat, kota, kehidupan masyarakat, kejadian alam, iklim, permainan yang mereka sukai, dan sebagainya. BHB terdiri dari lima halaman karya lukis-tulis berisikan tentang kehidupan keseharian yang menyenangkan dan dapat dimengerti oleh anak-anak di negeri Asia lainnya. “Enikki akan menanamkan bibit-bibit pada anak-anak untuk mempunyai kekuatan-kekuatan itu,” jelas Arief Rachman.

Mengenalkan budaya sejak dini merupakan hal yang sangat penting. Oleh karena itu, melalui tema sayembara “Ini adalah Kehidupanku”, anak-anak Indonesia diharapkan dapat membagi cerita keindahan budaya di daerahnya kepada anak-anak di negara lain. Arief Rachman meyakini, kebudayaan dapat mengasah sensitivitas anak sejak dini.

“Kita harus mengenal minat (anak), kita harus mengenal kecenderungan dirinya untuk mengarah kepada keindahan. Orang yang selalu cenderung kepada keindahan, hatinya lebih halus, dia akan paham, bisa mengerti orang lain. Saya perhatikan biasanya anaknya logikanya bagus, meskipun tidak pandai sekali namun dia mempunyai kekuatan untuk berlogika. Dia mengerti konsep sebab akibat dari suatu peristiwa,” jelasnya

Penetapan Delapan Pemenang Sayembara Buku Harian Bergambar Enikki 2019

Sayembara Buku Harian Bergambar Enikki dari Indonesia telah memperoleh delapan pemenang terbaik yaitu 1) Fatih Qatrunnada, School of Life Lebah Putih, Salatiga, Jawa Tengah; 2) Michelle Fiona, SDK 10 Penabur, Jakarta Utara, DKI Jakarta; 3) Christabella Winna Gozali, SD Kalam Kudus, Padang, Sumatera Barat; 4) Putu Lingga Adi Wahyu, SDN 2 Batuan, Gianyar, Bali; 5) Syaza Ghaisani Allegra, SD 2 Yayasan Pupuk Kaltim, Bontang, Kalimantan Timur; 6) Azlia Chalula Rheisa Cahyani, SDN 03 Klegen, Madiun, Jawa Timur; 7) Seilla Kalyana Aziz, Al-Fikri, Bekasi, Jawa Barat; 8) serta Kenzie Lorenzo, Sanggar Ananda, Bandung, Jawa Barat.

Koordinator Nasional Associated of School Project UNESCO (ASPnet) dan Representative iEARN Indonesia, Hasnah Gasim mengapresiasi munculnya nama-nama pemenang dari daerah yang pada tahun sebelumnya tidak lolos. “Kita ingin hasil penjurian ini lebih representatif mewakili daerah-daerah di Indonesia, tahun ini ada pemenang dari Salatiga, Madiun, dan Bontang Kalimantan Timur,” jelasnya.

Seluruh Peserta terdaftar akan menerima sertifikat partisipasi. Sedangkan pada 8 pemenang terbaik yang telah terpilih secara nasional akan diberikan hadiah uang @Rp. 750.000, Plakat dengan logo Enikki dan nama pemenang, Sertifikat, Tas sekolah, dan Batik.

Tentang Sayembara BHB Enikki 2019

Pesta Seni Lukis-Tulis Anak-anak Asia dimaksudkan untuk memberi kesempatan kepada anak-anak Asia untuk bertemu dan berteman dengan sesamanya melalui Buku Harian Bergambar (Enikki dalam bahasa Jepang). ENIKKI adalah buku harian bergambar (BHB) yang menceritakan peristiwa/kejadian sehari-hari yang dituangkan dalam bentuk lukisan disertai dengan penjelasan singkat mengenai peristiwa/kejadian tersebut melalui tulisan.

Kegiatan ini telah dilaksanakan sejak tahun 1990 dan diikuti oleh 24 negara di Asia yaitu Bangladesh, Bhutan, Brunei Darussalam, Fhilipina, India, Indonesia, Kamboja, Kazakhstan, Korea Selatan, Laos, Malaysia, Maladewa, Mongolia, Myanmar, Nepal, Pakistan, Republik Rakyat Tiongkok, Singapura, Sri Lanka, Taiwan, Thailand, Timor Leste, Vietnam, dan Jepang.

Hasnah Gasim mengatakan, latar belakang acara ini adalah agar antarnegara Asia bisa saling mengenal kebudayaannya satu sama lain. “Bagaimana anak-anak itu bisa mengerti mengenai environment dan juga dari environment itu mereka betul-betul menjaga supaya tidak rusak,” ujarnya.

Kriteria karya seni yang dikirimkan harus asli (original) dan belum pernah dipublikasikan. Bukan karya seni yang menyalin dari buku seni, komik, koran, majalah maupun karya seni lainnya yang pernah dipublikasikan. Peserta bisa didiskualifikasi jika melanggar kriteria ini. Selain itu, karya seni harus dibuat secara manual yaitu gambar harus dilukis atau dicat oleh peserta sendiri dan keterangan harus ditulis oleh peserta sendiri. Karya seni akan didiskualifikasikan jika berbentuk karya seni digital, diketik, atau ditulis kata. BHB dibuat dengan format ukuran kerta A4 (297mm x210mm) secara vertikal dengan gambar di atas dan karangan di bawahnya. Perbandingan lukisan dengan karangan kira-kira 2:1 dengan panjang karangan kira-kira 3-5 baris.

Penilaian didasarkan kepada bagaimana karya seni itu menunjukkan pandangan dan kepekaan anak secara murni serta unik, yang menggambarkan bagaimana kehidupan sehari-hari, budaya, adat istiadat, masyarakat, keindahan alam, lingkungan dan harus beragam topik. Panitia seleksi terdiri dari Pustanto, Kepala Galeri Nasional selaku Ketua Juri; Anggotanya terdiri dari Pelukis Dicky Iskandar, Pengamat Seni Ipong Purnama Sidhi, Pelukis Mulyadi W, Kepala Subdirektorat Seni Media Tubagus Sukmana.

Metode Seleksi

Panitia pelaksana di setiap negara dan wilayah akan menjalankan seleksi pertama dan memilih 8 (delapan) BHB terbaik. Kedelapan BHB ini akan dikirim ke Jepang dan diseleksi oleh Panitia Pelaksana di Jepang bersama BHB dari negara dan wilayah lainnya. 8 pemenang BHB dari tiap negara akan dipamerkan dan disaksikan oleh banyak orang di Tokyo. BHB yang dikirim ke Jepang tidak akan dikembalikan oleh panitia penyelenggara. Hasil karya BHB tersebut menjadi hak milik penuh panitia internasional di Jepang. BHB harus asli dan belum pernah dipublikasikan. Apabila BHB peserta merupakan salinan dari buku seni, komik, dan sebagainya, tidak akan diseleksi (didiskualifikasikan).

Peserta Sayembara BHB (Enikki) tahun ini, yang masuk seleksi penjurian berjumlah 257 dari 447 karya peserta yang disampaikan ke panitia. Bandung menjadi kota yang menyampaikan karya terbanyak yaitu 111 hasil lukisan dan dari keseluruhan karya, total karya yang disampaikan Provinsi Jawa Barat adalah 158. Di posisi kedua ada Provinsi DKI Jakarta yang menyampaikan 34 lukisan, Jawa Timur dengan 14 lukisan, Jawa Tengah dengan 13 lukisan serta Kalimantan dengan 12 lukisan. Peserta lainnya yang juga lolos seleksi penjurian berasal dari Aceh, Sumatera Barat, Banten, DI Yogyakarta, Bali, NTB, Sulawesi, Sekolah Indonesia di Singapura dan Sekolah Indonesia di Bangkok.

Hasnah Gasim menjelaskan penyebab sebagian peserta tidak lolos seleksi penjurian. “Yang kemarin yang tidak terseleksi itu kebanyakan mereka itu tidak memenuhi persyaratan karena misalnya gambarnya seharusnya vertikal ternyata di buat horizontal. Lalu 2/3 gambar 1/3 tulisan atau penjelasan. Mungkin sanggar atau sekolah itu tidak memberikan penjelasan seperti informasi yang kita sebarkan,” katanya.

Dari 8 finalis tersebut, setiap negara peserta akan memperoleh hadiah Grand Prix untuk satu orang, hadiah dari Komite Hubungan Masyarakat Mitsubishi, Hadiah dari Federasi Nasional Perkumpulan UNESCO di Jepang untuk satu orang, hadiah dari Asosiasi dan Federasi Asia Pasifik UNESCO Club untuk satu orang, dan hadiah terbaik untuk empat orang. Khusus pemenang Grand Prix dari setiap negara akan diundang ke Jepang untuk menerima hadiah yang dibiayai oleh penyelenggara (Jepang).


Jakarta, 28 November 2019
Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Laman: www.kemdikbud.go.id
Sumber : SIARAN PERS Nomor: 390/Sipres/A5.3/XI/2019

 


Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 3085 kali