Kemendikbud Apresiasi Kejuaraan Bogor Silat Championship sebagai Wadah Penguatan Karakter Siswa 03 November 2019 ← Back
Bogor, Kemendikbud --- Dalam rangka meningkatkan kepribadian yang kuat dan semangat kebangsaan dalam membentuk manusia yang berkarakter dan percaya diri, Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Kota Bogor, menyelenggarakan Kejuaraan Pencak Silat Pelajar Tingkat Nasional bertajuk “Bogor Silat Championship Serie 2 tahun 2019”, di Gelanggang Olahraga (GOR) Padjajaran, Kota Bogor, Jawa Barat, berlangsung pada tanggal 2 s.d. 3 November 2019.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), diwakili Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat Ade Erlangga Masdiana, yang hadir diacara pembukaan ajang tersebut, memberikan apresiasi atas terselenggaranya kejuaraan pencak silat antar pelajar tingkat nasional ini. Menurutnya, ajang ini merupakan wadah penguatan karakter siswa untuk mencetak generasi bangsa Indonesia yang berakhlak mulia.
“Bogor Silat Championship ini adalah ajang yang sangat luar biasa, ajang yang bisa mengembangkan karakter, dan karakter anak bangsa kita memang harus diperkuat. Pencak silat ini merupakan salah satu wadah pembentukan karakter untuk menjadi manusia Indonesia yang kuat, dan hebat secara mental, juga fisik. Nanti 10 tahun, lima tahun yang akan datang, Indonesia pasti juara. Tidak boleh kalah oleh siapa pun juga,” ujar Erlangga pada pembukaan acara tersebut, Sabtu (02/11).
Erlangga juga menekankan bahwa pencak silat adalah warisan budaya nenek moyang Indonesia yang harus dilestarikan dan dibudayakan. “Pencak silat ini harus kita kembangkan menjadi olahraga yang berprestasi, dan juga menjadi olahraga massal yang merupakan budaya Indonesia. Menjadi peserta pada ajang kompetisi ini berarti kita telah memberikan sumbangsih terhadap pelestarian budaya bangsa kita yaitu pencak silat,” katanya.
Sejalan dengan itu, Edi Nalapraya, salah satu tokoh pencak silat Indonesia yang hadir dalam acara tersebut mengatakan, pencak silat walaupun sebagai bagian dari olahraga beladiri, tetapi penggunaannya bukan untuk berkelahi, tetapi untuk mengisi kehidupan. “Bagaimana kita lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT bagi yang beragama Islam, bersilaturahmi, merawat jasmani kita, melestarikan budaya bangsa. Selain itu, pencak silat adalah warisan dari nenek moyang kita pertama untuk aspek keamanan akhlak. Kalian diajarkan menjadi orang yang berbudi pekerti luhur, mampu menghormati sesama dan juga guru,” terang sesepuh pencak silat Indonesia yang telah berusia 89 tahun ini.
Bogor Silat Championship (BSC) Serie 2 tahun 2019 diikuti oleh 1.100 pelajar tingkat TK, SD, SMP, SMA dan SMK dari seluruh Indonesia dan juga satu orang peserta dari Uzbekistan. Tujuan dari diselenggerakannya kegiatan ini adalah untuk melestarikan pencak silat sebagai budaya bangsa; mempererat tali persaudaraan dan silaturahmi antar perguruan pencak silat; mengembangkan olahraga rekreasi dan pemassalan, serta; sebagai sarana evaluasi para pembina dan pelatih untuk menjadi lebih baik.
Selain mendapatkan sertifikat dan medali, para juara mendapatkan hadiah uang pembinaan dengan total hadiah sebesar Rp30 juta.
Salah satu peserta kejuaraan, Budi Nurhidayat dari Perguruan Pencak Silat Pancawangi, mengungkapkan alasannya belajar pencak silat yaitu untuk mengembangkan budaya bangsa Indonesia. “Untuk mengembangkan budaya kita sendiri agar tidak punah karena semakin zaman kesini sudah banyak yang sibuk dengan gadget sehingga tidak memperdulikan dengan budaya kita sendiri,” ungkapnya.
Bogor, 2 November 2019
Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Laman: www.kemdikbud.go.id
Sumber : Siaran Pers BKLM, Nomor : 352/sipres/A5.3/XI/2019
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), diwakili Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat Ade Erlangga Masdiana, yang hadir diacara pembukaan ajang tersebut, memberikan apresiasi atas terselenggaranya kejuaraan pencak silat antar pelajar tingkat nasional ini. Menurutnya, ajang ini merupakan wadah penguatan karakter siswa untuk mencetak generasi bangsa Indonesia yang berakhlak mulia.
“Bogor Silat Championship ini adalah ajang yang sangat luar biasa, ajang yang bisa mengembangkan karakter, dan karakter anak bangsa kita memang harus diperkuat. Pencak silat ini merupakan salah satu wadah pembentukan karakter untuk menjadi manusia Indonesia yang kuat, dan hebat secara mental, juga fisik. Nanti 10 tahun, lima tahun yang akan datang, Indonesia pasti juara. Tidak boleh kalah oleh siapa pun juga,” ujar Erlangga pada pembukaan acara tersebut, Sabtu (02/11).
Erlangga juga menekankan bahwa pencak silat adalah warisan budaya nenek moyang Indonesia yang harus dilestarikan dan dibudayakan. “Pencak silat ini harus kita kembangkan menjadi olahraga yang berprestasi, dan juga menjadi olahraga massal yang merupakan budaya Indonesia. Menjadi peserta pada ajang kompetisi ini berarti kita telah memberikan sumbangsih terhadap pelestarian budaya bangsa kita yaitu pencak silat,” katanya.
Sejalan dengan itu, Edi Nalapraya, salah satu tokoh pencak silat Indonesia yang hadir dalam acara tersebut mengatakan, pencak silat walaupun sebagai bagian dari olahraga beladiri, tetapi penggunaannya bukan untuk berkelahi, tetapi untuk mengisi kehidupan. “Bagaimana kita lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT bagi yang beragama Islam, bersilaturahmi, merawat jasmani kita, melestarikan budaya bangsa. Selain itu, pencak silat adalah warisan dari nenek moyang kita pertama untuk aspek keamanan akhlak. Kalian diajarkan menjadi orang yang berbudi pekerti luhur, mampu menghormati sesama dan juga guru,” terang sesepuh pencak silat Indonesia yang telah berusia 89 tahun ini.
Bogor Silat Championship (BSC) Serie 2 tahun 2019 diikuti oleh 1.100 pelajar tingkat TK, SD, SMP, SMA dan SMK dari seluruh Indonesia dan juga satu orang peserta dari Uzbekistan. Tujuan dari diselenggerakannya kegiatan ini adalah untuk melestarikan pencak silat sebagai budaya bangsa; mempererat tali persaudaraan dan silaturahmi antar perguruan pencak silat; mengembangkan olahraga rekreasi dan pemassalan, serta; sebagai sarana evaluasi para pembina dan pelatih untuk menjadi lebih baik.
Selain mendapatkan sertifikat dan medali, para juara mendapatkan hadiah uang pembinaan dengan total hadiah sebesar Rp30 juta.
Salah satu peserta kejuaraan, Budi Nurhidayat dari Perguruan Pencak Silat Pancawangi, mengungkapkan alasannya belajar pencak silat yaitu untuk mengembangkan budaya bangsa Indonesia. “Untuk mengembangkan budaya kita sendiri agar tidak punah karena semakin zaman kesini sudah banyak yang sibuk dengan gadget sehingga tidak memperdulikan dengan budaya kita sendiri,” ungkapnya.
Bogor, 2 November 2019
Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Laman: www.kemdikbud.go.id
Sumber : Siaran Pers BKLM, Nomor : 352/sipres/A5.3/XI/2019
Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 2653 kali
Editor :
Dilihat 2653 kali