Hari Guru Nasional 2019, Mendikbud: Guru Penggerak Indonesia Maju, Wujudkan SDM yang Unggul 02 Desember 2019 ← Back
Cikarang, Kemendikbud --- Di momen Puncak Peringatan Hari Guru Nasional tahun 2019 yang juga bertepatan dengan Hari Ulang Tahun ke-74 Persatuan Guru Republik Indonesia (HUT PGRI), Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim, berharap dapat menjadi semangat bagi para guru sebagai penggerak Indonesia maju untuk mewujudkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul dan berdaya saing, sesuai dengan tema HGN 2019, yakni “Guru Penggerak Indonesia Maju”.
"Saya yakin Bapak dan Ibu tahu apa yang terbaik untuk siswa dan siswi. Saya mengajak semua jenjang pemerintahan untuk memberikan kepercayaan kepada guru-guru untuk melaksanakan tugasnya dengan baik, dan menjadikan masa depan siswa-siswi kita lebih baik untuk mewujudkan SDM yang unggul, sehingga kita bisa menang di panggung dunia,” ujar Mendikbud dihadapan 37.756 guru yang hadir dalam peringatan HGN 2019 dan HUT ke-74 PGRI, di Stadion Wibawa Mukti, Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (30/11).
Dalam menjawab tantangan reformasi pendidikan di tengah keberagamanan budaya hingga birokrasi di Indonesia, kata Mendikbud, harus ada keselarasan dalam satu gerakan yang didukung dari atas dan bawah. Gerakan dari akar rumput ini diyakininya akan mampu menggerakkan kapal besar bernama Indonesia. Lebih lanjut, Mendikbud mengharapkan inisiatif para guru sudah mulai mengambil peran perubahan yang didukung oleh kepala sekolah, pengawas sekolah, dinas pendidikan, dan pemerintah daerah.
"Saya ingin mengajak merubah paradigma kepemimpinan yang tadinya itu sebagai sebagai penguasa, atau pengendali, atau regulator menjadi paradigma kepemimpinan yang melayani. Mulai minggu depan saya berharap sekali kepsek dan pengawas kita menanyakan apa yang bisa saya lakukan untuk Anda (guru) sehingga bisa bertugas lebih baik. Dengan begitu, kita bisa merubah paradigma kepemimpinan, yakni paradigma kepemimpinan yang membantu,” pesan Mendikbud.
Pada kesempatan ini juga, Mendikbud mengemukakan pengalamannya berbincang-bincang dengan guru-guru yang berkunjung ke Jakarta maupun yang ia temui di daerah. Ia mengaku, perbincangan dengan guru menjadi pengalaman yang sangat berkesan. Buah pikir dan nasehat para guru, seolah mengubah tantangan yang ia rasakan menjadi lebih ringan dan berujung pada optimisme.
“Ada guru di Sulawesi yang mengajak murid-muridnya keluar kelas ke perkebunan untuk mengenali kata-kata. Mengenali benda-benda alam dengan kosakata adat dan kosakata Indonesia untuk meningkatkan ilmu bahasanya. Ada guru di Jakarta yang telah mencetuskan program informatika melalui mainan-mainan yang sifatnya mendidik, walaupun itu bukan dari kurikulum. Ada sekolah di Kalimantan yang setiap minggunya dan setiap bulannya mengatur orangtua murid datang ke kelas bukan hanya untuk belajar tetapi juga ikut berpartisipasi dalam kurikulum. Ini adalah langkah-langkah nyata yang sudah terjadi di Indonesia. Marilah kita bertepuk tangan untuk seluruh guru penggerak Indonesia maju,” tuturnya.
Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PB PGRI), Unifah Rosyidi, menuturkan, tema HGN tahun ini sejalan dengan tema yang diangkat Kemendikbud yaitu Peran Strategis Guru dalam Menggerakkan Perubahan. "Intinya bahwa kita semua menyambut perubahan dan sama-sama berkomitmen memajukan pendidikan nasional, berintegritas, dan sungguh-sungguh," terangnya saat menyampaikan sambutan pada peringatan HGN 2019 dan HUT PGRI tersebut.
Di momen puncak peringatan HGN dan HUT PGRI ini, kata Unifah, PGRI adalah mitra strategis pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam mewujudkan pendidikan nasional. "Kita mendorong guru untuk berubah tapi pemerintah juga (harus) semakin baik memperbaiki layanan pendidikannya, sehingga selaras nyambung satu sama lain. Kami mengajak daerah-daerah bersama-sama menyelesaikan permasalahan guru," ujarnya.
“Apresiasi kami sampaikan kepada Mas Menteri yang mendorong kreativitas guru di dalam kelas dan mendorong kemerdekaan belajar. Jika semua guru bergerak dengan tanggung jawab masing-masing, meningkatkan profesionalisme dan menjaga integritas, memperlakukan siswa setara tanpa perbedaan, menjaga toleransi, menyejukkan Indonesia dengan ketulusan dan kasih sayangnya yakinlah SDM unggul, Indonesia maju dapat terwujud,” tambahnya.
PGRI Apresiasi Kinerja Pemerintah dalam Perbaikan Kesejahteraan Guru
Di momen ulang tahun ini, PGRI menyampaikan penghargaan dan apresiasi terhadap visi Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden KH. Ma`ruf Amin yakni SDM Maju, Indonesia Unggul. “Visi Presiden ini kami maknai sebagai pentingnya pendidikan dalam memajukan bangsa di tengah kancah global. Meletakkan pendidikan dalam pembangunan bangsa berarti menghargai keutamaan guru. PGRI menghaturkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya atas perhatian dan dukungan yang sangat besar dari pemerintah pusat dan daerah,” ujar Unifah.
Pada kesempatan ini, Unifah juga mengapresiasi capaian Pemerintah dalam memperbaiki kesejahteraan guru. "Kita harus percaya bahwa pemerintah dan pemda berusaha sekuat tenaga untuk menggabungkan dan mengusahakan antara kesejahteraan dan kualitas. Di sinilah negara hadir", terang Unifah. “PGRI selalu bermitra dengan pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Ada banyak hal yang harus diperjuangkan dan dipenuhi, Bapak/Ibu harus sabar. Saatnya Bapak Ibu bergerak untuk mewujudkan Indonesia maju. Mudah-mudahan setelah ini pelatihan dan sertifikasinya diperbanyak,” harapnya.
Menyambut ungkapan Ketua Umum PGRI, Mendikbud juga memberikan apresiasi kepada PGRI terkait kiprahnya dalam memperjuangkan kualitas dan kesejahteraan guru. “Apresiasi yang sebesar-besarnya, terima kasih kepada PGRI yang sudah selama berpuluh-puluh tahun memperjuangkan kualitas dan kesejahteraan guru di Indonesia,” tutur Mendikbud.
Sebagai motivasi terhadap perjuangan PGRI di semua tingkatan, Unifah memaparkan bentuk perhatian pemerintah yang sudah dilakukan selama ini. “Betapa besarnya perhatian Bapak Presiden tehadap guru. Ketika HUT PGRI dua tahun lalu, beliau tegas meminta kepada semua pihak agar menyederhanakan administrasi guru, sehingga tidak membelenggu kemerdekaan guru dalam menjalankan tugas. Bapak Presiden yang mengingatkan semua komponen pemerintah pusat dan daerah untuk membantu kelancaran tugas-tugas guru, peduli pada mutu dan kesejahteraan tanpa membeda-bedakan status guru negeri maupun swasta, guru tetap maupun honorer, guru di bawah Kemendikbud maupun di bawah Kemenag", terangnya. Bahkan dengan tegas mengingatkan bahwa isu penghentian tunjangan profesi adalah hoax. "Jadi ingat, Pemerintah memberi perhatian yang sangat besar. Beliau juga mengingatkan dengan tegas, bahwa pencairan tunjangan profesi guru tidak dipersulit", ujar Unifah mengingatkan perhatian pemerintah kepada guru.
Selanjutnya, kata Unifah, Presiden Joko Widodo merespon pengurus besar PGRI dengan mengundang ke Istana Negara untuk membahas persoalan guru. Dalam 2 tahun ini rekrutmen PNS guru mengambil porsi paling besar dan juga memberi kesempatan kepada guru honorer usia 35 tahun untuk menjadi PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) meski sebelumnya tidak diatur di undang-undang ASN.
Menjawab harapan tersebut, Mendikbud berjanji akan menyederhanakan berbagai macam aturan, menyederhanakan berbagai macam administrasi, menyederhanakan berbagai macam kurikulum, dan menyederhanakan berbagai macam asesmen. “Dari atas kami akan mulai bergerak, tapi mohon berikan kami berbagai macam input, dan berikan waktu untuk melakukan itu,” ujarnya.
Di sisi lain, PGRI terus memperbarui dirinya agar senantiasa adaptif, responsif, terhadap perubahan. Oleh karena itu, Unifah mengajak para guru agar terus meningkatkan kompetensinya. “kita semua harus terus belajar. Bapak dan ibu tekun belajar, tekun mengajar, biarlah pengurus PGRI dari cabang, ranting dan pengurus besar yang berjuang. Dengan demikian peningkatan kualitas dan kesejahteraan guru dapat tercapai,” terangnya.
Mewakili Presiden Joko Widodo, kehadiran Mendikbud dan para pimpinan daerah adalah bentuk perhatian terhadap peningkatan kualitas guru pendidik dan tenaga kependidikan. Unifah berharap pemerintah terus memberikan pelatihan yang berkesinambungan, dan peningkatan kesejahteraan guru. “Menjadi guru adalah pilihan profesi dan panggilan jiwa. Terus belajar dan memberi. Jangan pernah berhenti belajar karena sama saja jika tidak belajar, kita berhenti mengajar dan kita harus yakin, pemerintah tidak akan tinggal diam mencari formula, melakukan langkah-langkah strategis bagaimana mempertemukan antara kualitas dan kesejahteraan mengingat tantangan global yang sangat berat,” pesannya kepada seluruh guru di Indonesia.
“Tentu saja kami memohon agar perhatian kepada kualitas dan kesejahteraan guru terus ditingkatkan. Tanpa membedakan status mereka dan mohon jabatan pengawas dipertahankan guna mengawal mutu pendidikan. Guru pendidikan formal, nonformal,
para pengawas, tenaga administrasi adalah tulang punggung keberhasilan pendidikan,” pungkasnya.
Rangkaian Kegiatan HGN 2019
Dalam rangka Hari Guru Nasional Tahun 2019, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan menyelenggarakan berbagai acara, antara lain, ziarah ke makam pahlawan pada Jumat (22/11) di Taman Makam Pahlawan Kalibata; senam bersama dan gerak jalan sehat pada Minggu (24/11), dari halaman Kantor Kemendikbud ke Jembatan Semanggi, Jakarta; upacara bendera peringatan Hari Guru Nasional Tahun 2019, Senin (25/11) di halaman kantor Kemendikbud, dan; acara Puncak Peringatan Hari Guru Nasional Tahun 2019, Sabtu (30/11) di Stadion Wibawa Mukti Kabupaten Bekasi.
Selain itu, lomba mendongeng bagi Guru PAUD; lomba cipta lagu anak usia dini; lomba cerita bergambar anak usia dini; seminar internasional “Reinventing Indonesia ECE Preparing for Industry 4.0”; penganugerahan Insan Peduli GTK PAUD dan Dikmas; simposiaum guru dan tenaga kependidikan; penganugerahan tanda kehormatan Satya Lencana Pendidikan; lomba Inovasi Pembelajaran; Simposium Internasional Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah.
Selain Kemendikbud, PGRI juga menyelenggarakan beberapa kegiatan, antara lain, Pemilihan Guru Honorer Inspiratif; penganugerahan Dwija Praja Nugraha kepada Kepala Daerah yang memiliki komitmen tinggi terhadap mutu pendidikan; menulis opini pendidikan yang dimuat di media; menulis buku non Fiksi; guru bertutur pajak yang diunggah di youtube; penganugerahan tokoh pendidikan kepada almarhum Prof. Dr. H.A.R. Tilaar, Prof. Dr. Mohammad Surya, dan Dr. Sulistyo, M.Pd; Olimpiade TIK Siswa; Pemilihan Guru Berdedikasi Difabel, dan; anugerah Dwija Praja Nugraha kepada Gubernur, Walikota, dan Bupati. *
Jakarta, 30 November 2019
Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Laman: www.kemdikbud.go.id
Sumber : SIARAN PERS Nomor: 393/Sipres/A5.3/XI/2019
"Saya yakin Bapak dan Ibu tahu apa yang terbaik untuk siswa dan siswi. Saya mengajak semua jenjang pemerintahan untuk memberikan kepercayaan kepada guru-guru untuk melaksanakan tugasnya dengan baik, dan menjadikan masa depan siswa-siswi kita lebih baik untuk mewujudkan SDM yang unggul, sehingga kita bisa menang di panggung dunia,” ujar Mendikbud dihadapan 37.756 guru yang hadir dalam peringatan HGN 2019 dan HUT ke-74 PGRI, di Stadion Wibawa Mukti, Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (30/11).
Dalam menjawab tantangan reformasi pendidikan di tengah keberagamanan budaya hingga birokrasi di Indonesia, kata Mendikbud, harus ada keselarasan dalam satu gerakan yang didukung dari atas dan bawah. Gerakan dari akar rumput ini diyakininya akan mampu menggerakkan kapal besar bernama Indonesia. Lebih lanjut, Mendikbud mengharapkan inisiatif para guru sudah mulai mengambil peran perubahan yang didukung oleh kepala sekolah, pengawas sekolah, dinas pendidikan, dan pemerintah daerah.
"Saya ingin mengajak merubah paradigma kepemimpinan yang tadinya itu sebagai sebagai penguasa, atau pengendali, atau regulator menjadi paradigma kepemimpinan yang melayani. Mulai minggu depan saya berharap sekali kepsek dan pengawas kita menanyakan apa yang bisa saya lakukan untuk Anda (guru) sehingga bisa bertugas lebih baik. Dengan begitu, kita bisa merubah paradigma kepemimpinan, yakni paradigma kepemimpinan yang membantu,” pesan Mendikbud.
Pada kesempatan ini juga, Mendikbud mengemukakan pengalamannya berbincang-bincang dengan guru-guru yang berkunjung ke Jakarta maupun yang ia temui di daerah. Ia mengaku, perbincangan dengan guru menjadi pengalaman yang sangat berkesan. Buah pikir dan nasehat para guru, seolah mengubah tantangan yang ia rasakan menjadi lebih ringan dan berujung pada optimisme.
“Ada guru di Sulawesi yang mengajak murid-muridnya keluar kelas ke perkebunan untuk mengenali kata-kata. Mengenali benda-benda alam dengan kosakata adat dan kosakata Indonesia untuk meningkatkan ilmu bahasanya. Ada guru di Jakarta yang telah mencetuskan program informatika melalui mainan-mainan yang sifatnya mendidik, walaupun itu bukan dari kurikulum. Ada sekolah di Kalimantan yang setiap minggunya dan setiap bulannya mengatur orangtua murid datang ke kelas bukan hanya untuk belajar tetapi juga ikut berpartisipasi dalam kurikulum. Ini adalah langkah-langkah nyata yang sudah terjadi di Indonesia. Marilah kita bertepuk tangan untuk seluruh guru penggerak Indonesia maju,” tuturnya.
Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PB PGRI), Unifah Rosyidi, menuturkan, tema HGN tahun ini sejalan dengan tema yang diangkat Kemendikbud yaitu Peran Strategis Guru dalam Menggerakkan Perubahan. "Intinya bahwa kita semua menyambut perubahan dan sama-sama berkomitmen memajukan pendidikan nasional, berintegritas, dan sungguh-sungguh," terangnya saat menyampaikan sambutan pada peringatan HGN 2019 dan HUT PGRI tersebut.
Di momen puncak peringatan HGN dan HUT PGRI ini, kata Unifah, PGRI adalah mitra strategis pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam mewujudkan pendidikan nasional. "Kita mendorong guru untuk berubah tapi pemerintah juga (harus) semakin baik memperbaiki layanan pendidikannya, sehingga selaras nyambung satu sama lain. Kami mengajak daerah-daerah bersama-sama menyelesaikan permasalahan guru," ujarnya.
“Apresiasi kami sampaikan kepada Mas Menteri yang mendorong kreativitas guru di dalam kelas dan mendorong kemerdekaan belajar. Jika semua guru bergerak dengan tanggung jawab masing-masing, meningkatkan profesionalisme dan menjaga integritas, memperlakukan siswa setara tanpa perbedaan, menjaga toleransi, menyejukkan Indonesia dengan ketulusan dan kasih sayangnya yakinlah SDM unggul, Indonesia maju dapat terwujud,” tambahnya.
PGRI Apresiasi Kinerja Pemerintah dalam Perbaikan Kesejahteraan Guru
Di momen ulang tahun ini, PGRI menyampaikan penghargaan dan apresiasi terhadap visi Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden KH. Ma`ruf Amin yakni SDM Maju, Indonesia Unggul. “Visi Presiden ini kami maknai sebagai pentingnya pendidikan dalam memajukan bangsa di tengah kancah global. Meletakkan pendidikan dalam pembangunan bangsa berarti menghargai keutamaan guru. PGRI menghaturkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya atas perhatian dan dukungan yang sangat besar dari pemerintah pusat dan daerah,” ujar Unifah.
Pada kesempatan ini, Unifah juga mengapresiasi capaian Pemerintah dalam memperbaiki kesejahteraan guru. "Kita harus percaya bahwa pemerintah dan pemda berusaha sekuat tenaga untuk menggabungkan dan mengusahakan antara kesejahteraan dan kualitas. Di sinilah negara hadir", terang Unifah. “PGRI selalu bermitra dengan pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Ada banyak hal yang harus diperjuangkan dan dipenuhi, Bapak/Ibu harus sabar. Saatnya Bapak Ibu bergerak untuk mewujudkan Indonesia maju. Mudah-mudahan setelah ini pelatihan dan sertifikasinya diperbanyak,” harapnya.
Menyambut ungkapan Ketua Umum PGRI, Mendikbud juga memberikan apresiasi kepada PGRI terkait kiprahnya dalam memperjuangkan kualitas dan kesejahteraan guru. “Apresiasi yang sebesar-besarnya, terima kasih kepada PGRI yang sudah selama berpuluh-puluh tahun memperjuangkan kualitas dan kesejahteraan guru di Indonesia,” tutur Mendikbud.
Sebagai motivasi terhadap perjuangan PGRI di semua tingkatan, Unifah memaparkan bentuk perhatian pemerintah yang sudah dilakukan selama ini. “Betapa besarnya perhatian Bapak Presiden tehadap guru. Ketika HUT PGRI dua tahun lalu, beliau tegas meminta kepada semua pihak agar menyederhanakan administrasi guru, sehingga tidak membelenggu kemerdekaan guru dalam menjalankan tugas. Bapak Presiden yang mengingatkan semua komponen pemerintah pusat dan daerah untuk membantu kelancaran tugas-tugas guru, peduli pada mutu dan kesejahteraan tanpa membeda-bedakan status guru negeri maupun swasta, guru tetap maupun honorer, guru di bawah Kemendikbud maupun di bawah Kemenag", terangnya. Bahkan dengan tegas mengingatkan bahwa isu penghentian tunjangan profesi adalah hoax. "Jadi ingat, Pemerintah memberi perhatian yang sangat besar. Beliau juga mengingatkan dengan tegas, bahwa pencairan tunjangan profesi guru tidak dipersulit", ujar Unifah mengingatkan perhatian pemerintah kepada guru.
Selanjutnya, kata Unifah, Presiden Joko Widodo merespon pengurus besar PGRI dengan mengundang ke Istana Negara untuk membahas persoalan guru. Dalam 2 tahun ini rekrutmen PNS guru mengambil porsi paling besar dan juga memberi kesempatan kepada guru honorer usia 35 tahun untuk menjadi PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) meski sebelumnya tidak diatur di undang-undang ASN.
Menjawab harapan tersebut, Mendikbud berjanji akan menyederhanakan berbagai macam aturan, menyederhanakan berbagai macam administrasi, menyederhanakan berbagai macam kurikulum, dan menyederhanakan berbagai macam asesmen. “Dari atas kami akan mulai bergerak, tapi mohon berikan kami berbagai macam input, dan berikan waktu untuk melakukan itu,” ujarnya.
Di sisi lain, PGRI terus memperbarui dirinya agar senantiasa adaptif, responsif, terhadap perubahan. Oleh karena itu, Unifah mengajak para guru agar terus meningkatkan kompetensinya. “kita semua harus terus belajar. Bapak dan ibu tekun belajar, tekun mengajar, biarlah pengurus PGRI dari cabang, ranting dan pengurus besar yang berjuang. Dengan demikian peningkatan kualitas dan kesejahteraan guru dapat tercapai,” terangnya.
Mewakili Presiden Joko Widodo, kehadiran Mendikbud dan para pimpinan daerah adalah bentuk perhatian terhadap peningkatan kualitas guru pendidik dan tenaga kependidikan. Unifah berharap pemerintah terus memberikan pelatihan yang berkesinambungan, dan peningkatan kesejahteraan guru. “Menjadi guru adalah pilihan profesi dan panggilan jiwa. Terus belajar dan memberi. Jangan pernah berhenti belajar karena sama saja jika tidak belajar, kita berhenti mengajar dan kita harus yakin, pemerintah tidak akan tinggal diam mencari formula, melakukan langkah-langkah strategis bagaimana mempertemukan antara kualitas dan kesejahteraan mengingat tantangan global yang sangat berat,” pesannya kepada seluruh guru di Indonesia.
“Tentu saja kami memohon agar perhatian kepada kualitas dan kesejahteraan guru terus ditingkatkan. Tanpa membedakan status mereka dan mohon jabatan pengawas dipertahankan guna mengawal mutu pendidikan. Guru pendidikan formal, nonformal,
para pengawas, tenaga administrasi adalah tulang punggung keberhasilan pendidikan,” pungkasnya.
Rangkaian Kegiatan HGN 2019
Dalam rangka Hari Guru Nasional Tahun 2019, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan menyelenggarakan berbagai acara, antara lain, ziarah ke makam pahlawan pada Jumat (22/11) di Taman Makam Pahlawan Kalibata; senam bersama dan gerak jalan sehat pada Minggu (24/11), dari halaman Kantor Kemendikbud ke Jembatan Semanggi, Jakarta; upacara bendera peringatan Hari Guru Nasional Tahun 2019, Senin (25/11) di halaman kantor Kemendikbud, dan; acara Puncak Peringatan Hari Guru Nasional Tahun 2019, Sabtu (30/11) di Stadion Wibawa Mukti Kabupaten Bekasi.
Selain itu, lomba mendongeng bagi Guru PAUD; lomba cipta lagu anak usia dini; lomba cerita bergambar anak usia dini; seminar internasional “Reinventing Indonesia ECE Preparing for Industry 4.0”; penganugerahan Insan Peduli GTK PAUD dan Dikmas; simposiaum guru dan tenaga kependidikan; penganugerahan tanda kehormatan Satya Lencana Pendidikan; lomba Inovasi Pembelajaran; Simposium Internasional Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah.
Selain Kemendikbud, PGRI juga menyelenggarakan beberapa kegiatan, antara lain, Pemilihan Guru Honorer Inspiratif; penganugerahan Dwija Praja Nugraha kepada Kepala Daerah yang memiliki komitmen tinggi terhadap mutu pendidikan; menulis opini pendidikan yang dimuat di media; menulis buku non Fiksi; guru bertutur pajak yang diunggah di youtube; penganugerahan tokoh pendidikan kepada almarhum Prof. Dr. H.A.R. Tilaar, Prof. Dr. Mohammad Surya, dan Dr. Sulistyo, M.Pd; Olimpiade TIK Siswa; Pemilihan Guru Berdedikasi Difabel, dan; anugerah Dwija Praja Nugraha kepada Gubernur, Walikota, dan Bupati. *
Jakarta, 30 November 2019
Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Laman: www.kemdikbud.go.id
Sumber : SIARAN PERS Nomor: 393/Sipres/A5.3/XI/2019
Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 3887 kali
Editor :
Dilihat 3887 kali