Bahasa Indonesia digemari Mahasiswa Negara Sahabat  26 Februari 2020  ← Back

Malang, Kemendikbud --- Setelah dimulainya program Darmasiswa tahun ajaran 2019/2020 pada Juni tahun lalu, kini para Mahasiswa negara sahabat yang mengikuti program tersebut telah fasih berbahasa Indonesia. Hal ini dapat terlihat, saat Plt. Kepala Biro Kerja Sama dan Humas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Ade Erlangga Masdiana mengajak mahasiswa tersebut berdiskusi tentang pengalaman mereka mempelajari Bahasa Indonesia, di Ruang Belajar Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Jawa Timur, Minggu (23/02/2020).

Darmasiswa adalah program beasiswa yang ditawarkan kepada semua mahasiswa asing dari negara-negara yang memiliki hubungan diplomatik dengan Indonesia untuk belajar Bahasa Indonesia, seni dan budaya dalam durasi satu tahun. “Pemerintah Indonesia ingin menjalin persahabatan dengan negara lain, persahabatan itu tidak hanya antar negara namun juga antar masyarakatnya people to people atau relationship. Dan kita ingin mengenalkan juga bahwa kita orang Indonesia punya budaya atau ciri khas kepada negara sahabat,’’ terang Erlangga.  

Program Darmasiswa dimulai pada tahun 1974 sebagai bagian dari inisiatif ASEAN (Perhimpunan Bangsa Bangsa Asia Tenggara). Pada awal berdirinya program ini hanya menerima mahasiswa dari ASEAN. Pada tahun 1976 program ini diperluas untuk mencakup siswa dari negara lain seperti Australia, Kanada, Prancis, Jerman, Hongaria, Jepang, Meksiko, Belanda, Norwegia, Polandia, Swedia, dan Amerika Serikat. Masuk tahun 90, program ini diperluas lagi mencakup semua negara yang memiliki hubungan diplomatik dengan Indonesia. Hingga saat ini, jumlah negara yang berpartisipasi dalam program ini lebih dari 135 negara.

“Belajar Bahasa Indonesia sampai bisa menjadi mentor teman lainnya, belajar secara serius dan praktikan. Agar ketika nanti setelah selesai program Darmasiswa selama satu tahun, dapat kembali ke negara masing-masing dapat mengajarkan Bahasa Indonesia,’’ tutur Erlangga. Tujuan utama dari program Darmasiswa adalah untuk mempromosikan dan meningkatkan minat terhadap bahasa dan budaya Indonesia di kalangan pemuda negara-negara sahabat. Ini juga telah dirancang untuk memberikan hubungan budaya dan pemahaman yang lebih kuat di antara negara-negara yang berpartisipasi.

Selama mengikuti program, para peserta Darmasiswa tersebut akan mendapatkan bimbingan tugas-tugas agar dapat melakukan diskusi mengenai topik perkuliahan, dan melakukan penelitian mengenai berbagai hal terutama penggunaan Bahasa Indonesia, seni dan kebudayaan Indonesia. Sementara untuk mengenalkan budaya lingkungan sekitar dan pariwisata, para peserta diajak berkeliling ke beberapa destinasi wisata. Selain itu, mereka juga akan melakukan jelajah nusantara ke beberapa destinasi wisata di berbagai provinsi.

“Mereka akan diajarkan budaya nusantara seperti membatik, bermain alat musik tradisional, tarian, dan lainnya. Karena tinggal di Malang, tentu kami akan memperkenalkan Malang di kancah internasional, baik pariwisata alam, buatan, dan sejarah di Malang Raya,” terang Sekretaris BIPA UMM Fida Pangesti.

Lanjut Fida, UMM setiap tahunnya memberikan program beasiswa kepada mahasiswanya, baik dari dalam negeri maupun luar negeri.

“Bagi pihak UMM, kehadiran mahasiswa asing dalam naungan Kemendikbud yang bernama beasiswa program Darmasiswa adalah bukti dan tindak lanjut kesepakatan bersama antara UMM dengan Kemendikbud untuk memberikan pelayanan pendidikan bagi mahasiswa asing dari berbagai negara dalam rangka pengembangan akademik, Bahasa Indonesia dan Kebudayaan. Dalam kerjasama ini, UMM juga memfasilitasi mahasiswa asing tersebut dalam pengurusan keimigrasian dan izin belajar,’’ tutur Fida.

Ketika ditanya mengenai kendala dalam mengajar Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA), Fida menjawab bahwa kemampuan menerapkan materi pembelajaran dari mahasiswa itu sendiri memang berbeda satu sama lain, khususnya mahasiswa tersebut dalam berkomunikasi dengan masyarakat atau di luar kelas menggunakan Bahasa Indonesia non-formal atau tidak terstruktur sehingga menjadi kendala tersendiri dalam penerapan pembelajaran Bahasa Indonesia.

“Oleh karena itu kami disini ada mata kuliah sosiolinguistik, yang lebih fokusnya kepada penggunaan aktual Bahasa. Tujuannya untuk menjembatani mahasiswa asing yang ketika di dalam kelas belajarnya menggunakan Bahasa formal, maka mereka dijembatani dengan mempelajari penggunaan aktual Bahasa tersebut,’’ tuturnya.

Dalam kesempatan yang sama, salah satu mahasiswi yang mengikuti program Darmasiswa juga menceritakan testimoni yang paling menarik. Salah satunya Adalah Kim Bo Yeong asal Busan, Korea Selatan, yang memilih UMM karena ketertarikannya pada budaya yang ada di universitas tersebut.

“Saya tertarik memilih UMM, karena ingin mempelajari berbagai budaya yang ada di kampus tersebut. Selain saya ingin mempelajari Bahasa Indonesia, saya juga ingin belajar tentang budaya Islam. Informasi yang saya dapatkan, Islam di Indonesia dikenal ramah, Jadi saya sangat ingin mempelajari dan membuktikan secara langsung hal itu,” kata Bo Yeong.

Senada dengan Bo Yeong, Waenuseela Soh yang berasal dari Bangkok, Thailand, mengungkapkan kekagumannya atas toleransi antar umat beragama di Indonesia yang mayoritas beragama islam.

‘’Indonesia memiliki keanekaragaman agama, suku dan budaya, saya sangat bersemangat saat di beritahu oleh kedutaan bahwa saya lolos untuk mengikuti program Darmasiswa di Indonesia. Selain keinginan belajar Bahasa Indonesia, saya juga tertarik dengan budaya suku toraja tentang ritual pemakaman serta kematian di sana, setelah program ini selesai saya ingin memperkenalkan bahasa dan budaya Indonesia ke negara saya serta saya juga ingin nantinya membuat travel agent untuk memperkenalkan pariwisata di Indonesia,” ucap Waenuseela Soh.

Sementara itu, Mahasiswi Keio University, Tokyo, Jepang, Urano Risa mengungkapkan bahwa program Darmasiswa di Indonesia sangat bermanfaat baginya, karena sejalan dengan tujuan karirnya untuk menjadi konsultan atau marketing bagi produk ekspor dan impor dari Indonesia.

“Saya sangat suka di Indonesia, terutama orang-orangnya sangat ramah dan peduli. Saya berharap dapat tinggal lebih lama di Indonesia, karena disini makanannya juga murah dan masyarakatnya bersahabat. Sebelumnya saya merupakan internship di perusahaan kecil namun terkenal di jepang yang bergerak di bidang advertising, jadi saya sangat ingin bisa berbahasa Indonesia dan mempelajari keseharian dari orang-orang di Indonesia, agar saya dapat mengajarkan Bahasa Indonesia di negara saya serta menjadi konsultan dalam memberikan informasi tentang kehidupan di Indonesia,” Jelas Urano Risa.  





Malang, 25 Februari 2020
Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Laman : www.kemdikbud.go.id
Sumber : SIARAN PERS Nomor : 35 /Sipres/A6/II/2020

 


Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 3044 kali