Kemendikbud Luncurkan Rekam Pandemi, Dokumentasi Perubahan Sosial Akibat Covid-19 27 Juni 2020 ← Back
Jakarta, Kemendikbud --- Untuk memberikan stimulus dan jaring pengaman sosial bagi pekerja seni dan budaya yang terdampak pandemi Coronavirus Disease 2019 (COVID-19), khususnya dokumenteris, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) meluncurkan “Program Rekam Pandemi”. Program ini merupakan rekaman dokumentasi perubahan sosial yang sedang terjadi di masyarakat Indonesia pada masa Pandemi Covid-19 tepatnya pada April hingga Juni 2020.
Bekerja sama dengan Asosiasi Dokumenteris Nusantara (ADN), Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbud, Hilmar Farid menjelaskan bahwa sebanyak 300 dokumenteris telah mendokumentasikan perubahan signifikan sosial dan budaya masyarakat Indonesia dalam menghadapi pandemi global terbesar dalam kurun waktu hampir satu abad terakhir. “Selama bulan Mei-Juli 2020 akan dihasilkan 2.400 menit video pendek yang merekam tema: Belajar di Rumah, Religi dan Mitos/Mistis, Lebaran/Coronasiana, Usaha Mandiri, Perubahan Perilaku Keluarga, Gotong Royong, Kreativitas, dan Isu Lingkungan dari Aceh sampai ke Papua,” demikian disampaikan Hilmar saat meluncurkan Rekam Pandemi melalui virtual di Jakarta, pada Kamis (25/06/2020).
Hilmar mengatakan rekam pandemi ini merupakan bentuk karya dari para pekerja seni khususnya komunitas ADN di tengah keterbatasan akibat Covid-19, masih mampu berkontribusi melalui karya mendokumentasikan kehidupan baru setelah atau bersama Covid -19. “Saya sudah menyaksikan rekaman dari temen-temen yang luar biasa. Hasilnya bisa melihat segi-segi kehidupan selama Covid-19 dari berbagai sudut pandang, pengalaman, dan di tempat yang berbeda-beda,” terang Hilmar.
Ragam yang ditampilkan dalam Rekam Pandemi ini, kata Hilmar sangat banyak. Baik dari segi bentuk kehidupan maupun cara ekspresinya. “Rekaman menghadapi Covid-19 akan membantu melengkapi pemahaman kita mengenai situasi yang kita hadapi bersama saat ini,” ungkap Hilmar.
Melalui sidang UNESCO, Hilmar menyampaikan bahwa Rekam Pandemi ini mendapat sambutan yang baik sebagai sebuah arsip kemanusiaan yang dibuat oleh komunitas dokumenteris. “Rekamannya menurut saya sangat signifikan artinya bukan hanya secara artistik tetapi juga secara sosial dengan kontribusi yang besar,” tutur Hilmar.
Di samping itu, Direktur Perfilman, Musik dan Media Baru Kemendikbud, Ahmad Mahendra mengatakan dokumentasi ini telah diintegrasikan dengan program “Belajar dari Rumah” bekerja sama dengan Televisi Republik Indonesia (TVRI) yang telah diluncurkan pada 13 April 2020. “Program ini juga akan tayang di TVRI setiap sabtu pukul 8.30 sampai jam 9 selama delapan minggu. Kemarin periode yang pertama sudah tayang,” kata Ahmad Mahendra.
Pada saat yang sama, Ketua ADN Tonny Trimarsanto menjelaskan program Rekam Pandemi ini setidaknya mewakili cara tutur audio visual yang sangat kaya akan budaya Indonesia. Pola perekaman yang dikemas dalam film dokumenter pendek ini dilakukan oleh anggota ADN yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. “Jadi, persoalan-persoalan yang sangat lokal, spontan dan sehari-hari sebagai bagian dari perubahan sosial masyarakat di masa Pandemi Covid 19 ini, direkam oleh mereka yang berada terdekat dengan peristiwanya sehingga akan terasa keberagaman yang sangat kaya dari karya-karya ini,” ungkap Tonny.
Tonny juga mewakili komunitas ADN menyampaikan apresiasi yang sangat tinggi kepada Kemendikbud yang telah mendukung ADN untuk berkarya di tengah Covid-19. “Kami sangat berterimakasih kepada Kemendikbud karena hanya dengan pola seperti inilah kawan-kawan punya ruang kreatif yang terus bisa dikelola dengan baik sekalipun situasinya sangat sulit,” ungkap Tonny. Ia juga berharap komunitas ADN bisa terus melakukan dokumentasi karena hanya dengan itulah mereka bisa mempunyai arsip dan material yang sangat besar dan banyak.
Penyebaran Pandemi Covid-19 telah mengakibatkan banyak peserta didik harus melaksanakan kegiatan belajar di rumah, baik melalui sarana dalam jaringan (daring) maupun luar jaringan (luring). Namun, tidak semua peserta didik maupun pendidik memiliki kemampuan untuk mengakses platform pembelajaran daring secara optimal.
Program “Belajar dari Rumah” merupakan salah satu upaya Kemendikbud membantu terselenggaranya pendidikan bagi semua kalangan masyarakat di masa kedaruratan kesehatan masyaraat, khususnya membantu mereka yang memiliki keterbatasan pada akses internet, baik karena tantangan ekonomi maupun letak geografis.
Program “Rekam Pandemi” akan tayang di TVRI setiap hari Sabtu dan Minggu mulai tanggal 20 Juni pukul 08.30, serta dapat diakses melalui situs: http://rekampandemi.kemdikbud.go.id, dan seluruh akun media sosial @budayasaya: Youtube, Facebook, dan Twitter.
Jakarta, 26 Juni 2020
Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Laman:www.kemdikbud.go.id
Sumber : Siaran Pers Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor : 151/sipres/A6/VI/2020
Bekerja sama dengan Asosiasi Dokumenteris Nusantara (ADN), Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbud, Hilmar Farid menjelaskan bahwa sebanyak 300 dokumenteris telah mendokumentasikan perubahan signifikan sosial dan budaya masyarakat Indonesia dalam menghadapi pandemi global terbesar dalam kurun waktu hampir satu abad terakhir. “Selama bulan Mei-Juli 2020 akan dihasilkan 2.400 menit video pendek yang merekam tema: Belajar di Rumah, Religi dan Mitos/Mistis, Lebaran/Coronasiana, Usaha Mandiri, Perubahan Perilaku Keluarga, Gotong Royong, Kreativitas, dan Isu Lingkungan dari Aceh sampai ke Papua,” demikian disampaikan Hilmar saat meluncurkan Rekam Pandemi melalui virtual di Jakarta, pada Kamis (25/06/2020).
Hilmar mengatakan rekam pandemi ini merupakan bentuk karya dari para pekerja seni khususnya komunitas ADN di tengah keterbatasan akibat Covid-19, masih mampu berkontribusi melalui karya mendokumentasikan kehidupan baru setelah atau bersama Covid -19. “Saya sudah menyaksikan rekaman dari temen-temen yang luar biasa. Hasilnya bisa melihat segi-segi kehidupan selama Covid-19 dari berbagai sudut pandang, pengalaman, dan di tempat yang berbeda-beda,” terang Hilmar.
Ragam yang ditampilkan dalam Rekam Pandemi ini, kata Hilmar sangat banyak. Baik dari segi bentuk kehidupan maupun cara ekspresinya. “Rekaman menghadapi Covid-19 akan membantu melengkapi pemahaman kita mengenai situasi yang kita hadapi bersama saat ini,” ungkap Hilmar.
Melalui sidang UNESCO, Hilmar menyampaikan bahwa Rekam Pandemi ini mendapat sambutan yang baik sebagai sebuah arsip kemanusiaan yang dibuat oleh komunitas dokumenteris. “Rekamannya menurut saya sangat signifikan artinya bukan hanya secara artistik tetapi juga secara sosial dengan kontribusi yang besar,” tutur Hilmar.
Di samping itu, Direktur Perfilman, Musik dan Media Baru Kemendikbud, Ahmad Mahendra mengatakan dokumentasi ini telah diintegrasikan dengan program “Belajar dari Rumah” bekerja sama dengan Televisi Republik Indonesia (TVRI) yang telah diluncurkan pada 13 April 2020. “Program ini juga akan tayang di TVRI setiap sabtu pukul 8.30 sampai jam 9 selama delapan minggu. Kemarin periode yang pertama sudah tayang,” kata Ahmad Mahendra.
Pada saat yang sama, Ketua ADN Tonny Trimarsanto menjelaskan program Rekam Pandemi ini setidaknya mewakili cara tutur audio visual yang sangat kaya akan budaya Indonesia. Pola perekaman yang dikemas dalam film dokumenter pendek ini dilakukan oleh anggota ADN yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. “Jadi, persoalan-persoalan yang sangat lokal, spontan dan sehari-hari sebagai bagian dari perubahan sosial masyarakat di masa Pandemi Covid 19 ini, direkam oleh mereka yang berada terdekat dengan peristiwanya sehingga akan terasa keberagaman yang sangat kaya dari karya-karya ini,” ungkap Tonny.
Tonny juga mewakili komunitas ADN menyampaikan apresiasi yang sangat tinggi kepada Kemendikbud yang telah mendukung ADN untuk berkarya di tengah Covid-19. “Kami sangat berterimakasih kepada Kemendikbud karena hanya dengan pola seperti inilah kawan-kawan punya ruang kreatif yang terus bisa dikelola dengan baik sekalipun situasinya sangat sulit,” ungkap Tonny. Ia juga berharap komunitas ADN bisa terus melakukan dokumentasi karena hanya dengan itulah mereka bisa mempunyai arsip dan material yang sangat besar dan banyak.
Penyebaran Pandemi Covid-19 telah mengakibatkan banyak peserta didik harus melaksanakan kegiatan belajar di rumah, baik melalui sarana dalam jaringan (daring) maupun luar jaringan (luring). Namun, tidak semua peserta didik maupun pendidik memiliki kemampuan untuk mengakses platform pembelajaran daring secara optimal.
Program “Belajar dari Rumah” merupakan salah satu upaya Kemendikbud membantu terselenggaranya pendidikan bagi semua kalangan masyarakat di masa kedaruratan kesehatan masyaraat, khususnya membantu mereka yang memiliki keterbatasan pada akses internet, baik karena tantangan ekonomi maupun letak geografis.
Program “Rekam Pandemi” akan tayang di TVRI setiap hari Sabtu dan Minggu mulai tanggal 20 Juni pukul 08.30, serta dapat diakses melalui situs: http://rekampandemi.kemdikbud.go.id, dan seluruh akun media sosial @budayasaya: Youtube, Facebook, dan Twitter.
Jakarta, 26 Juni 2020
Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Laman:www.kemdikbud.go.id
Sumber : Siaran Pers Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor : 151/sipres/A6/VI/2020
Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 1770 kali
Editor :
Dilihat 1770 kali