Mencetak Pemimpin Strategis melalui Pelatihan Kepemimpinan Nasional 30 Juli 2020 ← Back
Jakarta, Kemendikbud – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim, mengatakan, tidak ada cara yang lebih efektif untuk meningkatkan kualitas manusia suatu bangsa dibanding lewat jalur pendidikan. Manusia, kata dia, tidak bisa serta-merta berkualitas dengan sendirinya. Diperlukan suatu upaya yang terstruktur, sistematis, dan masif di bawah kepemimpinan strategis untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
“Peran serta Bapak Ibu sebagai pimpinan strategis di lembaga masing-masing akan turut menentukan kualitas sumber daya manusia Indonesia, yang nantinya pun akan menentukan maju tidaknya negeri ini. Semoga pelatihan ini membawa manfaat bagi bapak ibu secara pribadi maupun bagi bangsa,” ujarnya saat menyapa peserta Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) Tingkat II Tahun 2020 di Jakarta, Selasa (28/7/2020).
Mendikbud Nadiem yang bertemu dengan para peserta PKN melalui kanal daring ini menyampaikan bahwa pendidikan dalam arti yang luas bukan sekadar pendidikan formal berjenjang secara kelembagaan, namun mencakup setiap tugas dan tanggung jawab seluruh aparatur sipil negara (ASN) sebagai pimpinan di lembaga masing-masing.
Sejalan dengan itu, Sekretaris Jenderal Kemendikbud, Ainun Na`im menekankan pentingnya sinergi antar berbagai pihak untuk membangun kepemimpinan strategis. Sebagaimana tema PKN tahun ini yaitu membangun kepemimpinan strategis untuk menghasilkan pendidikan berkualitas dan SDM unggul.
Kemendikbud, kata Ainun, dalam memajukan pendidikan dan kebudayaan terus meningkatkan jejaring dengan sektor lain. “Kemendikbud tidak dapat mewujudkan hal tersebut sendirian. Keberagaman peserta dalam acara ini adalah suatu hal yang positif dan harus dikembangkan menjadi sinergitas untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia.”
Lebih lanjut Sesjen Kemendikbud itu menerangkan bahwa perbaikan internal SDM dilakukan melalui pengelolan dan pemanfaatan sumber daya secara efektif dan efisien. Pemanfaatan teknologi informasi dapat digunakan untuk mempercepat akselerasi birokrasi dan layanan kepada masyarakat. Untuk mewujudkannya diperlukan pemimpin strategis yang mampu menterjemahkan nilai-nilai organisasi agar tetap menjunjung sinergitas dan akuntabilitas jabatan. “PKN sangat penting untuk diikuti dengan saksama,”pesannya.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia (LAN-RI), Adi Suryanto mengatakan, alumni PKN II harus dapat mengubah organisasi ke arah yang lebih baik. Harapannya, para peserta adalah champion yang bisa merumuskan masalah dengan cepat dan mencari alternatif solusi yang dimungkinkan.
Ia menjabarkan bahwa dalam PKN, peserta akan membuat proyek perubahan. Ada tim yang akan membantu supaya proyek perubahan dapat terealisasi. Perubahan tersebut tidak melulu terkait dengan infrastruktur teknologi informasi. Yang harus digarisbawahi adalah para pemimpin perubahan harus bisa mengidentifikasi target sasarannya dan mencermati rencana yang disusun agar dapat mencapai target.
“Kuncinya di sini adalah bagaimana kita menyiapkan pemimpin perubahan. Kalau semuanya bisa berbagi, ini menjadi kesempatan berbagi yang luar biasa. Setiap peserta adalah narasumber bagi peserta yang lain. Silakan bertukar ide tentang bagaimana memimpin pada organisasinya masing-masing,” tekan Adi untuk memantik semangat para peserta.
Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai (Pusdiklat) Kemendikbud, Amurwani Dwi Lestariningsih dalam laporannya menyampaikan, PKN diselenggrakan oleh Kemendikbud dengan pendampingan dari LAN-RI. Ada empat agenda yang menjadi muatan bagi peserta yaitu pengelolaan diri, kepemimpinan strategis, manajemen strategis, dan aktualisasi kepemimpinan. Tema PKN tahun ini yaitu membangun kepemimpinan strategis untuk menghasilkan pendidikan berkualitas dan SDM unggul.
PKN yang digelar sejak 28 Juli sampai 14 November ini bertujuan untuk mengembangkan kompetensi peserta dalam rangka memenuhi standar kompetensi manajerial jabatan pejabat tinggi pratama. Kompetensi kepemimpinan strategis manajerial peserta dimaksudkan untuk menjamin akuntabilitas jabatan yang meliputi tersusunnya alternatif kebijakan yang melahirkan solusi, tercapainya misi selaras dengan visi organisasi, serta tercapainya tujuan organisasi dan kapabilitas yang mumpuni untuk mencapai outcome yang diharapkan.
Peserta PKN terdiri dari 60 orang terdiri dari 51 orang pejabat di Kemendikbud, 3 orang pemerintah daerah (Kota Bekasi, Kota Pontianak, Kota Subang), 5 orang dari Kepolisian RI, dan 1 orang dari Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas). Peserta berasal dari pejabat tinggi pratama dan pejabat administrator yang telah dinyatakan lolos untuk mengikuti PKN. Narasumbernya berasal dari Kemendikbud, LAN, profesional dan pihak lain yang kompeten.
PKN diselenggarakan dengan moda kombinasi pembelajaran blended learning. Tahap ke-1 dilaksanakan secara daring pada tanggal 28 Juli-12 Agustus 2020. Tahap ke-2 taking ownership dilakukan di instansi masing-masing yaitu tanggal 13-30 Agustus 2020. Tahap ke-3 akan berlangsung secara klasikal pada tanggal 31 Agustus-10 September 2020. Tahap ke-4 yaitu implementasi proyek perubahan dilakukan tanggal 11 September-7 November 2020. Tahap akhir akan dilaksanakan secara klasikal pada tanggal 9-14 November 2020.
Evaluasi PKN meliputi evaluasi peserta, tenaga pelatihan, penyelenggaraan,dan paska pelatihan. Evaluasi peserta diselelengarakan untuk menilai pencapaian kompetensi kepemimpinan strategis yang meliputi pemahaman, praktek visitasi, proyek perubahan, dan sikap perilaku. (Denty A./Aline)
Sumber :
Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 2863 kali
Editor :
Dilihat 2863 kali