Ditjen Dikti dan HIPMI Tanda Tangani MoU untuk Kolaborasi Ekosistem Reka Cipta 12 Agustus 2020 ← Back
Jakarta – “Ruang kolaborasi bersama investor (industri) dengan perguruan tinggi sangat diperlukan dalam rangka pengembangan reka cipta dan mendorong transformasi penelitian yang dapat bersinergi dengan industri,” ucap Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbud RI, Paristiyanti Nurwardani dalam sambutannya saat pelaksanaan penandatanganan nota kesepahaman bersama HIPMI (Himpunan Pengusaha Muda Indonesia), Rabu (12/8).
Penandatanganan nota kesepahaman antara Ditjen Dikti dan HIPMI merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari upaya membangun kolaborasi dengan semua pemangku kepentingan dalam membangun ekosistem reka cipta di tanah air dan juga mendorong peran serta dunia industri dalam pengembangan reka cipta di perguruan tinggi.
Dalam kesempatan tersebut, Sekjen BPP HIPMI Pusat Bagas Adhadirga dan Harmen Saputra Ketua Bidang 10 Bagian Pendidikan, Riset, Sosial, Pemuda dan Olahraga hadir. Sedangkan dari Ditjen Dikti turut serta hadir Didi Rustam Plt. Kepala Subbagian Tata Usaha Setditjen Dikti beserta Tim Kerja Akselerasi Inovasi Ditjen Dikti yakni Achmad Aditya, M.Setiawan, Ade Kadarisman, Mahir Bayasut, dan Willy Sakareza.
Pada kesempatan tersebut Didi mengatakan bahwa Ditjen Dikti telah menggandeng berbagai perguruan tinggi, industri, media dan asosiasi/komunitas hingga diaspora untuk terlibat dalam program akselerasi reka cipta ini. “Hal ini penting untuk bersama-sama membangun kolaborasi,” ungkapnya.
Selanjutnya, Bagas Adhadirgha menjelaskan bahwa kerja sama antara HIPMI dan Ditjen Dikti sangat strategis. “HIPMI memiliki 25 ribu pengusaha muda Indonesia yang siap berkomitmen untuk mendukung pengembangan industri diberbagai sektor yang melibatkan perguruan tinggi dan pemangku kepentingan lainnya,” jelasnya.
Bagas meyakini jika sinergi dapat terwujud, maka akan membawa pengaruh positif terhadap peningkatan perekonomian nasional.
Dalam kesempatan tersebut, Paris juga mendorong bahwa kerja sama ini dapat dikembangkan dalam berbagai bentuk program dan kegiatan yang terkait dengan tugas dan fungsi Ditjen Dikti. Saat ini kami tengah fokus pada berbagai aspek terkait dengan PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh) sebagai dampak dari pandemi Covid-19. Kedua, berbagai kerja sama dapat dilakukan dengan fokus kepada peningkatan sumber daya manusia melalui berbagai program di peran perguruan tinggi.
Selain itu, Ditjen Dikti juga akan mengembangkan program competitive fund, matching fund dengan pendekatan market driven yang mendekatkan dunia industri dengan inovator di perguruan tinggi.
“Sehingga potensi pengembangan reka cipta dapat berjalan secara berkesinambungan dan memberikan dampak yang luas untuk masyarakat,” ujarnya.
“Kami memiliki potensi akademisi sebanyak lebih dari 280 ribu dosen serta kurang lebih 8 juta mahasiswa yang tersebar di seluruh Indonesia. Diharapkan HIPMI dapat berperan melahirkan lebih banyak lagi enterpreneur (wirausaha), dan dapat bersama-sama menggandeng para investor di dunia industri untuk bekerja sama membantu dan mengembangkan reka cipta di perguruan tinggi,” pungkas Paris.
(YH/AK/DZI/FH/DH/NH)
*Humas dan Tim Kerja Akselerasi Inovasi Ditjen Dikti *
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Sumber :
Penandatanganan nota kesepahaman antara Ditjen Dikti dan HIPMI merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari upaya membangun kolaborasi dengan semua pemangku kepentingan dalam membangun ekosistem reka cipta di tanah air dan juga mendorong peran serta dunia industri dalam pengembangan reka cipta di perguruan tinggi.
Dalam kesempatan tersebut, Sekjen BPP HIPMI Pusat Bagas Adhadirga dan Harmen Saputra Ketua Bidang 10 Bagian Pendidikan, Riset, Sosial, Pemuda dan Olahraga hadir. Sedangkan dari Ditjen Dikti turut serta hadir Didi Rustam Plt. Kepala Subbagian Tata Usaha Setditjen Dikti beserta Tim Kerja Akselerasi Inovasi Ditjen Dikti yakni Achmad Aditya, M.Setiawan, Ade Kadarisman, Mahir Bayasut, dan Willy Sakareza.
Pada kesempatan tersebut Didi mengatakan bahwa Ditjen Dikti telah menggandeng berbagai perguruan tinggi, industri, media dan asosiasi/komunitas hingga diaspora untuk terlibat dalam program akselerasi reka cipta ini. “Hal ini penting untuk bersama-sama membangun kolaborasi,” ungkapnya.
Selanjutnya, Bagas Adhadirgha menjelaskan bahwa kerja sama antara HIPMI dan Ditjen Dikti sangat strategis. “HIPMI memiliki 25 ribu pengusaha muda Indonesia yang siap berkomitmen untuk mendukung pengembangan industri diberbagai sektor yang melibatkan perguruan tinggi dan pemangku kepentingan lainnya,” jelasnya.
Bagas meyakini jika sinergi dapat terwujud, maka akan membawa pengaruh positif terhadap peningkatan perekonomian nasional.
Dalam kesempatan tersebut, Paris juga mendorong bahwa kerja sama ini dapat dikembangkan dalam berbagai bentuk program dan kegiatan yang terkait dengan tugas dan fungsi Ditjen Dikti. Saat ini kami tengah fokus pada berbagai aspek terkait dengan PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh) sebagai dampak dari pandemi Covid-19. Kedua, berbagai kerja sama dapat dilakukan dengan fokus kepada peningkatan sumber daya manusia melalui berbagai program di peran perguruan tinggi.
Selain itu, Ditjen Dikti juga akan mengembangkan program competitive fund, matching fund dengan pendekatan market driven yang mendekatkan dunia industri dengan inovator di perguruan tinggi.
“Sehingga potensi pengembangan reka cipta dapat berjalan secara berkesinambungan dan memberikan dampak yang luas untuk masyarakat,” ujarnya.
“Kami memiliki potensi akademisi sebanyak lebih dari 280 ribu dosen serta kurang lebih 8 juta mahasiswa yang tersebar di seluruh Indonesia. Diharapkan HIPMI dapat berperan melahirkan lebih banyak lagi enterpreneur (wirausaha), dan dapat bersama-sama menggandeng para investor di dunia industri untuk bekerja sama membantu dan mengembangkan reka cipta di perguruan tinggi,” pungkas Paris.
(YH/AK/DZI/FH/DH/NH)
*Humas dan Tim Kerja Akselerasi Inovasi Ditjen Dikti *
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Sumber :
Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 1605 kali
Editor :
Dilihat 1605 kali