Gerakan Literasi untuk Mewujudkan Pelajar Pancasila  16 September 2020  ← Back



Jakarta, Kemendikbud — Kementerian Pendidikan dan Kebudayaaan (Kemendikbud) melalui Pusat Penguatan Karakter (Puspeka) kembali menggelar webinar dengan mengangkat tema “Gerakan Literasi untuk Mewujudkan Pelajar Pancasila”.  Webinar yang ke sepuluh ini bertujuan memberikan pemahaman kepada para Sahabat Karakter dan peserta webinar tentang peran vital literasi untuk menghasilkan sumber daya manusia unggul. Yaitu pelajar yang belajar sepanjang hayat, menguasai kompetensi global dan dicirikan oleh nilai-nilai Pancasila yaitu profil pelajar Pancasila dengan kriteria beriman, bertakwa kepada Tuhan yang maha esa dan berakhlak; mandiri; bernalar kritis; kreatif: bergotong royong; dan berkebinekaan global.

Kepala Puspeka Kemendikbud, Hendarman membuka acara dengan menyapa terlebih peserta webinar.  “Webinar pagi ini menarik karena bisa bertemu dengan para pegiat literasi dalam menyambut Hari Aksara Internasional tanggal 8 September lalu,” sapa Hendarman melalui video virtual di Jakarta, pada Sabtu (12/09/2020.

Narasumber yang dihadirkan pada webinar kali ini adalah para pegiat literasi yang telah bergulat lama di kancah yang berbeda yaitu Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud, E. Aminudin Aziz, Penulis dan Penyair serta pengawas SMP dari Kota Cimahi, Jawa Barat, Rina Heryani, Peraih penghargaan lomba debat internasioanal, Judah Purwanto dan Pegiat Literasi dan Pendiri Narabahasa, Ivan Lanin.

Sebagai narasumber pertama, Rina Heryani menyampaikan kiat-kiat meliteratkan pelajar Pancasila. “Prosesnya adalah melalui pembelajaran literasi integral yang meliputi literasi etika, literasi informasional, dan literasi fungsional,” tutur Rina yang juga pengurus Himpunan Sarjana Kesusastraan Indonesia.

Di samping itu, Rina juga menekankan pentingnya pendekatan dan pemberdayaan ekosistem dalam mewujudkan gerakan literasi, apalagi di masa pandemi ini. “Dengan menggunakan berbagai sumber informasi, multi media dan multi dimensi, harus diimbangi dengan kemampuan menafsirkan dan menggunakan informasi tersebut, berpikir dan menanggapi informasi secara kritis, berkesadaran dan bertanggung jawab,” tambah Rina.

Narasumber selanjutnya, E. Aminudin Aziz dengan materi Bahasa, Pikiran dan Pembentukan Profil Pelajar Pancasila menggarisbawahi pentingnya berbahasa yang baik. “Karena hanya orang dengan pikiran yang baik maka akan berbahasa dengan baik,”jelasnya.

Dalam perkembangan bahasa, lanjut Aminudin, ada gejala bahasa semusim dalam pergaulan yang menjadi tren dalam pergaulan terutama anak muda. “Yang terpenting adalah bagaimana nilai-nilai luhur Pancasila yang berasal dari kearifan lokal bisa terus digali, ditumbuhkan dan dibiasakan dalam berbahasa sehari-hari dengan konsisten sehingga bisa menjadi pelajar Pancasila,” ungkapnya.  

Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemendikbud menjadi laboratorium kebhinekaan dalam berbahasa Indonesia. Dengan 718 bahasa lokal, Bahasa Indonesia menjadi Bahasa pemersatu di antara ratusan suku bangsa Indonesia. “Berbahasa tidak bebas nilai dan tidak bebas tujuan. Berbahasa seharusnya bertujuan sehingga kita menjadi penutur yang bijak karena bernilai,”tuturnya.

Narasumber selanjutnya, Judah Purwanto menyampaikan kiat-kiat berbahasa terutama ketika berdebat atas satu isu atau masalah tertentu. “Saya dulu sering gagap ketika bicara, introvert, dan mudah gelisah. Awalnya karena mengikuti teman-teman kompetisi debat, namun parah penampilan saya, tapi saya terus belajar,” ujar Judah yang meraih penghargaan "Top 5 ESL Best Speaker" dan "Top 10 Open Best Speaker" pada lomba debat bahasa Inggris Online World Schools Debating Championship (OWSDC) 2020".

Ditegaskan Judah, dalam berbahasa dan berbicara di depan umum, bukan saja berbicara yang penting namun juga mendengar. “Khususnya dalam berbicara adalah pesan yang disampaikan harus kuat, tapi mudah dimengerti,” tutur Judah.

Narasumber terakhir, Ivan Lanin, menyampaikan ada beberapa keterampilan komunikasi yang diperlukan dalam era digital saat ini. “Mengenali kebutuhan informasi, mengatur dan menyampaikannya, menyimak gagasan orang lain, berkomunikasi dengan banyak kalangan, menggunakan teknologi komunikasi, menggunakan bahasa dengan baik dan benar, bersikap santun dan etis, serta mengelola waktu dan sumberdaya serta berpikir kritis,”kata pegiat literasi yang telah meraih  penghargaan seumur hidup (lifetime achievement) Kompasiana, 2019.

Seperti di webinar sebelum-sebelumnya, kali ini pun banyak kuis yang bisa diikuti dengan hadiah yang menarik. Ada juga tantangan kuis bersambung dengan clue-clue yang diutarakan oleh moderator di selingan selama webinar.

Webinar ini diselenggarakan melalui aplikasi Zoom yang dapat diakses oleh peserta yang sudah mendaftarkan diri melalui tautan https://bit.ly/puspeka-spkk. Dan disiarkan secara langsung di kanal youtube Cerdas Berkarakter Kemdikbud RI, radio suara edukasi (suaraedukasi.kemdikbud.go.id), radio edukasi (radioedukasi.kemdikbud.go.id) dan radio itjen (radio.itjen.kemdikbud.go.id). (Sri Yuni, Dina Ayu)
Sumber :

 


Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 5597 kali