Kemendikbud Tekan Angka Stunting Melalui PAUD Holistik Integratif 24 September 2020 ← Back
Jakarta, Kemendikbud --- Presiden Joko Widodo telah memberikan instruksi kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Anwar Makarim untuk menurunkan angka stunting atau kondisi gagal tumbuh menjadi 14 persen pada 2024. Untuk itu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menempatkan penanggulangan stunting sebagai salah satu program utama jenjang Pendidikan Usia Dini (PAUD) melalui terciptanya PAUD Holistik Integratif.
Dengan menekan angka stunting mulai dari PAUD, Mendikbud berharap Sumber Daya Manusia (SDM) di Indonesia semakin maju. Mendikbud mengatakan, usia dini merupakan usia emas tumbuh kembang anak sehingga investasi pada usia dini merupakan investasi bernilai paling tinggi.
“PAUD merupakan kunci dari keberhasilan SDM sepanjang hayat. Tumbuh kembang anak menentukan kehidupan mereka selanjutnya,” ujar Mendikbud saat membuka webinar dengan tema Komitmen Konvergensi Cegah Stunting melalui Peningkatan Layanan PAUD melalui kanal Youtube Kemendikbud RI, di Jakarta, pada Rabu (23/09/2020).
Masih tingginya prevelensi stunting di Indonesia, kata Mendikbud menjadi keprihatinan bersama sehingga persoalan stunting bukan sekadar masalah kesehatan dan gizi buruk. Namun juga masalah kemanusiaan yang membutuhkan komitmen dari seluruh pihak.
Kemendikbud akan meningkatkan pengetahuan kepada orang tua terkait pemberian gizi serta pola asuh anak di usia dini. Oleh karenanya, upaya lain yang tengah dilakukan Kemendikbud adalah peningkatan kompetensi guru PAUD. “Tenaga pendidik PAUD harus sensitif gizi. Selain itu harus mampu mendorong stimulasi, baik terkait pola makan, pola asuh maupun santitasi," ujar Mendikbud.
Melalui kerjasama dengan pemerintah daerah dan lembaga lain, Mendikbud berharap upaya menurunkan stunting dengan peningkatan kualitas dan kompetensi Guru PAUD bisa tercapai. "Ikhtiar kita bersama dalam menyiapkan manusia Indonesia yang unggul akan penuh dengan tantangan. Untuk itu saya mengajak semua pihak untuk terus terlibat," harapnya.
Sejalan dengan itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pembangunan Manusia dan Pemerataan Pembangunan, Sekretariat Wakil Presiden (Satwapres), C. Betty Manurung mengatakan secara khusus bunda PAUD memiliki peranan yang strategi dalam pencegahan stunting yaitu sebagai simbol sekaligus mitra utama dalam gerakan nasional PAUD berkualitas.
“Sebagai figur ibu yang merupakan tokoh sentral di setiap jenjang pemerintahan, keberadaan bunda PAUD dapat memotivasi masyakat dan para pemangku kepentingan,” tutur C. Betty Manurung.
Di samping itu, C. Betty Manurung mengatakan sosialisasi kebijakan layanan PAUD juga tidak kalah penting untuk memberikan pemahaman pada masyarakat dalam hubungannya dengan percepatan penurunan stunting serta membangun komitmen pemerintah daerah untuk memprioritaskan layanan PAUD. “Prioritas layanan PAUD ini diterapkan dalam kelas pengasuhan sebagai program percepatan penurunan stunting,” ucapnya.
Salah satu caranya melalui webinar yang diikuti oleh perwakilan organisasi perangkat daerah dari 34 provinsi dan dari 260 kabupaten dan kota. Perwakilan tersebut bisa terdiri dari unsur Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa, Dinas Pendidikan, pemilik PAUD atau pengawas, perwakilan camat dan desa, bunda PAUD, BAPPEDA dan lain-lain.
“Dengan melibatkan banyak pihak tersebut, diharapkan target capaian 14 persen angka prevalansi stunting 2024 dapat kita capai,” ujarnya.
Sumber :
Dengan menekan angka stunting mulai dari PAUD, Mendikbud berharap Sumber Daya Manusia (SDM) di Indonesia semakin maju. Mendikbud mengatakan, usia dini merupakan usia emas tumbuh kembang anak sehingga investasi pada usia dini merupakan investasi bernilai paling tinggi.
“PAUD merupakan kunci dari keberhasilan SDM sepanjang hayat. Tumbuh kembang anak menentukan kehidupan mereka selanjutnya,” ujar Mendikbud saat membuka webinar dengan tema Komitmen Konvergensi Cegah Stunting melalui Peningkatan Layanan PAUD melalui kanal Youtube Kemendikbud RI, di Jakarta, pada Rabu (23/09/2020).
Masih tingginya prevelensi stunting di Indonesia, kata Mendikbud menjadi keprihatinan bersama sehingga persoalan stunting bukan sekadar masalah kesehatan dan gizi buruk. Namun juga masalah kemanusiaan yang membutuhkan komitmen dari seluruh pihak.
Kemendikbud akan meningkatkan pengetahuan kepada orang tua terkait pemberian gizi serta pola asuh anak di usia dini. Oleh karenanya, upaya lain yang tengah dilakukan Kemendikbud adalah peningkatan kompetensi guru PAUD. “Tenaga pendidik PAUD harus sensitif gizi. Selain itu harus mampu mendorong stimulasi, baik terkait pola makan, pola asuh maupun santitasi," ujar Mendikbud.
Melalui kerjasama dengan pemerintah daerah dan lembaga lain, Mendikbud berharap upaya menurunkan stunting dengan peningkatan kualitas dan kompetensi Guru PAUD bisa tercapai. "Ikhtiar kita bersama dalam menyiapkan manusia Indonesia yang unggul akan penuh dengan tantangan. Untuk itu saya mengajak semua pihak untuk terus terlibat," harapnya.
Sejalan dengan itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pembangunan Manusia dan Pemerataan Pembangunan, Sekretariat Wakil Presiden (Satwapres), C. Betty Manurung mengatakan secara khusus bunda PAUD memiliki peranan yang strategi dalam pencegahan stunting yaitu sebagai simbol sekaligus mitra utama dalam gerakan nasional PAUD berkualitas.
“Sebagai figur ibu yang merupakan tokoh sentral di setiap jenjang pemerintahan, keberadaan bunda PAUD dapat memotivasi masyakat dan para pemangku kepentingan,” tutur C. Betty Manurung.
Di samping itu, C. Betty Manurung mengatakan sosialisasi kebijakan layanan PAUD juga tidak kalah penting untuk memberikan pemahaman pada masyarakat dalam hubungannya dengan percepatan penurunan stunting serta membangun komitmen pemerintah daerah untuk memprioritaskan layanan PAUD. “Prioritas layanan PAUD ini diterapkan dalam kelas pengasuhan sebagai program percepatan penurunan stunting,” ucapnya.
Salah satu caranya melalui webinar yang diikuti oleh perwakilan organisasi perangkat daerah dari 34 provinsi dan dari 260 kabupaten dan kota. Perwakilan tersebut bisa terdiri dari unsur Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa, Dinas Pendidikan, pemilik PAUD atau pengawas, perwakilan camat dan desa, bunda PAUD, BAPPEDA dan lain-lain.
“Dengan melibatkan banyak pihak tersebut, diharapkan target capaian 14 persen angka prevalansi stunting 2024 dapat kita capai,” ujarnya.
Sumber :
Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 8191 kali
Editor :
Dilihat 8191 kali