Kolaborasi Pendidikan Korea Selatan-Indonesia dengan Semangat Kampus Merdeka 18 September 2020 ← Back
Jakarta- Nizam menjelaskan bahwa saat ini insan merdeka berada di revolusi industri ke 4. Dan revolusi selalu disertai dengan hilangnya pekerjaan karena kompetensi yang berubah seiring hadirnya teknologi. Era revolusi industri 4.0 menuntut kompetensi baru saat mesin-mesin semakin canggih, dan bahkan robot yang bisa berfikir. Oleh karena itu, manusia ditantang untuk mampu beradaptasi. Hal tersebut disampaikan oleh Nizam, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, dalam Webinar “South Korea-Indonesia Education Collaboration Programme”, Rabu (16/9).
Dalam mendukung lahirnya kompetensi baru, perguruan tinggi harus memiliki kreativitas agar tidak terjadi broken link. “Perguruan tinggi menyiapkan kompetensi berdasarkan kondisi kebutuhan hari ini atau bahkan hari kemarin. Ketika adik-adik mahasiswa lulus, dunia sudah berjalan lima tahun kedepan, sehingga disitu ada missing link antara apa yang terjadi di dunia kerja dengan perguruan tinggi, hal ini harus dihindari dengan menyesuaikan kebutuhan dunia industri dengan perguruan tinggi,” papar Nizam.
Nizam menjelaskan bahwa missing link tersebut tidak boleh terjadi. Insan merdeka harus unggul untuk membangun bangsa dan negara yang makmur dengan melakukan revolusi pada pendidikan tinggi. “Oleh karena itu, kita juga harus merevolusi pendidikan tinggi kita menuju pada pendidikan tinggi 4.0 atau bahkan 5.0 yang pada dasarnya adalah menyiapkan adik-adik mahasiswa untuk merancang hari esoknya bersama-sama dengan dunia kerja, industri, dimana adik-adik mahasiswa akan mengembangkan diri dan potensinya,” jelas Nizam.
Nizam juga menyampaikan bahwa mahasiswa memiliki ruang untuk memilih dan mengembangkan potensinya melalui pembelajaran yang fleksibel untuk mencapai hari esok. Hal ini sejalan dengan gagasan Ki Hajar Dewantara tentang esensi dari pendidikan yaitu melahirkan insan yang merdeka, diantaranya mampu berdikari, tidak bergantung pada orang lain, dan mampu menentukan masa depannya sendiri.
“Pendidikan 4.0 sejatinya menjadikan adik-adik mahasiswa sebagai pembelajar sejati yang fleksibel, adaptif, kreatif, dan siap menghadapi dunia yang kompleks, ambigu. Seperti di masa pandemi ini, dimana semua orang dituntut pula untuk lebih adaptif. Sehingga cara terbaik menghadapi hari esok adalah dengan menciptakannya,” tutur Nizam.
Dalam kesempatan tersebut, Nizam juga menyampaikan kecakapan dalam abad ke-21 yang dibutuhkan saat ini, yakni perguruan tinggi dan dunia kerja harus bergandengan tangan untuk bersama-sama mewujudkan kampus merdeka. Selain itu, komunikasi multi budaya dan kolaborasi dalam berbagai bidang juga sangat penting dibangun. Nizam menyampaikan kepada mahasiswa yang memiliki kesempatan pendidikan di Korea Selatan untuk belajar membentuk kerja sama yang baik. “Bangsa Korea sangat maju karena teamwork yang luar biasa sekali. Adik-adik mahasiswa perlu belajar bagaimana teamwork dan leadership dibangun di perguruan tinggi nya,” ujar Nizam.
Nizam turut memaparkan bahwa kualitas karakter, rasa ingin tahu, inisiatif, dan semangat juang merupakan kunci sukses mencapai cita-cita. “Bangsa Korea sangat kuat disitu. Kita bisa belajar dari saudara-saudara kita disana. Ini adalah kunci keberhasilan setiap orang,” ujar Nizam.
Nizam menjelaskan pertukaran mahasiswa sangat diharapkan, salah satunya melalui kerja sama dengan pendidikan Korea untuk berbagi pengalaman. “Mahasiwa Indonesia sangat baik apabila tinggal satu semester di salah satu kota di Korea Selatan. Dengan begitu, mereka memiliki sahabat-sahabat baru, jaringan, dan rasa internasional yang penting bagi pergaulan kedepan,” ujar Nizam. Istilah Global Citizen yang digunakan Nizam ditujukan bagi mahasiswa agar memiliki wawasan global, namun tetap tidak tercabut dari akar budaya bangsa Indonesia.
Pada akhir penyampaiannya, Nizam menyampaikan terima kasih atas kerjasama pertukaran pelajar Indonesia dengan Korea Selatan. Nizam berharap dapat terjadi link and match antara perguruan tinggi dengan dunia kerja. “Saya mengucapkan terima kasih sekali kepada teman-teman dari Korea Selatan atas kerjasama program pendidikan Indonesia-Korea Selatan ini. Mudah-mudahan kerja sama ini bisa bersinergi baik dan bisa membangun sumber daya manusia yang unggul, maju, dan persahabatan yang semakin erat antara Indonesia dan Korea Selatan,” harap Nizam.
(YH/DZI/FH/DH/NH/MSL)
Humas Ditjen Dikti
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Sumber :
Dalam mendukung lahirnya kompetensi baru, perguruan tinggi harus memiliki kreativitas agar tidak terjadi broken link. “Perguruan tinggi menyiapkan kompetensi berdasarkan kondisi kebutuhan hari ini atau bahkan hari kemarin. Ketika adik-adik mahasiswa lulus, dunia sudah berjalan lima tahun kedepan, sehingga disitu ada missing link antara apa yang terjadi di dunia kerja dengan perguruan tinggi, hal ini harus dihindari dengan menyesuaikan kebutuhan dunia industri dengan perguruan tinggi,” papar Nizam.
Nizam menjelaskan bahwa missing link tersebut tidak boleh terjadi. Insan merdeka harus unggul untuk membangun bangsa dan negara yang makmur dengan melakukan revolusi pada pendidikan tinggi. “Oleh karena itu, kita juga harus merevolusi pendidikan tinggi kita menuju pada pendidikan tinggi 4.0 atau bahkan 5.0 yang pada dasarnya adalah menyiapkan adik-adik mahasiswa untuk merancang hari esoknya bersama-sama dengan dunia kerja, industri, dimana adik-adik mahasiswa akan mengembangkan diri dan potensinya,” jelas Nizam.
Nizam juga menyampaikan bahwa mahasiswa memiliki ruang untuk memilih dan mengembangkan potensinya melalui pembelajaran yang fleksibel untuk mencapai hari esok. Hal ini sejalan dengan gagasan Ki Hajar Dewantara tentang esensi dari pendidikan yaitu melahirkan insan yang merdeka, diantaranya mampu berdikari, tidak bergantung pada orang lain, dan mampu menentukan masa depannya sendiri.
“Pendidikan 4.0 sejatinya menjadikan adik-adik mahasiswa sebagai pembelajar sejati yang fleksibel, adaptif, kreatif, dan siap menghadapi dunia yang kompleks, ambigu. Seperti di masa pandemi ini, dimana semua orang dituntut pula untuk lebih adaptif. Sehingga cara terbaik menghadapi hari esok adalah dengan menciptakannya,” tutur Nizam.
Dalam kesempatan tersebut, Nizam juga menyampaikan kecakapan dalam abad ke-21 yang dibutuhkan saat ini, yakni perguruan tinggi dan dunia kerja harus bergandengan tangan untuk bersama-sama mewujudkan kampus merdeka. Selain itu, komunikasi multi budaya dan kolaborasi dalam berbagai bidang juga sangat penting dibangun. Nizam menyampaikan kepada mahasiswa yang memiliki kesempatan pendidikan di Korea Selatan untuk belajar membentuk kerja sama yang baik. “Bangsa Korea sangat maju karena teamwork yang luar biasa sekali. Adik-adik mahasiswa perlu belajar bagaimana teamwork dan leadership dibangun di perguruan tinggi nya,” ujar Nizam.
Nizam turut memaparkan bahwa kualitas karakter, rasa ingin tahu, inisiatif, dan semangat juang merupakan kunci sukses mencapai cita-cita. “Bangsa Korea sangat kuat disitu. Kita bisa belajar dari saudara-saudara kita disana. Ini adalah kunci keberhasilan setiap orang,” ujar Nizam.
Nizam menjelaskan pertukaran mahasiswa sangat diharapkan, salah satunya melalui kerja sama dengan pendidikan Korea untuk berbagi pengalaman. “Mahasiwa Indonesia sangat baik apabila tinggal satu semester di salah satu kota di Korea Selatan. Dengan begitu, mereka memiliki sahabat-sahabat baru, jaringan, dan rasa internasional yang penting bagi pergaulan kedepan,” ujar Nizam. Istilah Global Citizen yang digunakan Nizam ditujukan bagi mahasiswa agar memiliki wawasan global, namun tetap tidak tercabut dari akar budaya bangsa Indonesia.
Pada akhir penyampaiannya, Nizam menyampaikan terima kasih atas kerjasama pertukaran pelajar Indonesia dengan Korea Selatan. Nizam berharap dapat terjadi link and match antara perguruan tinggi dengan dunia kerja. “Saya mengucapkan terima kasih sekali kepada teman-teman dari Korea Selatan atas kerjasama program pendidikan Indonesia-Korea Selatan ini. Mudah-mudahan kerja sama ini bisa bersinergi baik dan bisa membangun sumber daya manusia yang unggul, maju, dan persahabatan yang semakin erat antara Indonesia dan Korea Selatan,” harap Nizam.
(YH/DZI/FH/DH/NH/MSL)
Humas Ditjen Dikti
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Sumber :
Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 4513 kali
Editor :
Dilihat 4513 kali