Kemendikbud Apresiasi Penguatan Ekosistem Pendidikan di Satuan Pendidikan 02 Oktober 2020 ← Back
Yogyakarta, Kemendikbud --- Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Wikan Sakarinto, mengapresiasi kolaborasi yang melibatkan Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) dalam rangka mendukung terwujudnya link and match antara pendidikan vokasi dengan dunia usaha dunia industri. Gerakan ini merupakan gerakan perubahan dari akar rumput bersama guru dan masyarakat untuk mentransformasi sekolah menjadi tempat yang ideal bagi siswa.
“Sinergitas antara pemerintah dengan seluruh pemangku kepentingan termasuk pegiat pendidikan merupakan keniscayaan yang harus dilakukan untuk mendorong perubahan ekosistem pendidikan”, tutur Wikan dalam Workshop Penguatan Eksosistem SMK melalui “Gerakan Sekolah Menyenangkan” (GSM), di Yogyakarta, Rabu (30/9).
Workshop Penguatan Eksosistem SMK melalui “Gerakan Sekolah Menyenangkan” (GSM) yang diikuti oleh Kepala BBPPMPV/BPPMPV dan Kepala SMK terpilih merupakan program yang digagas oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi bersama dengan Pendiri Gerakan Sekolah Menyenangkan.
Program ini bertujuan untuk menginternalisasi tugas dan tanggung jawab Kepala BBPPMPV/BPPMPV sebagai pemimpin lembaga yang berfungsi untuk mencetak dan meningkatkan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan vokasi. Dengan harapan, peran Kepala SMK dapat dimaksimalkan untuk menyiapkan lulusan yang memiliki karakter budaya kerja yang baik dan berkompetensi unggul.
Workshop ini dilaksanakan pada 30 September hingga 2 Oktober 2020 di Kaliurang, Yogyakarta. Workshop diikuti oleh 28 orang perwakilan dari Balai Besar/balai PPMPV, 28 orang perwakilan SMK, perwakilan Direktorat Mitras DUDI dan 66 orang perwakilan pendidikan tinggi mitra Ditjen Pendidikan Vokasi.
Pendiri “Gerakan Sekolah Menyenangkan” Muhammad Nur Rizal pada kesempatan yang sama berharap, semangat perubahan yang diusung GSM berikut praktiknya mendorong terciptanya ekosistem pendidikan yang positif. “Diharapkan siswa dapat juga menerapkan di SMK masing-masing,” imbuhnya.
Kerja sama antara gerakan akar rumput dan pemangku kepentingan yang telah dirintis ini harapannya tidak berhenti di kegiatan atau permukaan saja, tetapi dapat memantik proses perubahan yang lebih mendasar, yakni mengubah haluan kebijakan, budaya dan sistem pendidikan kita.
"Dunia sudah berubah dengan cepat dan tak pasti, maka kita juga harus berubah, dan perubahan itu tidak bisa berjalan sendirian. Kita bersama tak rela anak kita menjadi buruh di negerinya sendiri”, pungkas Rizal. (Denty A./Aline R.)
Sumber :
Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 3056 kali
Editor :
Dilihat 3056 kali