Peringatan Hari Guru Sedunia Tingkat Nasional 2020 Pentingnya Peran dan Inovasi Guru di Masa Pandemi 09 Oktober 2020 ← Back
Jakarta, Kemendikbud – Menghadapi pembelajaran di masa pandemi Covid-19, peran guru tidak hanya sebatas mengajar, tetapi juga mendukung kesehatan mental dan kesejahteraan siswa. Guru juga didorong untuk berinovasi, memanfaatkan berbagai sumber daya yang ada dalam proses belajar mengajar. Hal tersebut terungkap dalam seminar daring atau webinar dalam rangka peringatan Hari Guru Sedunia Tingkat Nasional tahun 2020, Kamis lalu (8/10/2020).
Webinar yang diselenggarakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) bekerja sama dengan Kementerian Agama dan Komisi Nasional Indonesia untuk United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO) atau KNIU ini mengangkat berbagai kisah praktik baik mengajar dalam masa pandemi Covid-19. Selaras dengan tema Hari Guru Sedunia tahun 2020, yakni "Guru: Memimpin dalam krisis, menata masa depan pendidikan di Indonesia".
Mendikbud Nadiem Anwar Makarim dalam sambutannya secara daring menyampaikan, Hari Guru Sedunia tahun ini perlu dimaknai secara khusus dengan berfokus kepada peran guru, yang tidak hanya memastikan kelangsungan pembelajaran, tetapi juga berperan lebih dalam mendukung kesehatan mental dan kesejahteraan siswa. Ia mendorong guru agar bekerja secara kolektif untuk menemukan solusi atas tantangan yang dihadapi dalam mengajar di masa seperti ini.
“Para guru tidak hanya gigih bekerja sendiri, tapi juga bergerak secara kolektif demi menemukan solusi atas tantangan, demi menghasilkan inovasi belajar mengajar yang memudahkan,” jelasnya. Nadiem mengakui bahwa kemampuan para pendidik telah meningkat dalam kondisi krisis seperti sekarang ini. Ia berharap agar para guru tetap dapat berkreasi dan berinovasi menciptakan pengajaran yang maksimal.
Senada dengan Nadiem, Ketua Harian KNIU, Arief Rachman dalam pengantarnya juga menegaskan peran guru yang tidak sekadar memastikan tercapainya tujuan pendidikan dan pemenuhan target akademik dan nonakademik, tetapi juga memiliki tanggung jawab dalam memastikan keselamatan peserta didik secara fisik dan psikis. Pria yang akrab disapa Prof. Arief ini mengingatkan agar para guru tetap memprioritaskan fasilitasi terhadap pembelajaran siswa dengan senantiasa memberikan dukungan emosional bagi siswa, orang tua, dan juga keluarga.
“Guru harus dapat melakukan komunikasi dan mengembangkan kerja sama yang baik dengan kepala sekolah, orang tua, atau keluarga siswa untuk membangun kepercayaan dan mendukung proses pendidikan,” tegas Arief.
Kepada para peserta webinar, Arief Rachman juga membagikan pandangan mengenai kompetensi yang harus dimiliki guru di masa pandemi. Dimulai dengan kemampuan berinovasi dalam memanfaatkan bermacam digital tools, menyelenggarakan kelas daring, serta penerapan kurikulum yang memperkuat model multidisiplin dan kolaboratif dalam belajar mengajar.
Kemampuan yang harus dimiliki selanjutnya adalah menata ulang akuntabilitas dan menentukan metode dalam proses asesmen. Ketiga, kemampuan untuk menyelenggarakan pendidikan yang membantu siswa berkembang secara akademis, fisik dan psikis, dengan menyeimbangkan antara "old“ knowledge dengan mekanisme digital.
Arief Rachman juga mendorong agar guru memiliki kemampuan menyajikan pendidikan dan pengajaran yang merata, termasuk bagi yang paling rentan. Terakhir, guru perlu memiliki kemampuan berkomunikasi untuk menyinergikan pandangan dan visi proses pendidikan anak dengan kepala sekolah, termasuk orang tua atau keluarga. "Menuju masa depan dengan membangun sistem dan sekolah yang tangguh pasca pandemi. Maka kita harus mempersiapkan, memulihkan, merencanakan, melindungi, mengevaluasi para murid" tutup Arief. (Lutfia Sari/Prani Pramudita)
Sumber :
Webinar yang diselenggarakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) bekerja sama dengan Kementerian Agama dan Komisi Nasional Indonesia untuk United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO) atau KNIU ini mengangkat berbagai kisah praktik baik mengajar dalam masa pandemi Covid-19. Selaras dengan tema Hari Guru Sedunia tahun 2020, yakni "Guru: Memimpin dalam krisis, menata masa depan pendidikan di Indonesia".
Mendikbud Nadiem Anwar Makarim dalam sambutannya secara daring menyampaikan, Hari Guru Sedunia tahun ini perlu dimaknai secara khusus dengan berfokus kepada peran guru, yang tidak hanya memastikan kelangsungan pembelajaran, tetapi juga berperan lebih dalam mendukung kesehatan mental dan kesejahteraan siswa. Ia mendorong guru agar bekerja secara kolektif untuk menemukan solusi atas tantangan yang dihadapi dalam mengajar di masa seperti ini.
“Para guru tidak hanya gigih bekerja sendiri, tapi juga bergerak secara kolektif demi menemukan solusi atas tantangan, demi menghasilkan inovasi belajar mengajar yang memudahkan,” jelasnya. Nadiem mengakui bahwa kemampuan para pendidik telah meningkat dalam kondisi krisis seperti sekarang ini. Ia berharap agar para guru tetap dapat berkreasi dan berinovasi menciptakan pengajaran yang maksimal.
Senada dengan Nadiem, Ketua Harian KNIU, Arief Rachman dalam pengantarnya juga menegaskan peran guru yang tidak sekadar memastikan tercapainya tujuan pendidikan dan pemenuhan target akademik dan nonakademik, tetapi juga memiliki tanggung jawab dalam memastikan keselamatan peserta didik secara fisik dan psikis. Pria yang akrab disapa Prof. Arief ini mengingatkan agar para guru tetap memprioritaskan fasilitasi terhadap pembelajaran siswa dengan senantiasa memberikan dukungan emosional bagi siswa, orang tua, dan juga keluarga.
“Guru harus dapat melakukan komunikasi dan mengembangkan kerja sama yang baik dengan kepala sekolah, orang tua, atau keluarga siswa untuk membangun kepercayaan dan mendukung proses pendidikan,” tegas Arief.
Kepada para peserta webinar, Arief Rachman juga membagikan pandangan mengenai kompetensi yang harus dimiliki guru di masa pandemi. Dimulai dengan kemampuan berinovasi dalam memanfaatkan bermacam digital tools, menyelenggarakan kelas daring, serta penerapan kurikulum yang memperkuat model multidisiplin dan kolaboratif dalam belajar mengajar.
Kemampuan yang harus dimiliki selanjutnya adalah menata ulang akuntabilitas dan menentukan metode dalam proses asesmen. Ketiga, kemampuan untuk menyelenggarakan pendidikan yang membantu siswa berkembang secara akademis, fisik dan psikis, dengan menyeimbangkan antara "old“ knowledge dengan mekanisme digital.
Arief Rachman juga mendorong agar guru memiliki kemampuan menyajikan pendidikan dan pengajaran yang merata, termasuk bagi yang paling rentan. Terakhir, guru perlu memiliki kemampuan berkomunikasi untuk menyinergikan pandangan dan visi proses pendidikan anak dengan kepala sekolah, termasuk orang tua atau keluarga. "Menuju masa depan dengan membangun sistem dan sekolah yang tangguh pasca pandemi. Maka kita harus mempersiapkan, memulihkan, merencanakan, melindungi, mengevaluasi para murid" tutup Arief. (Lutfia Sari/Prani Pramudita)
Sumber :
Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 2978 kali
Editor :
Dilihat 2978 kali