Majukan Literasi Daerah, Kemendikbud Giatkan Gerakan untuk Literasi Semesta (Geulis)  26 November 2020  ← Back

Jakarta, 25 November 2020 --- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) Gabungan dengan Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat RI (DPR RI) bersama Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT), Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), dan Perpustakaan Nasional (Perpusnas) secara virtual, Rabu (25/11). Rapat ini secara khusus membahas kolaborasi antarkementerian/lembaga (K/L) untuk meningkatan literasi di daerah.

Peningkatan literasi terus dilakukan Kemendikbud lewat berbagai kebijakan dan program. Pelaksana tugas (Plt.) Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan (Balitbangbuk), Kemendikbud, Totok Suprayitno mengungkapkan, upaya pemberantasan buta aksara dan angka rata-rata lama sekolah (RLS) di sebagian besar provinsi di Indonesia relatif baik.

“Sebanyak 28 provinsi kategori tinggi, dan enam provinsi kategori sangat tinggi. Ini menggembirakan,” ujar Totok.

Sementara itu, Totok mengakui akses kepada bahan literasi baik di sekolah maupun di masyarakat masih rendah. “Ada tiga provinsi kategori sedang, 16 provinsi kategori rendah, dan 15 provinsi kategori sangat rendah,” tuturnya.  

Ia menambahkan, kebiasaan membaca buku dan koran baik cetak maupun elektronik, serta kegiatan berkunjung ke perpustakaan dan taman baca masih rendah. “Ada tiga provinsi berada di kategori sedang, 29 provinsi di kategori rendah, dan dua provinsi di kategori sangat rendah,” ucapnya.

Peningkatan literasi membutuhkan kerja sama berbagai pihak terkait yang berwenang di bidangnya, seperti Kemenkominfo untuk membantu penyediaan sarana internet yang dapat membantu memudahkan masyarakat dalam mengakses bahan bacaan secara digital.
 
Mendukung hal tersebut, Direktur Jenderal (Dirjen) Aplikasi Informatika, Kemenkominfo, Semuel Abrijani Pangerapan mengungkapkan, program percepatan pembangunan internet akan sangat berguna menopang literasi digital masyarakat. “Pembangunan jaringan sampai ke semua desa harus kita selesaikan. Targetnya, semua desa akan punya jaringan internet taraf 4G pada 2022,” jelas Semuel.

Gerakan untuk Literasi Semesta, Upaya Kemendikbud Giatkan Literasi

Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemendikbud, Endang Aminudin Aziz menyampaikan capaian dan strategi inovasi Kemendikbud ke depan. Pada tahun 2021, kata Endang, total keseluruhan kegiatan yang dianggarkan untuk literasi sebesar Rp 99,73 miliar. Anggaran tersebut terdistribusi pada Sekretariat Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra, serta unit pelaksana teknis (UPT) Kemendikbud.

“Tiga kegiatan besar program tersebut adalah pencetakan buku-buku literasi, pengiriman buku-buku literasi ke daerah terdepan, terpencil, tertinggal (3T), dan monitoring dan evaluasi kegiatan,” jelas Endang.

Endang menambahkan, di tahun 2021, Kemendikbud melalui Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa akan meluncurkan uji coba “Gerakan untuk Literasi Semesta” (Geulis). Urusan literasi sudah menjadi perhatian banyak pihak. “Lewat Geulis, gerakan literasi kami tekankan berbasis masyarakat dan melibatkan tiga ranah pendidikan, yaitu keluarga, masyarakat, dan sekolah. Kami berharap bisa melibatkan semua pemangku kepentingan,” jelasnya.

Menurut Endang, Geulis merupakan wadah kegiatan literasi yang cocok karena terintegrasi dan menyentuh seluruh aspek. Ia bersyukur, pada sosialisasi awal yang dilakukan Kemendikbud di Provinsi Nusa Tenggara Barat, pemerintah terkait dan perpustakaan daerah mendukung kegiatan ini. “Mereka bersedia jadi mitra strategis untuk melaksanakan Geulis. Semua pihak nanti akan punya porsi masing-masing untuk menyelenggarakan Geulis,” jelas Endang.

Geulis akan menggiatkan penyediaan bahan pengayaan literasi melalui program penerjemahan. Terdapat 1500 karya literasi kelas dunia dari berbagai bahasa asing serta 750 karya sastra bahasa daerah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia. “Ini merangkuh dayung, dua tiga pulau terlampaui. Dengan penerjemahan, kita sekalian mengembangkan dan melestarikan bahasa daerah, karena penulis bahasa lokal akan kembali giat menulis dalam bahasanya,” jelas Endang.

Berdasarkan capaian Kemendikbud terkait bahan bacaan literasi tahun 2016-2020, telah terbit 748 judul buku. Sebanyak 20 buku telah diadaptasi menjadi komik, 361 diadaptasi ke dalam bentuk buku digital, dan 13 buku diadaptasi menjadi buku audio untuk penyandang disabilitas. Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa juga telah memberikan pelatihan bimbingan teknis kepada 1215 orang guru dan penggiat literasi.

“Untuk bahan bacaan literasi terjemahan, pada 2020 telah terkumpul 500 judul buku kelas dunia, dan target di 2021 – 2024 akan ada lima ribu judul. Buku-buku ini utamanya untuk konsumsi jenjang PAUD hingga SMA/SMK,” jelas Endang.

Sementara itu, Plt. Kepala Balitbang dan Perbukuan mengatakan, Kemendikbud telah memiliki sistem informasi ekosistem perbukuan pada situs resmi buku.kemdikbud.go.id yang dapat diakses guru, siswa, dan para penggiat literasi. Melalui situs ini, pengunjung bisa mengunduh dan mencetak buku-buku yang didaftarkan secara gratis untuk keperluan pembelajaran.

Anggota Komisi X DPR RI dari Partai Nasional Demokrat (Nasdem), Eva Stevany Rataba menyampaikan harapannya, agar K/L terkait dapat berkolaborasi dalam gerakan literasi. “Kementerian Desa PDTT, Kemendikbud, Kemendagri, Kemenkominfo, dan Perpusnas mohon kolaborasi anggaran untuk literasi. Masyarakat juga memberi masukan agar pembukaan taman baca diperbanyak untuk mereka,” tutur Eva.

Apresiasi terhadap gerakan literasi turut disampaikan Anggota Fraksi PDI Perjuangan, Agustina Wilujeng Pramestuti. “Paparan semua kementerian sangat luar biasa. Kami melihat literasi penting, namun dalam sepuluh tahun terakhir, kurang mendapatkan perhatian. Mari kita melihat komitmen dari berbagai kementerian pada 2021 nanti. Kami harap literasi merata di setiap daerah, dan kami sebagai Komisi X akan mengawasi dan mendengarkan suara masyarakat,” pungkas Agustina.



Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat   
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Laman: www.kemdikbud.go.id

Twitter: twitter.com/Kemdikbud_RI
Instagram: instagram.com/kemdikbud.ri
Facebook: facebook.com/kemdikbud.ri
Youtube: KEMENDIKBUD RI
Pertanyaan dan Pengaduan: ult.kemdikbud.go.id

#GerakanuntukLiterasiSemesta
#GEULIS
Sumber : Siaran Pers Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor : 378/sipres/A6/XI/2020

 


Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 1921 kali