Kemendikbud Resmi Luncurkan Kedaireka 13 Desember 2020 ← Back
Jakarta – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) telah resmi meluncurkan platform Kedaireka pada hari Sabtu (12/12/20). Kedaireka merupakan tempat perkawinan antara perguruan tinggi dan industri untuk melahirkan inovasi yang akan menjadi solusi bagi Indonesia. Platform ini merupakan tempat yang akan mempertemukan para pereka cipta/ilmuwan/akademisi dengan dunia usaha/industri. Peluncuran platform Kedaireka disiarkan secara langsung oleh TVRI dan melalui kanal Youtube Ditjen Dikti serta telekonferensi Zoom. Pada peluncuran ini Ditjen Dikti sekaligus mendapatkan rekor MURI kategori peserta perguruan tinggi terbanyak dari pertemuan daring melalui platform Zoom dan Youtube.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim mengatakan, pandemi Covid-19 memberikan banyak hikmah bagi dunia pendidikan Indonesia. Berbagai macam inovasi dan solusi tercipta di tengah keterbatasan, salah satunya platform Kedaireka.
“Kedaireka merupakan visi dari Kampus Merdeka yang merupakan wujud pembelajaran di perguruan tinggi yang otonom dan fleksibel sehingga tercipta kultur belajar yang inovatif, tidak mengekang, dan sesuai dengan kebutuhan mahasiswa,” ujar Nadiem saat acara peluncuran Kedaireka.
Nadiem melanjutkan, disinilah diperlukannya kolaborasi atau kerjasama antara sektor pendidikan dan sektor industri dalam menciptakan sebuah reka cipta sehingga dapat meningkatkan produksi dan distribusi di sektor domestik maupun global. Peran sektor pendidikan, khususnya perguruan tinggi yaitu sebagai pusat research and development bagi industri untuk mengembangkan teknologi baru.
Menurut Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Nizam, peluncuran platform Kedaireka ini dilakukan sebagai sarana informasi kepada masyarakat bahwa terdapat platform yang dapat menjembatani antara ilmuwan/akademisi/mahasiswa dengan industri/dunia usaha yang selama ini diperlukan. Hal ini dirasa penting agar dunia usaha dan pendidikan dapat berjalan beriringan dan akan saling menguntungkan.
“Kampus dan dunia usaha harus bersinergi dan membawa inovasi dari berbagai talenta. Oleh karena itu terciptalah platform Kedaireka,” pungkasnya.
Adapun platform resmi Kedaireka dibuat dalam membangun ekosistem Kampus Merdeka dengan harapan akan menjadi wadah kolaborasi nyata, pertemuan antara perguruan tinggi dengan dunia industri sebelum mengajukan hibah matching fund.
Nizam menjelaskan, matching fund merupakan bantuan dana yang diberikan untuk melengkapi atau memperkuat sebuah program hilirasi karya reka cipta perguruan tinggi dengan industri atau investor. Adanya potensi dan peluang yang besar serta kebutuhan dunia industri atas hasil reka cipta perguruan tinggi harus dimanfaatkan sebaik mungkin. Saat ini, total dari matching fund yang tersedia sebanyak 250 miliar.
Pada kesempatan yang sama, Staf Ahli Bidang Keuangan dan Pengembangan UMKM, Kementerian BUMN, Loto Srinaita Ginting menganggap bahwa Kedaireka sejalan dengan prioritas yang dimiliki oleh Kementerian BUMN yang menekankan adanya inovasi baik di bidang bisnis maupun teknologi.
“Dari BUMN ada banyak harapan karena kami diminta untuk meningkatkan nilai ekonomi dan juga dampak BUMN untuk Indonesia. Tentunya bidang yang saat ini menjadi prioritas diantaranya ketahanan energi, ketahanan pangan, dan kesehatan. Semoga tiga bidang ini bisa didukung melalui platform ini,” ungkapnya.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Taufik Madjid mengatakan peningkatan sumber daya manusia mendorong perekonomian masyarakat dengan melibatkan perguruan tinggi dan industri dengan harapan inovasi dapat membantu masyarakat desa dari hasil kolaborasi bersama.
“Mudah-mudahan dengan platform Kedaireka ini bisa melahirkan kreasi dan mendorong inovasi untuk mempercepat, mengakselerasi pembangunan desa guna memperkuat pembangunan terutama di masa pandemi ini, sekaligus memulihkan perekonomian yang kita mulai di daerah pedesaan,” katanya.
Sebagai perwakilan industri, Direktur SDM Pertamina, Koeshartanto menyampaikan dari pihak industri menyambut gembira adanya Kedaireka sebagai media yang mempertemukan perguruan tinggi, dunia usaha dan industri ini.
“Saat ini berbagai industri khususnya di Pertamina sedang fokus mengembangkan energi baru dan terbarukan, dan membutuhkan inovasi-inovasi terbaru serta sumber daya manusia yang unggul dan kompeten. Sejalan dengan itu semua, tentunya riset, inovasi, dan teknologi menjadi bagian yang tidak bisa dipisahkan dari industri,” ujarnya.
Kedaireka yang dibangun sebagai implementasi dari kontribusi visi Kampus Merdeka akan memberikan manfaat dan kesejahteraan masyarakat melalui karya cipta anak negeri dalam semangat membangun kemandirian bangsa. Kedaireka merupakan akronim Kedaulatan Indonesia dalam Reka Cipta. Reka cipta merupakan sebuah upaya revitalisasi dan aktualisasi terhadap sebuah karya, agar kebermanfaatannya dapat dirasakan oleh semua elemen secara efisien dan efektif.
Tidak hanya berskala nasional, melalui Kedaireka para inovator/pereka cipta dari perguruan tinggi dapat berkolaborasi juga dengan pihak internasional, yang ditandai melalui penandatanganan Memorandum of Cooperation dengan Kementerian Dalam Negeri dan Komunikasi Jepang. Setelah digelar peluncuran platform Kedaireka, diharapkan akan segera tercipta hubungan timbal balik dan dapat terjalin sinergi yang baik antara perguruan tinggi dan industri dalam membangun ekosistem reka cipta di Indonesia sebagai implementasi Kampus Merdeka.
Selain platform Kedaireka, dalam kesempatan tersebut juga diluncurkan Buku Bunga Rampai Reka Cipta Indonesia yang merupakan hasil kolaborasi pentahelix antara pemerintah, perguruan tinggi, industri, media dan masyarakat. Kolaborasi ini diharapakan dapat memberikan dampak positif yang besar bagi masyarakat sehingga mempercepat proses pemulihan kehidupan sosial ekonomi budaya bangsa Indonesia.
Pada sesi ke-2 acara dilanjutkan dengan pendaftaraan massal oleh perguruan tinggi dan industri dalam platform Kedaireka, serta pembagian doorprize untuk peserta yang beruntung pada acara peluncuran platform Kedaireka. Adapun peluncuran platform Kedaireka ini didukung oleh Institut Komunikasi dan Bisnis LSPR (IKB LSPR), Universitas Gunadarma (Gundar), Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI), Universitas Padjadjaran (UNPAD), Universitas Syiah Kuala, dan Institut Pertanian Bogor (IPB).
Hadir pula dalam acara ini secara virtual Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaam Ainun Na’im, Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Paristiyanti Nurwardani, Ketua Forum Rektor Indonesia Arif Satria, pimpinan perguruan tinggi, dan seluruh civitas akademika di Indonesia.
Humas dan Tim Akselerasi Reka Cipta Ditjen Dikti
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Sumber :
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim mengatakan, pandemi Covid-19 memberikan banyak hikmah bagi dunia pendidikan Indonesia. Berbagai macam inovasi dan solusi tercipta di tengah keterbatasan, salah satunya platform Kedaireka.
“Kedaireka merupakan visi dari Kampus Merdeka yang merupakan wujud pembelajaran di perguruan tinggi yang otonom dan fleksibel sehingga tercipta kultur belajar yang inovatif, tidak mengekang, dan sesuai dengan kebutuhan mahasiswa,” ujar Nadiem saat acara peluncuran Kedaireka.
Nadiem melanjutkan, disinilah diperlukannya kolaborasi atau kerjasama antara sektor pendidikan dan sektor industri dalam menciptakan sebuah reka cipta sehingga dapat meningkatkan produksi dan distribusi di sektor domestik maupun global. Peran sektor pendidikan, khususnya perguruan tinggi yaitu sebagai pusat research and development bagi industri untuk mengembangkan teknologi baru.
Menurut Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Nizam, peluncuran platform Kedaireka ini dilakukan sebagai sarana informasi kepada masyarakat bahwa terdapat platform yang dapat menjembatani antara ilmuwan/akademisi/mahasiswa dengan industri/dunia usaha yang selama ini diperlukan. Hal ini dirasa penting agar dunia usaha dan pendidikan dapat berjalan beriringan dan akan saling menguntungkan.
“Kampus dan dunia usaha harus bersinergi dan membawa inovasi dari berbagai talenta. Oleh karena itu terciptalah platform Kedaireka,” pungkasnya.
Adapun platform resmi Kedaireka dibuat dalam membangun ekosistem Kampus Merdeka dengan harapan akan menjadi wadah kolaborasi nyata, pertemuan antara perguruan tinggi dengan dunia industri sebelum mengajukan hibah matching fund.
Nizam menjelaskan, matching fund merupakan bantuan dana yang diberikan untuk melengkapi atau memperkuat sebuah program hilirasi karya reka cipta perguruan tinggi dengan industri atau investor. Adanya potensi dan peluang yang besar serta kebutuhan dunia industri atas hasil reka cipta perguruan tinggi harus dimanfaatkan sebaik mungkin. Saat ini, total dari matching fund yang tersedia sebanyak 250 miliar.
Pada kesempatan yang sama, Staf Ahli Bidang Keuangan dan Pengembangan UMKM, Kementerian BUMN, Loto Srinaita Ginting menganggap bahwa Kedaireka sejalan dengan prioritas yang dimiliki oleh Kementerian BUMN yang menekankan adanya inovasi baik di bidang bisnis maupun teknologi.
“Dari BUMN ada banyak harapan karena kami diminta untuk meningkatkan nilai ekonomi dan juga dampak BUMN untuk Indonesia. Tentunya bidang yang saat ini menjadi prioritas diantaranya ketahanan energi, ketahanan pangan, dan kesehatan. Semoga tiga bidang ini bisa didukung melalui platform ini,” ungkapnya.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Taufik Madjid mengatakan peningkatan sumber daya manusia mendorong perekonomian masyarakat dengan melibatkan perguruan tinggi dan industri dengan harapan inovasi dapat membantu masyarakat desa dari hasil kolaborasi bersama.
“Mudah-mudahan dengan platform Kedaireka ini bisa melahirkan kreasi dan mendorong inovasi untuk mempercepat, mengakselerasi pembangunan desa guna memperkuat pembangunan terutama di masa pandemi ini, sekaligus memulihkan perekonomian yang kita mulai di daerah pedesaan,” katanya.
Sebagai perwakilan industri, Direktur SDM Pertamina, Koeshartanto menyampaikan dari pihak industri menyambut gembira adanya Kedaireka sebagai media yang mempertemukan perguruan tinggi, dunia usaha dan industri ini.
“Saat ini berbagai industri khususnya di Pertamina sedang fokus mengembangkan energi baru dan terbarukan, dan membutuhkan inovasi-inovasi terbaru serta sumber daya manusia yang unggul dan kompeten. Sejalan dengan itu semua, tentunya riset, inovasi, dan teknologi menjadi bagian yang tidak bisa dipisahkan dari industri,” ujarnya.
Kedaireka yang dibangun sebagai implementasi dari kontribusi visi Kampus Merdeka akan memberikan manfaat dan kesejahteraan masyarakat melalui karya cipta anak negeri dalam semangat membangun kemandirian bangsa. Kedaireka merupakan akronim Kedaulatan Indonesia dalam Reka Cipta. Reka cipta merupakan sebuah upaya revitalisasi dan aktualisasi terhadap sebuah karya, agar kebermanfaatannya dapat dirasakan oleh semua elemen secara efisien dan efektif.
Tidak hanya berskala nasional, melalui Kedaireka para inovator/pereka cipta dari perguruan tinggi dapat berkolaborasi juga dengan pihak internasional, yang ditandai melalui penandatanganan Memorandum of Cooperation dengan Kementerian Dalam Negeri dan Komunikasi Jepang. Setelah digelar peluncuran platform Kedaireka, diharapkan akan segera tercipta hubungan timbal balik dan dapat terjalin sinergi yang baik antara perguruan tinggi dan industri dalam membangun ekosistem reka cipta di Indonesia sebagai implementasi Kampus Merdeka.
Selain platform Kedaireka, dalam kesempatan tersebut juga diluncurkan Buku Bunga Rampai Reka Cipta Indonesia yang merupakan hasil kolaborasi pentahelix antara pemerintah, perguruan tinggi, industri, media dan masyarakat. Kolaborasi ini diharapakan dapat memberikan dampak positif yang besar bagi masyarakat sehingga mempercepat proses pemulihan kehidupan sosial ekonomi budaya bangsa Indonesia.
Pada sesi ke-2 acara dilanjutkan dengan pendaftaraan massal oleh perguruan tinggi dan industri dalam platform Kedaireka, serta pembagian doorprize untuk peserta yang beruntung pada acara peluncuran platform Kedaireka. Adapun peluncuran platform Kedaireka ini didukung oleh Institut Komunikasi dan Bisnis LSPR (IKB LSPR), Universitas Gunadarma (Gundar), Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI), Universitas Padjadjaran (UNPAD), Universitas Syiah Kuala, dan Institut Pertanian Bogor (IPB).
Hadir pula dalam acara ini secara virtual Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaam Ainun Na’im, Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Paristiyanti Nurwardani, Ketua Forum Rektor Indonesia Arif Satria, pimpinan perguruan tinggi, dan seluruh civitas akademika di Indonesia.
Humas dan Tim Akselerasi Reka Cipta Ditjen Dikti
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Sumber :
Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 7117 kali
Editor :
Dilihat 7117 kali