Dirjen Dikti Apresiasi GeNose C19 Hasil Inovasi Karya Anak Bangsa 15 Januari 2021 ← Back
Jakarta – Dalam penanganan kasus Covid-19 di Indonesia diperlukan langkah cepat untuk penanggulangan virus dengan strategi dan kebijakan dalam upaya menekan penyebaran kasus, mengurangi dan meniadakan risiko secara optimal serta menyeluruh. Hal tersebut dilakukan dengan menekan kasus secara akurat dan tepat serta dengan harga yang terjangkau dengan program 4T (Testing, Tracing, Tracking dan Treatment) untuk mencegah meluasnya penularan Covid-19.
GeNose C19 yang merupakan alat pendeteksi Covid-19 buatan para ahli dari Universitas Gadjah Mada (UGM) pada 24 Desember 2020 lalu secara resmi telah mendapatkan izin edar dari Kementerian Kesehatan. Pada Jumat (15/01/2021) diadakan konferensi pers produk pengembangan dan inovasi GeNose untuk memberikan sosialisasi kepada masyarakat mengenai pengenalan alat GeNose C19 oleh Kemenristek/BRIN.
Pada kesempatan tersebut, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Kemendikbud, Nizam mengapresiasi para ahli dari UGM yang telah menciptakan adanya GeNose C19 dalam menangani kasus pandemi di Indonesia yang telah teruji secara klinis dan siap diproduksi.
“Selama masa pandemi ini perguruan tinggi kita sangat sigap di dalam menanggapi tantangan selama masa pandemi. Banyak sekali karya yang dihasilkan oleh perguruan tinggi dan tidak hanya sekadar karya yang berakhir pada aplikasi tapi karya yang menghilir pada produksi,"ujar Nizam.
Dirjen Dikti pun mengimbau dan mendorong perguruan tinggi untuk memfokuskan riset pada bidang-bidang yang terkait dengan pandemi baik melalui riset sosial, ekonomi dan tentu saja di bidang kesehatan dan teknologi engineering.
Salah satu upaya dalam mempercepat penanganan kasus Covid-19 dengan memberikan dorongan dan harapan agar Indonesia mampu bersaing dengan negara lain. GeNose C19 dapat mempercepat tracing dan tracking dengan mendeteksi keberadaan virus melalui hembusan nafas di orofaring atau tenggorokan melalui metabolisme VOC (Volatile Organic Compounds) yang terbentuk karena adanya infeksi Covid – 19 yang keluar bersama dengan hembusan nafas kedalam kantong khusus. Hanya dalam hitungan cepat, sesaat seseorang setelah bernafas dengan sensitifitas 90%, spesifitas 96%, akurasi 93% dengan PPV 88% dan NPV 95%.
Alat pendeteksi virus GeNose C19 ini dapat segera di rilis pada bulan Februari sebanyak 3000 unit dengan dibandrol harga 62 juta per unit. Alat ini diharapkan dapat membantu penanganan kasus Covid-19 yang ada di Indonesia sehingga dapat segera tersebar ke seluruh Puskemas di Indonesia.
(YH/DZI/FH/DH/NH)
Humas Ditjen Dikti
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Sumber :
GeNose C19 yang merupakan alat pendeteksi Covid-19 buatan para ahli dari Universitas Gadjah Mada (UGM) pada 24 Desember 2020 lalu secara resmi telah mendapatkan izin edar dari Kementerian Kesehatan. Pada Jumat (15/01/2021) diadakan konferensi pers produk pengembangan dan inovasi GeNose untuk memberikan sosialisasi kepada masyarakat mengenai pengenalan alat GeNose C19 oleh Kemenristek/BRIN.
Pada kesempatan tersebut, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Kemendikbud, Nizam mengapresiasi para ahli dari UGM yang telah menciptakan adanya GeNose C19 dalam menangani kasus pandemi di Indonesia yang telah teruji secara klinis dan siap diproduksi.
“Selama masa pandemi ini perguruan tinggi kita sangat sigap di dalam menanggapi tantangan selama masa pandemi. Banyak sekali karya yang dihasilkan oleh perguruan tinggi dan tidak hanya sekadar karya yang berakhir pada aplikasi tapi karya yang menghilir pada produksi,"ujar Nizam.
Dirjen Dikti pun mengimbau dan mendorong perguruan tinggi untuk memfokuskan riset pada bidang-bidang yang terkait dengan pandemi baik melalui riset sosial, ekonomi dan tentu saja di bidang kesehatan dan teknologi engineering.
Salah satu upaya dalam mempercepat penanganan kasus Covid-19 dengan memberikan dorongan dan harapan agar Indonesia mampu bersaing dengan negara lain. GeNose C19 dapat mempercepat tracing dan tracking dengan mendeteksi keberadaan virus melalui hembusan nafas di orofaring atau tenggorokan melalui metabolisme VOC (Volatile Organic Compounds) yang terbentuk karena adanya infeksi Covid – 19 yang keluar bersama dengan hembusan nafas kedalam kantong khusus. Hanya dalam hitungan cepat, sesaat seseorang setelah bernafas dengan sensitifitas 90%, spesifitas 96%, akurasi 93% dengan PPV 88% dan NPV 95%.
Alat pendeteksi virus GeNose C19 ini dapat segera di rilis pada bulan Februari sebanyak 3000 unit dengan dibandrol harga 62 juta per unit. Alat ini diharapkan dapat membantu penanganan kasus Covid-19 yang ada di Indonesia sehingga dapat segera tersebar ke seluruh Puskemas di Indonesia.
(YH/DZI/FH/DH/NH)
Humas Ditjen Dikti
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Sumber :
Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 4055 kali
Editor :
Dilihat 4055 kali